Antisipasi Penularan Virus, Perpustakaan Banyumas Sediakan Alat Sterilisasi Buku
Alat sterilisasi buku disediakan di Perpustakaan Daerah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Buku dihangatkan dan disinari ultraviolet untuk mencegah penyebaran virus korona baru.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Banyumas menyediakan tempat sterilisasi buku atau dropbox karantina buku untuk mencegah penyebaran virus korona jenis baru. Layanan ini disediakan sebagai bagian dari penerapan protokol kesehatan di ruang publik.
”Buku yang datang, karena kami khawatir menjadi media penyebaran, akan dikarantina 1 x 24 jam di dalam kotak ini. Harapannya virus bisa mati,” kata pustawakan Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Banyumas Fuad Zein Arifin, di Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, Selasa (16/6/2020).
Fuad menyampaikan, alat sterilisasi ini terdiri dari enam rak yang masing-masing bisa menampung 14 buku. Total kapasitas alat ini mencapai 84 buku. Di dalam kotak itu, buku-buku akan dihangatkan dengan lima unit lampu selama 24 jam dengan suhu stabil mencapai 40 derajat celsius.
”Kemudian perlakuan kedua adalah dengan penyinaran ultraviolet selama 5-10 menit,” tuturnya.
Menurut Fuad, penyinaran ultraviolet dilakukan pada sore atau malam hari ketika para pegawai sudah pulang sehingga mengurangi risiko pemaparan terhadap manusia. ”Kami khawatir terjadi radiasi dan kena manusia. Harapannya virus mati terkena sinar ultraviolet,” ujarnya.
Tempat karantina buku yang terbuat dari besi ini didesain khusus untuk buku. Tinggi alat ini 130 sentimeter dengan lebar kedua sisi masing-masing 75 sentimeter. Biaya pembuatan satu unit rak mencapai Rp 2 juta. Setiap rak terdapat palang dari besi tipis yang bisa dipakai untuk menggantung buku pada posisi terbuka ke bawah.
Penyinaran ultraviolet dilakukan pada sore atau malam hari ketika para pegawai sudah pulang sehingga mengurangi risiko pemaparan terhadap manusia.
”Buku tidak ditumpuk supaya sinar dan suhu hangat bisa masuk ke dalam buku,” ujarnya.
Kepala Bidang Perpustakaan Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Banyumas Susetya Dwiningsih menambahkan, selain menyediakan tempat sterilisasi buku, perpustakaan yang memiliki koleksi 59.045 buku dengan jumlah anggota 17.852 orang ini juga membatasi jumlah pengunjung. Dalam kondisi normal, perpustakaan ini bisa menampung 100 orang, tetapi sekarang dibatasi hanya 30 orang.
Bupati Banyumas Achmad Husein menyampaikan, meski Banyumas masuk kategori zona hijau atau zona dengan risiko rendah, pihaknya mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada dan hati-hati.
”Sesungguhnya Banyumas masih menyisakan persoalan yang harus diselesaikan sebagai berikut. Satu, kluster Gowa (Ijtima Ulama Gowa). Dari 36 yang terkonfirmasi positif, 34 orang sembuh sehingga masih ada dua orang yang belum sembuh,” katanya.
Meski Banyumas masuk kategori zona hijau atau zona dengan risiko rendah, pihaknya mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada dan hati-hati.
Husein melanjutkan, persoalan lain adalah kluster Desa Sokawera, Desa Tipar Kidul, serta Desa Kebasen. Dia menyebut, dua persoalan itu mesti diselesaikan terlebih dulu sebelum benar-benar mengembalikan aktivitas di ruang publik.
”Kalau bisa diselesaikan dengan baik, kita bisa berlega hati, kita sudah zona hijau. Meski demikian, kita harus patuhi protokol dan hati-hati. Masyarakat Banyumas sangat dinamis, banyak yang datang dan juga pergi ke Jakarta sebagai zona merah,” tuturnya.
Hingga saat ini, di Banyumas terdapat jumlah pasien positif Covid-19 sebanyak 70 orang. Dari jumlah itu, 58 orang sembuh, 8 orang dirawat, dan 4 orang meninggal. Selain itu, total pasien dalam pengawasan tercatat 342 orang dan 2.314 orang dalam pemantauan.