Badan usaha milik desa berpotensi dioptimalkan perannya dalam menanggulangi dampak ekonomi Covid-19.
Oleh
Wilibrordus Megandika Wicaksono
·2 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — Peran badan usaha milik desa atau BUMDes berpotensi dioptimalkan untuk menanggulangi dampak ekonomi Covid-19. Kerja sama antar-BUMDes juga dapat mengembangkan kehidupan sosial masyarakat yang lebih baik.
Hal itu terungkap dalam diskusi Webinar yang digelar LPPM Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto dengan tema ”Pemberdayaan Masyarakat Desa melalui BUMDes menuju Desa Mandiri Sejahtera” di Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, Senin (15/6/2020).
”BUMDes dapat berperan sebagai lembaga sosial dalam membantu upaya-upaya penanganan dampak Covid-19 kepada warga desa,” kata pengajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, Slamet Rosyadi, yang menjadi narasumber dalam diskusi itu. Upaya itu, misalnya, menyediakan paket-paket sembako bagi warga yang terdampak Covid-19.
Slamet menyampaikan, dari pengalaman tim mendampingi BUMDes di Desa Cidora dan Desa Besuki, Kecamatan Lumbir, Banyumas, pemegang kepentingan dapat berkolaborasi dengan BUMDes untuk berperan dalam mengurangi dampak ekonomi Covid-19. ”Berbagai potensi yang ada di desa, seperti beras dan telur, dapat dioptimalkan dalam paket-paket bantuan sembako. Dengan cara semacam ini, potensi ekonomi desa dapat dioptimalkan sehingga dapat menggerakkan perekonomian desa,” katanya.
Berbagai potensi yang ada di desa, seperti beras dan telur, dapat dioptimalkan dalam paket-paket bantuan sembako.
Kikis Kirwono, pegiat BUMDes Bersama dari Desa Kebasen, Banyumas, yang juga menjadi narasumber, menyampaikan, kerja sama antardesa yang tergabung dalam BUMDes Bersama dapat memperluas skala usaha dan pelayanan kepada masyarakat. Contohnya, dalam BUMDes bersama tergabung 25 desa yang sama-sama memenuhi kebutuhan beras di dua rumah sakit di Banyumas.
”Kalau awalnya dulu orang berpikir mengurusi BUMDes saja susah, untuk apa BUMDes Bersama. Justru sekarang kita balik, kita BUMDes Bersama dulu untuk mendapatkan proyek besar, baru kita besarkan BUMDes. Usaha BUMDes akan terpapar jika kita bersama. Intinya kita tidak bisa sendiri,” kata Kikis.
Pengajar di Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, Sri Hartini, yang juga pemateri dalam diskusi, menambahkan, masyarakat desa juga bisa mendapatkan pembinaan lewat Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Unsoed. Transfer ilmu pengetahuan dan pemetaan potensi desa menjadi langkah utama pembinaan. ”Pembangunan desa harus berbasis masyarakat setempat, sumber daya setempat, dan pembangunan itu harus berkelanjutan,” kata Hartini.
Salah satu desa binaan yang didampingi Unsoed adalah Desa Kemawi di Kecamatan Somagede, Banyumas. ”Di desa ini banyak buah pala, tetapi yang dimanfaatkan baru bijinya saja. Kami melakukan pendampingan bersama warga desa mengolah daging juga kulitnya untuk dijadikan sirup,” katanya.
Dalam konteks pencegahan Covid-19, lanjut Hartini, Universitas Jenderal Soedirman, selain melakukan sosialisasi dan edukasi, juga memberikan bantuan kepada masyarakat desa melalui desa-desa yang telah menjadi binaannya sejak 2012.
Bantuan itu misalnya berupa sarana cuci tangan, pelatihan membuat masker, serta penyemprotan disinfektan.