Protokol Kesehatan Belum Sepenuhnya Dijalankan di Pontianak
Sektor perdagangan dan jasa di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, sudah dibuka sejak pekan lalu dengan protokol kesehatan. Sosialisasi protokol kesehatan perlu terus dilakukan karena belum sepenuhnya dijalankan.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·3 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Protokol kesehatan belum sepenuhnya dijalankan di sejumlah lokasi di Kota Pontianak, Kalimantan Barat. Oleh karena itu, sosialisasinya harus terus dilakukan agar masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan dan tidak keliru memahami konsep normal baru.
Sejak pekan lalu, sektor perdagangan dan jasa di Kota Pontianak sudah beroperasi lagi dengan syarat menjalankan protokol kesehatan. Pemkot Pontianak telah menyosialisasikan surat edarannya untuk sektor perdagangan dan jasa kepada pelaku usaha. Pemilik usaha, karyawan, dan masyarakat diminta mematuhi protokol kesehatan itu.
Namun, berdasarkan pantauan Kompas, di sejumlah tempat di Pontianak, Senin (15/6/2020), protokol kesehatan belum sepenuhnya dilaksanakan. Di warung, misalnya, sudah disediakan tempat cuci tangan, tetapi warga masih belum disiplin menjaga jarak. Ada juga warga yang tidak menggunakan masker. Masker hanya disimpan di kantong celana atau tidak dipakai sebagaimana mestinya.
Aparat gabungan kerap mengingatkan masyarakat dan pemilik warung agar menjalankan protokol kesehatan, misalnya selalu menggunakan masker. Saat diingatkan, warga beralasan masker disimpan di kantong celana.
Meski demikian, ada juga masyarakat yang sudah menjalankan protokol kesehatan. Pemilik usaha warung, misalnya, ada yang berinovasi dan menjalankan protokol kesehatan dengan menggunakan plastik pembatas di meja. Kemudian, di mal dan swalayan, ada tempat cuci tangan dan pemeriksaan suhu tubuh bagi konsumen di pintu masuk serta diwajibkan menggunakan masker.
Kepala Departemen Kedokteran Komunitas di Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura Pontianak Agus Fitriangga menuturkan, masyarakat hendaknya teredukasi dengan baik terkait normal baru. Apalagi, saat ini, sebetulnya baru dalam proses transisi ke normal baru.
Edukasi tersebut menyangkut bagaimana protokol kesehatan yang harus disiapkan. Ada warga yang menganggap kondisi saat ini sudah bebas protokol Covid-19. ”Pihak terkait harus mengingatkan kembali masyarakat, apa saja protokol kesehatan yang harus dijalankan. Minimal jaga jarak, menggunakan masker, dan mencuci tangan benar-benar diterapkan secara ketat,” ujar Agus.
Salah satu protokol kesehatan yang harus ditaati pelaku usaha perdagangan dan jasa adalah pemeriksaan suhu tubuh. Namun, di warung kopi, misalnya, protokol itu belum ada. Pemeriksaan suhu tubuh hanya ada di tempat tertentu, seperti mal dan pusat perbelanjaan.
”Hal itu terjadi karena masyarakat belum teredukasi dengan baik. Belum lagi, ada informasi yang beredar di masyarakat bahwa Covid-19 tidak ada,” ungkap Agus.
Agus menuturkan, angka reproduksi efektif (Rt) merupakan aspek penting yang menjadi pertimbangan dalam menentukan pelonggaran. Angka Rt Kota Pontianak hingga 29 Mei sebesar 0,89. Angka terakhir hingga 6 Juni masih di bawah 1. Hal itu kemungkinan yang dijadikan pertimbangan pemerintah melakukan pelonggaran selain pertimbangan ekonomi dan lainnya. Namun, angka ini bukan angka pasti. Oleh karena itu, protokol kesehatan harus tetap dijalankan.
”Nilai Rt masih bisa diperdebatkan juga apakah memang benar-benar turun ataukah tingkat kasus sembuh tinggi. Atau memang, hasil pemeriksaan laboratorium terlambat keluar. Angka Rt bisa saja belum angka final karena hasil laboratorium belum keluar,” ujar Agus.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak Sidiq Handanu menuturkan, sosialisasi mengenai protokol kesehatan terus dilakukan Gugus Tugas Kota Pontianak dalam hal ini tim gabungan. Ke depan, mestinya sudah pada tahap pengawasan dan ada sanksi sesuai surat edaran yang sudah disosialisasikan beberapa hari lalu.
Jangan kebablasan
Gubernur Kalbar Sutarmidji mengingatkan masyarakat di Kalbar secara umum jangan sampai kebablasan saat normal baru diberlakukan. Normal baru adalah perubahan perilaku untuk tetap menjalankan aktivitas dengan penerapan protokol kesehatan.
Untuk sekolah di Kalbar, misalnya, harus dipersiapkan betul-betul protokol kesehatannya. Bahkan, tahun ajaran baru pada Juli belum tentu sudah siap. Tidak menutup kemungkinan belajar di rumah akan terus berlangsung hingga sekolah benar-benar siap menjalankan protokol kesehatan.
Hingga Senin pukul 07.00, data kumulatif di Kalbar terdapat 268 kasus positif Covid-19. Sebanyak 159 orang di antaranya sembuh, 11 orang dirawat, 94 orang diisolasi ketat, dan 4 orang meninggal dunia.