Kapasitas dan Pergerakan Pengunjung Pasar Tradisional di Kota Yogyakarta Diatur
Kapasitas dan alur pergerakan pengunjung pasar tradisional di Kota Yogyakarta akan diatur. Pengaturan bertujuan untuk memastikan jaga jarak fisik diterapkan sehingga mampu mencegah terjadinya penularan di ruang itu.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Kota Yogyakarta akan mengatur kapasitas dan alur pergerakan pengunjung dalam pasar tradisional di wilayah tersebut. Pengaturan dilakukan untuk memastikan jaga jarak fisik diterapkan sehingga mampu mencegah penularan pada ruang publik. Penyemprotan disinfektan untuk sterilisasi pasar juga terus dilakukan secara berkala.
”Ini akan kami lakukan ke semua (pasar tradisional). Saat ini, kami mengutamakan pasar-pasar yang representatif untuk ditata, khususnya pasar yang tingkat kepadatannya cukup tinggi dan punya risiko cukup besar. Salah satu di antaranya harus membuat alur supaya aman bagi semuanya,” kata Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi di kompleks Balai Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin (15/6/2020).
Terkini, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Yogyakarta tengah menyusun alur pergerakan pengunjung di Pasar Kranggan. Pasar tersebut ditutup selama tiga hari mulai Minggu (14/6/2020) hingga Selasa (16/6/2020). Selama penutupan itu, dilakukan penyemprotan disinfektan setiap harinya sambil menyusun alur pergerakan pengunjung.
Heroe menyampaikan, penyemprotan disinfektan itu merupakan program rutin setiap bulan bergantung kesepakatan antara pengelola pasar dan pedagang. Namun, biasanya, penyemprotan hanya dilakukan dalam waktu satu hari saja. Aktivitas pasar diliburkan selama penyemprotan.
Heroe mengungkapkan, perlakuan terhadap Pasar Kranggan agak berbeda. Ini berkaitan dengan adanya laporan pasien positif asal Gunung Kidul yang diketahui berprofesi sebagai pemasok ikan. Pasar Kranggan termasuk salah satu pasar yang dipasok ikan oleh pasien tersebut.
”Maka, tidak hanya penyemprotan, tetapi juga penataan. Ini upaya kami agar tidak menjadi penyebaran. Mau tidak mau, Pasar Kranggan harus kami sterilkan sampai betul-betul yakin bahwa nanti kondisinya lebih baik,” kata Heroe.
Heroe mengatakan, bentuk penataan itu nantinya berupa pemasangan penanda khusus agar pengunjung pasar bisa menjaga jarak. Pemasangan penanda disertai mekanisme keluar masuk pengunjung yang memastikan jaga jarak fisik bisa diterapkan.
”Sekarang, yang coba dilakukan adalah mengatur flow jumlah kapasitas maksimal pada suatu zona. Jadi, pasar nanti dibagi beberapa zona. Setiap zona itu berapa kapasitasnya. Ini sedang kami susun mekanismenya,” kata Heroe.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Yogyakarta Yunianto Dwisutono menjelaskan, alur pergerakan keluar masuk pengunjung pasar itu tidak bisa disamakan setiap pasar. Setiap pasar harus punya pengaturannya sendiri. Untuk itu, mekanisme akan disusun secara bertahap dari satu pasar ke pasar lain.
”Kami punya 30 pasar. Penerapan physical distancing itu harus mempertimbangkan kondisi kepadatan pasar. Sistem yang diterapkan di satu pasar tentu akan berbeda dengan pasar lain. Kami juga cari formulasi bagaimana menertibkan yang berjualan di luberan (tumpahan) pasar,” kata Yunianto.
Ia menambahkan, dalam mengantisipasi penularan antardaerah, pihaknya juga meminta pemasok produk dagangan pasar dari luar kota untuk membawa surat keterangan sehat. Pemasok tersebut juga harus dipastikan dalam kondisi sehat.
Selain itu, data diri dari para pemasok produk juga akan diminta guna mempermudah penelusuran jika terjadi kasus penularan. Pihaknya memastikan akan ada petugas pasar yang selalu bersiap mengawasi para pemasok.