Seekor Harimau Sumatera Muda Masuk Perangkap di Kabupaten Solok
Satu ekor dari tiga ekor harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) yang meresahkan warga di Kabupaten Solok, Sumatera Barat, tertangkap. Diduga, masih ada dua ekor lainnya di sekitar lokasi penangkapan.
Oleh
yola sastra
·2 menit baca
PADANG, KOMPAS — Satu dari tiga ekor harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) yang meresahkan warga di Kabupaten Solok, Sumatera Barat, tertangkap. Harimau itu kini menjalani rehabilitasi di Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya. Petugas masih memasang perangkap untuk menangkap harimau lainnya.
Kepala Resor Konservasi Wilayah Solok Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Barat Afrilius, Minggu (14/6/2020), mengatakan, harimau tertangkap Sabtu (13/6/2020) siang. Harimau masuk ke dalam perangkap yang dipasang petugas di ladang warga dalam area penggunaan lain (APL) di Nagari Gantuang Ciri, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok, sejak Selasa (9/6/2020).
”Sabtu sekitar pukul 08.00, belum ada. Menurut rencana, sekitar pukul 12.00 kami hendak memindahkan perangkap ke tempat harimau itu memangsa babi hutan sehari sebelumnya. Namun, ketika hendak dipindahkan, harimaunya sudah ada di dalam,” kata Afrilius ketika dihubungi dari Padang, Minggu pagi.
Sebelumnya, dua-tiga ekor harimau sumatera (diperkirakan induk dan dua anak) berulang kali masuk ke perladangan dan meresahkan warga, sejak 7 Mei 2020. Tidak hanya di Nagari Gantuang Ciri, harimau-harimau itu juga menampakkan diri atau terlihat jejaknya di Nagari Jawi-Jawi dan Nagari Koto Gaek, Kecamatan Gunung Talang.
Lokasi perladangan warga yang berada di APL berdekatan dengan Hutan Lindung Bukit Barisan dan Suaka Margasatwa Barisan. Dua lokasi ladang tempat harimau menampakkan diri bahkan sudah masuk kawasan hutan lindung dan suaka margasatwa (Kompas.id, 10/6/2020).
Menurut Afrilius, harimau yang tertangkap kemungkinan salah satu anak dari tiga harimau. Harimau itu berjenis kelamin betina berusia sekitar 1,5 tahun dan panjang sekitar 1 meter. Ketika tertangkap, kondisinya sehat.
Harimau itu, kata Afrilius, sudah dievakuasi ke Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya (PR-HSD) di Kabupaten Dharmasraya, Sumbar. Harimau perlu menjalani rehabilitasi karena biasanya akan merasa stres ketika tertangkap dan dievakuasi.
Harimau yang tertangkap kemungkinan salah satu anak dari tiga ekor. Harimau itu berjenis kelamin betina berusia sekitar 1,5 tahun dan panjang sekitar 1 meter. Ketika tertangkap, kondisinya sehat.
Afrilius menambahkan, petugas masih memasang perangkap untuk menangkap harimau lainnya. Diperkirakan masih ada induk dan anak harimau di sekitar lokasi. Penangkapan dilakukan untuk meminimalkan konflik dengan warga ketika berladang, apalagi saat ini sedang musim panen cengkeh.
”Kemarin ketika mengevakuasi anaknya, sempat terdengar auman harimau lain. Induk dan seekor anaknya lagi diperkirakan masih di sekitar lokasi. Namun, kami berharap hewan itu kembali ke habitatnya di dalam hutan,” ujar Afrilius.
Catrini Pratihari Kubontubuh, Direktur Eksekutif Yayasan Arsari Djojohadikusumo, pengelola PR-HSD, mengatakan, harimau tiba di tempat rehabilitasi pada Minggu sekitar pukul 08.00. Harimau diistirahatkan sehari sebelum petugas melakukan rekam medis.
”Setelah itu, tim medis PR-HSD melakukan perekaman medis dan merencanakan rehabilitasi yang akan dijalani harimau,” kata Catrini.