Ribuan Rumah Rusak di Bantaeng, Empat Korban Tertimbun Longsor di Jeneponto
Dua kabupaten bertetangga di selatan Sulsel diterjang banjir bandang dan longsor sepanjang Jumat-Sabtu (12-13/6/2020). Saat ini, ratusan warga mengungsi, sementara ribuan rumah dan sejumlah infrastruktur rusak.
Oleh
Reny Sri Ayu
·2 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Hingga Minggu (14/6/2020) malam, ratusan warga masih mengungsi setelah terjangan banjir bandang dan longsor di Kabupaten Bantaeng dan Jeneponto, Sulawesi Selatan. Ribuan rumah terdampak banjir tersebut, sementara pencarian empat korban longsor di Kecamatan Rumbia, Kabupaten Jeneponto, masih terus dilakukan Basarnas Kantor Makassar.
Banjir bandang di Bantaeng terjadi pada Jumat (12/6/2020) petang akibat meluapnya Sungai Cilendu dan jebolnya cekdam Balang Sikuyu di sisi kanan. Banjir merendam tiga kecamatan di Bantaeng, yakni Kecamatan Bantaeng, Bissapu, dan Sinoa. Di tiga kecamatan ini, puluhan kelurahan dan desa terdampak.
Sementara di Jeneponto, kabupaten tetangga Bantaeng, longsor terjadi pada Sabtu (13/6/2020). Sejumlah ruas jalan dan rumah warga rusak akibat tertimbun longsor. Hingga kini, ada empat korban hilang yang masih dicari. Kedua bencana itu dipicu oleh curah hujan tinggi di wilayah tersebut selama beberapa hari terakhir.
”Sampai sore ini, tim masih melakukan pencarian korban hilang di Jeneponto. Korban hilang diduga tertimbun material longsoran,” kata Hamsidar, anggota staf Humas Kantor Basarnas Makassar, Minggu.
Jumlah korban akibat longsor di Jeneponto masih simpang siur. Namun, informasi dari warga, setidaknya ada empat orang yang hingga kini dinyatakan hilang. Pencarian empat korban tersebut terkendala akibat luasnya area yang tertimbun material tanah.
Sejak Sabtu pagi, Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah meninjau lokasi banjir bandang di Bantaeng. Sementara Wakil Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman mengunjungi Jeneponto.
”Kami akan mengambil langkah tanggap darurat mengingat bencana ini menimbulkan kerusakan pada rumah hingga infrastruktur. Nantinya, rekonstruksi akan dilakukan untuk memulihkan kerusakan akibat banjir,” kata Nurdin yang juga mantan bupati Bantaeng.
Berdasarkan data yang disampaikan Bupati Bantaeng Ilham Syah Azikin kepada Nurdin, seperti dikutip oleh Humas Pemerintah Provinsi Sulsel, setidaknya terdapat 2.300 rumah warga yang rusak akibat terjangan banjir bandang ini. Selain rumah, kerusakan lain adalah satu unit jembatan sepanjang 10 meter di Kampung Kaili.
Jalan akses lingkar selatan Bantaeng juga terputus sepanjang 40 meter. Terdapat beberapa ruas jalan lain yang patah dan tertimbun material yang dibawa banjir. Saat ini, aliran air bersih di sejumlah wilayah juga putus akibat banjir. Di Bantaeng, terdapat satu korban meninggal akibat terbawa arus air.
Saat ini, ratusan warga korban banjir di Bantaeng mengungsi di sejumlah titik pengungsian. Sebagian mengungsi ke rumah keluarga dan kerabat.