Pemerintah Kota Surabaya memperkuat peran masyarakat dalam pencegahan penularan Covid-19 melalui program kampung tangguh. Dari 1.339 kampung di Surabaya, sebanyak 1.360 sudah membentuk kampung tangguh.
Oleh
AGNES SWETTA PANDIA/IQBAL BASYARI
·4 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pemerintah Kota Surabaya terus memperkuat peran masyarakat dalam pencegahan penularan Covid-19 melalui pembentukan kampung tangguh. Dari 1.339 kampung di Surabaya, sebanyak 1.360 di antaranya sudah membentuk Kampung Tangguh Semeru Wani Jogo Suroboyo.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di Surabaya, Sabtu (13/6/2020), mengatakan, peran masyarakat sangat penting dalam upaya pencegahan penularan Covid-19. Mereka menjadi ujung tombak penerapan protokol kesehatan di berbagai tempat, mulai dari lingkungan tempat tinggal hingga di fasilitas umum.
”Penerapan protokol kesehatan dimulai sejak berada di tempat tinggal. Warga saling mengingatkan agar menjadi kebiasaan saat berada di mana pun,” katanya.
Kampung tangguh ditandai dengan adanya pemeriksaan di setiap pintu masuk kampung. Warga yang masuk kampung wajib mengenakan masker dan diperiksa suhu tubuh. Mereka juga disemprot dengan cairan disinfektan sebelum memasuki kawasan perkampungan.
Penerapan protokol kesehatan dimulai sejak berada di tempat tinggal. Warga saling mengingatkan agar menjadi kebiasaan saat berada di mana pun.
Dalam program kampung tangguh, ada empat pilar utama, yakni Satgas Wani Sehat, Satgas Wani Sejahtera, Satgas Wani Jogo, dan Satgas Wani Ngandani. Setiap satgas menjalankan tugas sesuai Peraturan Wali Kota Surabaya Nomor 28 Tahun 2020 tentang Pedoman Tatanan Normal Baru pada Kondisi Pandemi Covid-19 di Surabaya.
Satgas Wani Sehat bertugas melakukan pemantauan terhadap orang dalam pemantauan (ODP), pasien dalam pengawasan (PDP), orang tanpa gejala (OTG), serta pasien positif Covid-19 yang menjalani rawat inap. Satgas ini juga melakukan pendataan terhadap warga yang pernah melakukan kontak dekat dengan pasien-pasien positif Covid-19 di kampungnya.
”Jika ada warga yang memiliki gejala Covid-19, tetapi belum mendapatkan perawatan, mereka harus melapor ke puskesmas terdekat agar bisa segera mendapat penanganan,” katanya.
Kemudian, Satgas Wani Sejahtera berperan mengidentifikasi warga kurang mampu yang terdampak Covid-19 agar mendapatkan bantuan. Mereka juga harus memastikan ODP, PDP, OTG, dan pasien rawat jalan beserta keluarganya mendapatkan program permakanan dari Pemerintah Kota Surabaya.
Satgas Wani Jogo
Adapun tugas Satgas Wani Jogo adalah melakukan penjagaan di akses masuk kampung, memastikan warga yang melakukan isolasi mandiri tidak keluar rumah, serta melakukan penyemprotan cairan disinfektan di rumah-rumah warga. Satgas ini juga harus mengawal jalannya penerapan protokol kesehatan, seperti menjaga jarak, menggunakan masker, dan sering mencuci tangan menggunakan sabun.
Sementara Satgas Wani Ngandani memberikan informasi kepada warga terkait pencegahan dan penanganan Covid-19 dan melaporkan perkembangan penanganan ODP, PDP, OTG, dan pasien rawat jalan di kampung mereka melalui aplikasi lawancovid-19.surabaya.go.id.
”Kami juga mendorong adanya satgas semua fasilitas umum, seperti di mal, pasar, hotel, restoran, serta rumah ibadah agar semua warga yang beraktivitas mematuhi protokol kesehatan,” ujar Risma.
Secara terpisah, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak menilai, pedagang di pasar tradisional sudah disiplin menerapkan protokol kesehatan. Pengaturan lapak juga sudah berjarak dan dilengkapi fasilitas cuci tangan.
”Masih ada pembeli yang terpantau belum mengenakan masker. Petugas harus memastikan semua orang yang beraktivitas di pasar tradisional mengikuti protokol kesehatan agar pasar tidak menjadi sumber penularan baru,” kata Emil
Tatanan normal baru
Menyambut tatanan normal baru, Pemkot Surabaya terus mendorong masyarakatnya agar menyesuaikan diri dengan protokol kesehatan yang telah ditetapkan. Tanpa terkecuali, semua sektor pun didorong agar disiplin menerapkan protokol kesehatan.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya Irvan Wahyudrajat mengatakan, untuk mendorong sektor transportasi agar tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan, pihaknya membagikan ratusan paket masker dan hand sanitizer gratis. Pembagian ini menyasar pengemudi angkutan kota dan bus kota di terminal.
Hingga Sabtu, sudah 120 paket hand sanitizer dan masker dibagikan gratis di Terminal Bratang, Terminal Joyoboyo, dan Terminal Dukuh Kupang. Pembagian hand sanitizer dan masker gratis berlanjut secara berkala, baik kepada pengemudi angkutan kota maupun calon penumpang di terminal.
Segala upaya Pemkot Surabaya tersebut untuk mendorong masyarakat agar disiplin menerapkan protokol kesehatan. Kepala Dinas Sosial Kota Surabaya Suharto Wardoyo mengungkapkan, pihaknya telah membagikan paket sabun cair dan hand sanitizer ke 41 masjid di Surabaya.
Tempat ibadah pun wajib menyediakan wastafel dengan sabun cuci tangan dan dispenser pembersih tangan mengandung alkohol (hand sanitizer) di pintu masuk, keluar, dan tempat-tempat strategis yang mudah dijangkau.