Siapkan Paket Wisata Bebas Covid-19, Sumbar Berikan Tes Usap Gratis
Pemprov Sumatera Barat melakukan tes usap gratis kepada semua pelaku wisata di 19 kabupaten/kota di provinsi itu, termasuk wisatawan dari luar daerah. Ini termasuk program wisata bebas Covid-19 pemda setempat.
Oleh
YOLA SASTRA
·5 menit baca
PADANG, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Sumatera Barat memberikan tes usap atau swab gratis kepada semua pelaku wisata di 19 kabupaten/kota di provinsi itu, termasuk wisatawan dari luar daerah yang masuk lewat bandara. Fasilitas itu diharapkan bisa menggenjot sektor pariwisata sehingga perekonomian di setempat kembali bergerak.
Gubernur Sumbar Irwan Prayitno di Padang, Selasa (9/6/2020), mengatakan, tes usapgratis bagi pelaku wisata dan wisatawan dari luar daerah yang datang via bandara merupakan salah satu upaya pemprov dalam menyiapkan paket wisata bebas Covid-19. Kebijakan tersebut diharapkan membuat wisatawan merasa aman untuk berkunjung ke obyek wisata di Sumbar.
”Kami mengeluarkan paket wisata bebas Covid-19 di Sumbar. Hotel, restoran, dan destinasi harus bebas Covid-19, baik pengelola maupun wisatawannya. Bagi mereka yang memesan paket wisata melalui agen perjalanan, misalnya, kami beri beberapa fasilitas, salah satunya tes swab gratis, termasuk untuk guide dan transportasinya,” kata Irwan seusai rapat dengan kepala dinas pariwisata di Sumbar.
Irwan menjelaskan, semua pelaku wisata, mulai dari bagian depan hingga pemandu, harus menjalani tes usap. Pengambilan sampel spesimen dikoordinasikan oleh dinas kesehatan setiap kabupaten/kota. Tujuannya untuk menekan penularan Covid-19 dari petugas obyek wisata kepada wisatawan.
Wisatawan yang masuk ke obyek-obyek wisata harus melewati pemeriksaan suhu. Wisatawan yang datang ke Sumbar via Bandara Internasional Minangkabau mendapatkan layanan tes usap gratis.
Adapun wisatawan yang masuk melalui sembilan perbatasan darat minimal harus membawa dokumen hasil tes cepat dan surat keterangan dokter. Wisatawan yang lewat perbatasan darat tidak diberikan tes gratis karena sulit dilakukan di lapangan.
”Jadi kami tidak melarang orang masuk ke Sumbar. Silakan berwisata, pulang kampung, atau berkegiatan di Sumbar. Syaratnya, orang yang datang harus bebas Covid-19 dibuktikan dengan hasil tes usap atau tes cepat dan surat keterangan dokter serta mengikuti protokol kesehatan,” ujar Irwan.
Menurut Irwan, Pemprov Sumbar punya kemampuan untuk memberikan tes usap gratis karena punya dua laboratorium untuk pemeriksaan sampel usap, yaitu laboratorium Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, dan dibantu laboratorium Balai Veteriner Bukittinggi. Laboratorium FK Unand, misalnya, bisa memeriksa 1.500-2.000 sampel per hari.
Irwan melanjutkan, selain memberikan tes usap gratis dalam paket wisata bebas Covid-19, pemerintah kabupaten/kota juga memberikan insentif bagi pelaku wisata dengan tidak memungut pajak hotel dan restoran serta retribusi.
”Kebijakan ini bagian dari stimulus ekonomi. Sebanyak 15 persen PDRB (produk domestik regional bruto) Sumbar dari sektor jasa, terutama pariwisata. Selama ini, hotel, restoran, dan obyek wisata tutup. Itu harus diberi stimulus, kami genjot. Kalau pariwisata sudah bisa bergerak, UMKM ikutannya bisa bergerak pula. Maka, efek gandanya bergerak juga,” kata Irwan.
Irwan menambahkan, sebagian besar obyek wisata sudah dibuka dengan menerapkan protokol kesehatan sejak Senin (8/6/2020) atau hari pertama 16 kabupaten kota/kota di Sumbar menerapkan normal baru, di luar Bukittinggi, Padang, dan Kepulauan Mentawai.
Bukittinggi yang lebih dulu menerapkan normal baru sudah membuka obyek wisata sejak Sabtu (30/6/2020). Sementara Padang dan Kepulauan Mentawai sedang dalam masa transisi menuju normal baru.
Meskipun sebagian besar obyek wisata mulai dibuka, tempat permandian atau kolam renang belum dibuka. Tempat permandian dan kolam renang dikhawatirkan berisiko besar menjadi tempat penularan Covid-19. Pembukaan tempat permandian dan kolam renang masih menunggu analisis Dinas Kesehatan Sumbar yang tengah meminta masukan kepada pakar, antara lain dokter dan ahli mikrobiologi.
Secara terpisah, Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tanah Datar Abdul Hakim mengatakan, untuk tahap awal, ada lima obyek wisata di kabupaten itu yang dibuka. Obyek wisata tersebut adalah Istano Basa Pagaruyung, Batu Angkek-Angkek, Nagari Tuo Pariangan, Pantai Tanjung Mutiara (Danau Singkarak), dan Puncak Pato.
Untuk hari pertama pada Selasa, kata Abdul, wisatawan mulai datang meskipun tidak seramai biasanya. Namun, ia optimistis jumlah kunjungan wisatawan semakin meningkat karena Tanah Datar bukan zona merah penularan Covid-19.
Sementara itu, enam obyek wisata unggulan lain, kata Abdul, sedang mempersiapkan prosedur standar operasi (SOP) tambahan agar bisa dibuka. Enam obyek wisata tersebut adalah Air Terjun Lembah Anai, Pasar Van Der Capellen, Pacu Jawi, Permandian Aia Angek Padang Gantiang, Puncak Aua Sarumpun, dan Panorama Tabek Patah.
”Selain protokol kesehatan wajib, seperti pakai masker, jaga jarak, cuci tangan, jaga pola hidup sehat, penyemprotan disinfektan, tiap obyek wisata juga ada tambahan SOP-nya sesuai karakter tempatnya. Di Istano Basa Pagaruyuang, sebagai contoh, jumlah orang masuk dan durasinya dibatasi, maksimal 30 orang. SOP tambahan itu yang kami siapkan. Enam obyek lain mudah-mudahan siap dalam minggu ini,” kata Abdul.
Terkait pemeriksaan usap terhadap pelaku wisata, kata Abdul, dirinya sudah berkoordinasi dengan sekretaris daerah Tanah Datar. Pihaknya segera mengusulkan nama-nama pelaku wisata yang akan mengikuti tes usap.
Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Sumbar Ian Hanafiah mengapresiasi kebijakan Gubernur Sumbar yang menyiapkan paket wisata bebas Covid-19. Kebijakan itu bisa merangsang wisatawan untuk datang ke Sumbar. Hasilnya akan semakin maksimal jika provinsi lain juga mengikuti langkah itu.
Ian melanjutkan, paket wisata bebas Covid-19 yang ditawarkan Sumbar mesti benar-benar aman dari risiko penularan Covid-19 di segala lini. Protokol kesehatan di tempat wisata harus dijalankan secara disiplin. Secara prinsip, suatu tempat menjadi daya tarik wisatawan jika mereka merasa aman berada di sana.
”Kalau Sumbar aman, wisatawan akan datang. Mudah-mudahan kebijakan baik itu bisa mendatangkan wisatawan. Memang sebagian orang yang punya uang sekarang sudah jenuh karena dikungkung sekitar tiga bulan terakhir,” kata Ian.