Cakupan tes usap di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, paling rendah dibandingkan daerah lain di Jabar bagian timur. Hingga kini, baru 71 orang menjalani tes usap.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
MAJALENGKA, KOMPAS — Cakupan tes usap tenggorokan atau swab di Kabupaten Majalengka paling rendah dibandingkan daerah lain di Jawa Barat bagian timur. Padahal, tes usap merupakan salah satu kunci penanganan penyakit Covid-19.
Hingga Rabu (10/6/2020), atau lebih dari dua bulan setelah kasus pertama Covid-19 ditemukan di Majalengka, baru 72 orang yang menjalani tes usap di daerah itu. Cakupan tes itu hanya berkisar 0,00006 dari jumlah penduduk Majalengka yang mencapai 1,2 juta orang.
Jumlah tes usap itu juga terendah di Jabar bagian timur. Kota Cirebon, misalnya, telah mengetes lebih dari 118 orang. Indramayu dan Kuningan sudah mengetes ratusan orang. Bahkan, Kabupaten Cirebon telah memeriksa 2.254 sampel usap tenggorokan.
Minimnya tes di Majalengka juga tergambar dari jumlah kasus positif Covid-19, yakni 7 orang atau terendah di Jabar bagian timur. Sebanyak 10 orang, termasuk pasien dalam pengawasan, dilaporkan meninggal tanpa diketahui pasti positif Covid-19 atau tidak.
Kepala Dinas Kesehatan Majalengka Alimudin mengatakan, selama ini, pihaknya menggencarkan tes cepat (rapid test) terhadap orang dalam pemantauan (ODP) dan orang tanpa gejala (OTG) untuk mengidentifikasi kasus Covid-19. ”Sudah 1.132 orang menjalani rapid test,” ucapnya.
Sudah 1.132 orang menjalani rapid test.
Namun, tingkat akurasi untuk mengetahui kasus positif Covid-19 pada tes usap lebih tinggi dibandingkan tes cepat. Itu sebabnya hasil tes cepat yang menunjukkan reaktif harus dikonfirmasi ulang dengan tes usap.
Meskipun anggaran penanganan Covid-19 di Majalengka mencapai Rp 94 miliar, cakupan tes usap masih sangat minim. ”Tidak ada kendala. Cuma perlu persiapan karena rencana (tes usap massal) di tempat terbuka,” kata Alimudin, yang juga juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Majalengka.
Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Majalengka Agus Permana menambahkan, tes usap massal bakal digelar pada Kamis (11/6/2020) di lapangan bekas Pasar Lama di Jalan KH Abdul Halim. ”Targetnya, 55 orang yang termasuk sebagai OTG dan ODP,” katanya.
Agus mengatakan, pihaknya menyiapkan 1.800 tabung viral transport medium/media penyimpanan sampel usap untuk memperluas cakupan tes usap. Adapun tes cepat juga akan menyasar 2.000 orang. ”Kami akan terus melakukan tes massal,” ucapnya.
Robert (49), warga Kelurahan Majalengka Wetan, Kecamatan Majalengka, mempertanyakan lokasi tes usap massal di lapangan bekas Pasar Lama. ”Saya tidak menolak ada tes massal. Tetapi, itu dekat perumahan saya. Apa ada warga yang positif? Jangan sampai tes itu membuat warga yang tadinya tenang menjadi khawatir. Kenapa tesnya tidak di tempat keramaian seperti pasar?” ungkapnya.
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Swadaya Gunung Jati (UGJ) Cirebon Catur Setiya Sulistiyana mengatakan, tes usap membantu petugas memetakan dan mengidentifikasi kasus Covid-19 di daerah. Jika ditemukan kasus positif, penanganannya adalah mengisolasi dan melacak riwayat kontak kasus itu. Sebaliknya, jika negatif, warga bisa melanjutkan aktivitasnya.
”Tes usap massal harus dilakukan menyeluruh di Jabar timur. Kalau cuma Kabupaten Cirebon yang tes massal dan daerah di sekitarnya tidak, percuma saja,” ungkapnya. Apalagi, daerah di Jabar timur, termasuk Majalengka, telah melonggarkan pembatasan sosial dengan membuka kembali aktivitas perekonomian.