Protokol Kesehatan Pusat Ekonomi di Pontianak Segera Disosialisasikan
Proses menuju normal baru di Kota Pontianak terus dilakukan secara bertahap. Pemerintah Kota Pontianak segera menyosialisasikan protokol kesehatan bagi pusat perekonomian, seperti restoran dan warung kopi.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·3 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Proses menuju normal baru di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, terus dilakukan bertahap. Pemerintah Kota Pontianak, Rabu, 10 Juni, bakal menyosialisasikan protokol kesehatan bagi pusat-pusat kegiatan perekonomian kepada pelaku usaha.
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono, Selasa (9/6/2020), menuturkan, sosialisasi protokol kesehatan untuk kegiatan perekonomian, antara lain, menyasar pasar, mal, swalayan, restoran, rumah makan, hingga warung kopi. Protokol kesehatan telah dibuat mengacu pada surat edaran Kementerian Perdagangan tentang protokol kesehatan di pusat kegiatan ekonomi.
”Pemkot (Pemerintah Kota) Pontianak tinggal menyesuaikan dengan kondisi di Pontianak. Ada beberapa hal yang disesuaikan dengan kondisi di Pontianak,” kata Edi.
Protokol kesehatan tersebut menjadi permintaan asosiasi warung kopi dan juga restoran beberapa waktu lalu. Mereka sudah lama tutup karena konsumen tidak boleh makan di tempat. Kini, mereka berharap konsumen bisa makan di tempat dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.
”Beberapa warung kopi dan restoran sudah diizinkan melayani makan di tempat, tetapi terus dibina dan diawasi pemkot. Aspek terpenting yang harus dipikirkan adalah Covid-19 masih ada di Pontianak. Maka, protokol kesehatan perlu sehingga tidak ada gelombang kedua Covid-19,” ungkap Edi.
Di kantor-kantor pemerintahan, protokol kesehatan disosialisasikan terlebih dahulu. Rumah ibadah juga sudah menerapkan protokol kesehatan sesuai arahan Kementerian Agama.
”Secara bertahap, protokol kesehatan untuk hotel juga diselesaikan. Bioskop belum disusun protokol kesehatannya. Wahana permainan juga sedang disusun,” papar Edi.
Pemkot Pontianak, Senin, 8 Juni, juga telah meninjau beberapa lokasi kegiatan perekonomian, antara lain warung kopi, mal, dan pasar tradisional. Mereka memantau sejumlah perubahan yang telah dilakukan dunia usaha dalam persiapan penerapan protokol kesehatan menjelang normal baru. Sejumlah tempat usaha ada yang sudah menyusun protokol kesehatan.
”Kursinya ada yang sudah diberi jarak aman. Kemudian, ada antiseptik pembersih tangan. Ada alat pengukur suhu,” kata Edi.
Peninjauan pada Senin itu juga dilakukan bersama Panglima Komando Daerah Militer XII/Tanjungpura Mayor Jenderal Muhammad Nur Rahmad. Peninjauan pusat perekonomian dilakukan untuk memastikan pelaksanaan normal baru saat vaksin Covid-19 belum ditemukan.
Wakil Gubernur Kalbar Ria Norsan menuturkan, kunci penerapan normal baru ada pada kedisiplinan masyarakat menjalankan protokol kesehatan. Menurut dia, pemerintah hanya sebagai penggagas dan penggerak bagi kedisiplinan masyarakat.
Pemerintah hanya sebagai penggagas dan penggerak bagi kedisiplinan masyarakat.
Mulai diterapkan
Pantauan Kompas, Selasa pagi, meski protokol kesehatan baru akan disosialisasikan pada Rabu, sejumlah warung kopi di Pontianak sudah mulai menata ruang sesuai prinsip pencegahan penularan Covid-19. Ada yang menyiapkan tempat cuci tangan di pintu masuk, cairan antiseptik, dan mengatur jarak duduk.
Selain itu, ada pengelola warung yang memberi pembatas meja dengan plastik transparan. Di pintu masuk sejumlah warung kopi, juga ada tulisan yang mengingatkan pengunjung agar menggunakan masker dan mencuci tangan sebelum masuk. Di Pontianak, ada sekitar 740 warung kopi yang terdaftar sebagai wajib pajak.
Kantor-kantor pemerintah di Kota Pontianak juga telah menerapkan protokol kesehatan. Di salah satu tempat pelayanan publik, terpasang garis merah di lantai agar masyarakat mengatur jarak. Selain itu, warga yang masuk diperiksa suhu tubuhnya. Semua pegawai pelayanan juga menggunakan pelindung wajah dan masker.
Meski sudah dipasang garis merah untuk mengatur jarak aman, sejumlah warga masih belum disiplin mengikuti garis tersebut sehingga jarak antarwarga tidak aman. Bahkan, belum semua warga menggunakan masker.
Senada dengan pantauan Kompas, Edi Rusdi menyebutkan, antrean masih terjadi di sejumlah tempat pelayanan publik. ”Masih ada warga yang tidak menggunakan masker dan tidak menjaga jarak,” ujarnya.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar, hingga Selasa pukul 07.00, secara kumulatif terdapat 210 kasus positif Covid-19. Sebanyak 117 orang di antaranya sembuh, 10 orang dirawat, 79 orang diisolasi ketat, dan 4 orang meninggal.