Daerah Diminta Jalankan Sektor Produktif dengan Protokol Kesehatan
Pemerintah telah memberikan pelonggaran pada beberapa sektor penopang perekonomian untuk tetap produktif dengan beraktivitas kembali seperti biasa. Setiap daerah diminta merancang dengan baik pelaksanaan kegiatan itu.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·3 menit baca
BANJARBARU, KOMPAS – Pemerintah telah melonggarkan beberapa sektor penopang perekonomian agar tetap produktif dengan beraktivitas normal. Untuk itu, setiap daerah diminta merancang pelaksanaan kegiatan mereka agar warga bisa berkegiatan produktif, namun aman dari Covid-19.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo, selaku Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 mengatakan, beberapa sektor yang boleh dilonggarkan untuk menghidupkan kegiatan perekonomian, di antaranya perkebunan, pertambangan, serta minyak dan gas bumi.
”Kalimantan Selatan termasuk daerah yang memiliki banyak perkebunan, pertambangan, dan minyak. Kami berharap pemerintah provinsi, kabupaten/kota dengan segenap komponen masyarakat bisa merancang kegiatannya dengan baik,” kata Doni usai pertemuan dengan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kalsel di Banjarbaru, Minggu (7/6/2020).
Pertemuan di Banjarbaru turut dihadiri Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy dan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto. Kedatangan dua menteri dan Kepala BNPB ke Banjarbaru dalam rangka memantau penanganan Covid-19 di Kalsel, yang saat ini angka kasusnya masih tinggi dan cenderung naik.
Berdasarkan rekapitulasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kalsel hingga Minggu (7/6) sore, kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Kalsel sebanyak 1.285 kasus. Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.079 orang dalam perawatan dan karantina khusus, 108 sembuh, dan 98 meninggal. Angka kematian atau case fatality rate (CFR) di Kalsel juga masih cukup tinggi, yakni 7,63 persen.
Doni mengatakan, Covid-19 belum akan berakhir dan bisa jadi akan lebih lama. Sampai saat ini, belum ada satu pun pakar di dunia yang bisa memastikannya. Sejumlah pakar di bidang epidemiologi termasuk pakar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahkan menyebut, bisa saja manusia akan tetap hidup bersama Covid-19. Bisa jadi juga vaksinnya belum tentu bisa ditemukan.
”Kita tidak mungkin menunggu kapan Covid-19 akan berakhir dan juga akan ditemukan vaksinnya. Oleh karena itu, Bapak Presiden mengatakan, kita harus mampu melakukan kegiatan yang produktif tetapi aman dari Covid-19,” tuturnya.
Kita tidak mungkin menunggu kapan Covid-19 akan berakhir dan juga akan ditemukan vaksinnya
Menurut Doni, masyarakat harus dihindarkan dari Covid-19. Disiplin terhadap protokol kesehatan menjadi kuncinya. ”Kata kuncinya di sini adalah ketaatan, kepatuhan, dan disiplin menjalankan protokol kesehatan. Disiplin adalah harga mati. Ketika kita disiplin, kita sangat mungkin terhindar dari Covid-19,” katanya.
Untuk itu, aktivitas pada beberapa sektor perekonomian yang dilonggarkan harus diawali dengan edukasi dan sosialisasi dengan melibatkan semua komponen yang ada di daerah. ”Tidak ada kegiatan yang sekonyong-konyong langsung menjadi besar. Semuanya dilakukan secara bertahap, bertingkat, dan berlanjut dengan penuh kehati-hatian,” ujarnya.
Doni menyebut, ada sekitar 3,7 juta jiwa masyarakat Indonesia yang kehilangan pekerjaan di sektor formal akibat pandemi Covid-19. Jumlah yang terdampak di sektor nonformal diperkirakan jauh lebih banyak lagi. ”Kita harus melakukan berbagai langkah supaya masyarakat yang kehilangan pekerjaan bisa dibantu,” katanya.
Gubernur Kalsel Sahbirin Noor mengatakan, pihaknya akan mengaplikasikan arahan Pemerintah Pusat dalam rangka percepatan penanganan Covid-19 di Kalsel. Salah satu kunci untuk bisa terlepas dari belenggu Covid-19 adalah menerapkan protokol kesehatan secara ketat. ”Kita harus terus budayakan memakai masker, menjaga jarak, dan rajin mencuci tangan sampai ke pelosok-pelosok Kalimantan Selatan,” katanya.