Gempa bumi berkekuatan M 4,8 di Kota Sabang, Aceh, Kamis (4/6/2020) pagi, mengakibatkan 13 rumah warga rusak. Tidak ada korban jiwa dalam musibah tersebut, tetapi gempa sempat memicu kepanikan warga.
Oleh
ZULKARNAINI
·2 menit baca
SABANG, KOMPAS — Gempa bumi dengan kekuatan M 4,8 di Kota Sabang, Aceh, Kamis (4/6/2020) pagi, mengakibatkan 13 rumah warga rusak. Tidak ada korban jiwa dalam musibah tersebut, tetapi gempa sempat memicu kepanikan warga.
Sekretaris Daerah Kota Sabang Zakaria, saat dihubungi dari Banda Aceh, menuturkan, 13 rumah warga rusak ringan dan sedang berada di Desa Keuneukei, Kecamatan Sukajaya. Rumah-rumah permanen mengalami retak dinding dan sebagian dindingnya jatuh.
”Data sementara, ada 13 rumah yang rusak, tetapi tidak ada korban jiwa,” kata Zakaria.
Gempa terjadi pada pukul 05.31. Saat itu, warga baru melakukan shalat Subuh. Gempa jenis tektonik itu berlokasi di darat pada jarak 5 kilometer tenggara Banda Aceh dengan kedalaman 10 kilometer.
Zakaria mengatakan, saat ini tim penanggulangan bencana sedang mendata dampak kerusakan lain. Warga diminta tenang karena gempa tersebut tidak berpotensi tsunami. Warga yang rumahnya rusak untuk sementara akan diungsikan ke lokasi aman.
Kota Sabang atau Pulau Weh merupakan pulau terluar dengan luas wilayah 153 kilometer persegi. Pulau ini dihuni 40.000 jiwa yang tersebar di dua kecamatan. Sabang dikenal dengan keindahan bawah lautnya.
Kepala Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Aceh Besar Djati Cipto Kuncoro mengatakan, memperhatikan lokasi episentrumnya, ini merupakan gempa bumi dangkal.
Gempa tersebut dipicu oleh aktivitas sesar Sumatera segmen Aceh. Guncangan gempa juga dirasakan oleh warga Kota Banda Aceh.
Warga Sabang, Marsela Zein, menuturkan, gempa tersebut membuat dirinya panik, apalagi saat itu dia masih tidur. ”Kaget sekali karena guncangannya sangat kuat. Sekarang juga masih ada gempa susulan dengan kekuatan lebih kecil,” kata Marsela.