Pemerintah Layani Pemeriksaan Cepat untuk Aparatur Negara
Pemprov Sulteng melayani secara gratis pemeriksaan cepat Covid-19 untuk aparatur negara yang bepergian. Meskipun melayani kepentingan publik, pemerintah perlu mempertimbangkan keadilan untuk warga.
Oleh
VIDELIS JEMALI
·4 menit baca
PALU, KOMPAS — Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah melayani pemeriksaan cepat gratis dengan prioritas aparatur sipil negara, anggota TNI dan Polri, serta pegawai BUMN, plus ibu hamil dari kalangan warga biasa. Pemerintah diminta tetap harus mempertimbangkan asas keadilan untuk warga dengan melakukan hal sama.
Pemeriksaan tes cepat massal (rapid test) itu digelar di kantor Dinas Kesehatan Provinsi Sulteng, Kota Palu, Selasa (2/6/2020). Tes berlangsung hingga tiga minggu ke depan dengan target 30 orang per hari.
Ini agar mereka tak ke sana kemari dan berhubungan dengan banyak orang. Selain itu, ini bisa memudahkan mereka untuk masuk ke rumah sakit saat persalinan.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulteng Reny Lamadjido menyampaikan, prioritas pemeriksaan cepat adalah mereka yang mau bepergian keluar dari Sulteng karena tugas atau dinas.
Mereka dari kalangan aparatur sipil negara, termasuk anggota legislatif, yudikatif, dan eksekutif, anggota Polri dan TNI, serta pegawai BUMN. Putusan itu sesuai dengan hasil koordinasi bersama berbagai pihak, termasuk pihak Bandara Mutiara Sis Aljufri, Palu, dan perwakilan maskapai sebagai syarat untuk bisa terbang pada minggu lalu.
Dari kalangan masyarakat umum prioritasnya ibu hamil yang tak lama lagi bersalin. ”Ini agar mereka tak ke sana kemari dan berhubungan dengan banyak orang. Selain itu, ini bisa memudahkan mereka untuk masuk ke rumah sakit saat persalinan,” kata Reny di Palu, Selasa.
Terkait target jumlah yang bisa dijangkau dari pemeriksaan cepat itu, Reny menyebutkan, pihaknya menyiapkan 16.000 alat (kit) tes.
Ketika ditanya tentang peluang warga umum yang mau bepergian keluar Sulteng untuk mengikuti tes gratis itu, Reny menyebutkan, warga bisa mengikuti tes cepat di rumah sakit atau klinik-klinik yang menyediakan layanan.
Merujuk data Pusat Data dan Informasi Covid-19 Pemerintah Provinsi Sulteng per Selasa (2/6/2020), pemeriksaan massal dengan metode tes cepat di Sulteng masih cukup minim, yakni 3.434 tes di 13 kabupaten/kota. Angka tertinggi di Kabupaten Buol dengan jumlah 670 tes.
Dari tes didapati 53 orang yang positif Covid-19 setelah sampel usap (swab) tenggorok mereka diperiksa lebih lanjut. Di Palu, tes baru menjangkau 470 orang. Padahal, Palu berpenduduk sekitar 400.000 jiwa atau terbanyak di Sulteng.
Juru Bicara Gubernur Sulteng Haris Kariming memastikan tes cepat massal tersebut gratis untuk ASN, TNI-Polri, dan pegawai BUMN yang melakukan perjalanan dinas atau tugas publik. Soal kemungkinan untuk warga biasa yang melakukan perjalanan untuk dites cepat secara gratis, pemerintah masih membicarakannnya untuk dibuatkan regulasinya.
Untuk warga yang menjadi bagian dari alur surveilans (pelacakan) kasus Covid-19, Haris menyebutkan, tes cepat tetap gratis seperti sebelumnya.
Secara terpisah, Ketua Fraksi Partai Nasdem DPRD Sulteng Ibrahim Hafid menyatakan pemerintah tetap perlu mempertimbangkan asas keadilan untuk warga yang juga bepergian. Pemerintah bisa menyiapkan skema anggaran untuk pengadaan alat tes untuk itu. Warga jangan dibebankan karena tes cepat itu cukup mahal.
Separuh sembuh
Perkembangan terbaru penanganan pasien Covid-19 di Sulteng menggembirakan karena banyaknya pasien yang sembuh. Berdasarkan tabulasi Pusat Data dan Informasi Covid-19 Pemprov Sulteng, dari 128 pasien, sudah 61 orang dinyatakan sembuh atau hampir separuh dari total kasus.
Pasien terbanyak yang sembuh di Kabupaten Buol dengan jumlah 24 orang atau separuh dari total orang terinfeksi yang 53 orang. Berikutnya di Palu dengan total pasien sembuh 14 orang dari 19 kasus positif Covid-19. Pasien positif Covid-19 Kota Palu tinggal dua orang karena tiga orang sudah meninggal.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Palu Huzaema menyatakan, kebanyakan pasien yang sembuh tak memiliki riwayat penyakit berat. Pengobatan yang dilakukan lancar untuk membentuk kekebalan tubuh melawan penyakit.
Hal ini juga menjadi peringatan bagi warga yang memiliki riwayat penyakit berat untuk waspada ekstra dengan protokol kesehatan, seperti sesering mungkin mencuci tangan, memakai masker saat keluar rumah, dan menghindari kerumunan. Meskipun risiko rendah, warga yang tak memiliki riwayat penyakit juga tetap harus disiplin menjalankan protokol kesehatan.
Stenly Lade (26), warga Palu, yang telah sembuh dari Covid-19, menuturkan, tenaga medis bekerja ekstra dalam merawat pasien Covid-19. Selain memberikan obat dan suplemen, tim medis juga mengedukasi cara hidup bersih dan sehat. Situasi perawatan pun tak mencekam seperti bayangan kebanyakan orang. Pasien bersama tim medis kadang senam bersama untuk meningkatkan daya tahan tubuh dengan tetap mengikuti protokol (memakai alat pelindung diri).
”Dari pengalaman saya, sumber daya medis kita cukup andal untuk menangani penyakit Covid-19,” tuturnya yang menjalani isolasi selama 43 hari di salah satu rumah sakit pemerintah di Palu.