Setelah 129 Tahun, Kadal Berhidung Tanduk Ditemukan Kembali di Hutan Kaldera Toba
Setelah 129 tahun, kadal berhidung tanduk, ”Harpesaurus modiglianii Vinciguerra”, ditemukan kembali di hutan Kaldera Toba. Spesimen tunggal kadal itu sebelumnya ditemukan ilmuwan Italia, Elio Modigliani, pada 1891.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Setelah 129 tahun, kadal berhidung tanduk, Harpesaurus modiglianii Vinciguerra, ditemukan kembali di hutan Kaldera Toba, Sumatera Utara. Spesimen tunggal kadal itu sebelumnya ditemukan ilmuwan Italia, Elio Modigliani, pada 1891. Penemuan itu menjadi harapan sekaligus ancaman karena habitatnya yang terus mengalami kerusakan.
Laporan temuan kadal berhidung tanduk itu dipublikasikan tim peneliti dari Indonesia dan beberapa negara lain di jurnal Taprobanica edisi 21 Mei 2020. Tim terdiri dari Chairunas A Putra, AA Thasun Amarasinghe, Desy Hikmatullah, Stefano Scali, JanJaap Brinkman, Ulrich Manthey, dan Ivan Ineich.
”Perlu digarisbawahi kepentingan untuk melindungi spesies ini dan habitatnya sangat mendesak,” kata Thasun yang merupakan pakar taksonomi herpert dari Pusat Riset Perubahan Iklim Universitas Indonesia, Jumat (29/5/2020).
Thasun mengatakan, mereka menemukan H modiglianii setelah melakukan eksplorasi di utara hutan Kaldera Toba, di dekat Gunung Sibuatan, Kabupaten Dairi, Juni 2018. Kadal pohon tersebut pertama sekali dilihat oleh rekannya, Chairunas A Putra.
Mereka awalnya menemukan satu spesimen H modiglianii yang telah mati 2-3 hari. Mereka kemudian melakukan survei lapangan yang lebih intensif di sekitar lokasi temuan dan beberapa hari kemudian kembali menemukan satu individu hidup yang sedang tidur di cabang pohon yang rendah di ketinggian 1.675 meter di atas permukaan laut.
Dalam laporan berjudul ”Rediscovery of Modigliani’s Nose-Horned Lizard, Harpesaurus modiglianii Vinciguerra, 1933 (Reptilia:Agamidae) After 129 Years Without Any Observation” itu, dijelaskan bahwa tim peneliti telah memeriksa morfologi eksternal spesimen H Modiglianii dengan mikroskop Leicawild M3Z dan Zeiss DCR. Observasi juga dilakukan dengan mengambil foto spesimen dengan kamera Canon EOS 7D SLR.
Perlu digarisbawahi kepentingan untuk melindungi spesies ini dan habitatnya sangat mendesak.
Laporan itu menyebutkan bahwa kadal berhidung tanduk merupakan salah satu kadal yang paling langka di dunia. Informasi tentang kadal itu hanya diperoleh dari spesimen tunggal yang ditemukan ahli zoologi dari Italia, Elio Modigliani, pada 1891 dan dideskripsikan pada 1933.
Sejak saat itu, spesies itu tidak pernah muncul atau ditemukan. Nama penemu kadal tersebut pun diabadikan menjadi nama spesies itu. Modigliani melakukan eksplorasi di hutan Sumatera dan Kepulauan Nias pada 1886-1894. Ia juga menemukan beberapa spesies reptil Indonesia lainnya dan namanya juga diabadikan dalam nama spesies itu.
Thasun menjelaskan, H Modiglianii merupakan satu dari enam spesies anggota genus Harpesaurus, genus yang merupakan endemik Indonesia. Lima spesies lainnya dalam genus tersebut yakni H beccarii Doria, H brooksi, H ensicauda Werner (endemik Nias), H tricinstus (Jawa), dan H borneensis (Kalimantan).
Semua anggota genus itu merupakan jenis kadal pohon. Dibandingkan lima spesies anggota Harpesaurus lainnya, H Modiglianii mempunyai ciri yang khas, yakni hidung yang runcing menyerupai tanduk. Namun, individu betina tidak mempunyai ciri ini.
Ciri lain spesies ini yakni mempunyai bercak coklat kemerahan di bawah mata. Spesies ini berwarna hijau dan mempunyai kemampuan mengubah warna tubuh menjadi merah kecoklatan.
Thasun mengatakan, spesies itu membutuhkan perlindungan karena populasinya yang sangat langka dan berada di habitat yang sangat terancam. Temuan tim tersebut, penebangan tegakan hutan terjadi di sekitar habitat kadal tersebut. Tim peneliti juga selanjutnya akan melakukan penelitian untuk melihat status konservasi H modiglianii tersebut.