Seusai Tes PCR, Pedagang Pasar Antri Kota Cimahi Diminta Isolasi Mandiri
Setelah dua pedagang terkonfirmasi positif Covid-19, 100 pedagang Pasar Antri, Kota Cimahi, menjalani tes reaksi rantai polimerase atau PCR. Pedagang juga diminta untuk melakukan isolasi mandiri.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·2 menit baca
CIMAHI, KOMPAS — Setelah dua pedagang terkonfirmasi positif Covid-19, 100 pedagang Pasar Antri, Kota Cimahi, Jawa Barat, menjalani tes reaksi rantai polimerase atau PCR. Mereka kemudian diminta melakukan isolasi mandiri.
Tes dilakukan di Pendopo Kota Cimahi, Rabu (27/5/2020). Swab tenggorokan dan rongga hidung peserta dibawa dan diperiksa di Laboratorium Kesehatan Jabar di Kota Bandung. Sementara itu, Pasar Antri ditutup selama dua pekan sejak Minggu (24/5/2020). Hal ini dilakukan untuk mencegah penyebaran Covid-19.
”Semoga kurang dari sepekan hasil tesnya sudah diketahui. Para pedagang diminta isolasi mandiri untuk memutus rantai penyebaran Covid-19,” ujar Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Cimahi Chanifah Listyarini, Rabu sore.
Pasar Antri ditutup selama dua pekan sejak Minggu (24/5/2020). Hal ini dilakukan untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Tidak semua pedagang Pasar Antri menjalani tes. Tes diprioritaskan kepada pedagang yang sering kontak dengan kedua pedagang yang positif Covid-19.
Salah satu pedagang yang terkonfirmasi positif adalah seorang perempuan warga Kelurahan Setiamanah, Kecamatan Cimahi Tengah. Dia mengikuti tes swab oleh Pemerintah Kota Cimahi pada 15 Mei lalu.
Sementara seorang pedagang lainnya merupakan laki-laki warga Desa Tanimulya, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat. Ia menjalani tes dengan mendaftar di aplikasi Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jabar atau Pikobar.
Chanifah mengatakan, pihaknya juga meminta pedagang untuk menyemprotkan disinfektan di sekitar kediamannya masing-masing. ”Hal ini dapat dilakukan secara mandiri. Selain itu, mereka diminta rajin mencuci tangan menggunakan sabun,” ujarnya.
Sekitar 30 warga di Kelurahan Setiamanah dan sekitarnya juga menjalani tes swab di puskesmas. Chanifah menuturkan, pihaknya masih akan melakukan tes lanjutan.
”Untuk selanjutnya akan dilakukan rapid test (tes cepat). Kami memprioritaskan untuk pedagang dahulu,” ujarnya.
Hasil tes terhadap pedagang akan menjadi pertimbangan untuk memutuskan pasar tersebut dibuka kembali atau ditutup sementara waktu. ”Jika dibuka lagi, pengelola pasar diwajibkan menerapkan protokol kesehatan,” ujarnya.
Chanifah mengatakan, pihaknya masih menelusuri sumber penularan kepada pedagang Pasar Antri. Pelacakan dilakukan dengan menggali riwayat aktivitas pedagang yang terkonfirmasi positif Covid-19 itu.
”Masih terlalu dini untuk disebut sebagai kluster (penularan Covid-19) Pasar Antri. Sebab, belum diketahui apakah kedua pedagang ini juga menularkan ke pedagang lainnya,” ujarnya.
Masih terlalu dini untuk disebut sebagai kluster (penularan Covid-19) Pasar Antri. Sebab, belum diketahui apakah kedua pedagang ini juga menularkan ke pedagang lainnya.
Sebelumnya, Wali Kota Cimahi Ajay M Priatna menyayangkan tingginya tingkat kerumunan warga di pasar sehingga muncul kasus Covid-19. Bahkan, video kerumunan di Pasar Antri sempat viral di media sosial.
”Satu saja orang positif (Covid-19), pasar akan ditutup. Masyarakat harus ikut aturan PSBB (pembatasan sosial berskala besar). Jangan berkerumun,” ujarnya.