Seorang Wartawan di Palembang Terjangkit Covid-19 Diduga Tertular Ibunya
Seorang wartawan di Palembang terkonfirmasi positif Covid-19. Dia diduga tertular ketika merawat ibunya yang sedang mengalami sakit stroke. Saat ini ER dirawat di Wisma Atlet karena berstatus Orang Tanpa Gejala (OTG).
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·4 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS - Seorang wartawan yang biasa meliput kawasan Pemerintah Kota Palembang, ER (38) terkonfirmasi positif Covid-19. ER diduga tertular ketika merawat ibunya yang mengalami sakit stroke. Saat ini ER masih dirawat di Wisma Atlet Jakabaring, karena statusnya kini adalah Orang Tanpa Gejala (OTG).
ER ketika dihubungi Kompas, Rabu(27/5/2020) mengatakan, kabar terkait hasil uji usab baru dia ketahui, Selasa (26/5/2020). Padahal, dia sudah menjalani uji usap sejak Kamis (14/5/2020). “Namun, sejak menjalani uji usap, saya memutuskan untuk mengisolasi diri di rumah dan tidak beraktivitas ke luar rumah,” kata dia.
Dirinya juga terkejut ketika divonis terjangkit Covid-19, karena pada hasil uji cepat (rapid test), dirinya tidak reaktif. Namun, dari hasil uji usap, dirinya dinyatakan terjangkit Covid-19. ER menduga dirinya tertular dari ibunya yang sakit stroke.
ER juga tidak menduga ibunya bisa terjangkit, karena sejak dinyatakan sakit stroke dua tahun lalu, ibunya itu jarang keluar rumah. “Kemungkinan ada orang yang masuk ke rumah dan membawa virus itu kepada ibu saya,” kata dia.
Diantara mereka adalah orang tanpa gejala, sehingga tidak diketahui apakah mereka terjangkit atau tidak (Yusri)
ER mengetahui ibunya terjangkit ketika pada Selasa (5/5/2020), ibunya terjatuh dan mengalami kejang-kejang. Melihat kodisi itu, ER pun langsung menolong ibunya dan langsung membawanya ke Rumah Sakit Dr Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang.
Di situasi tersebut, ER kerap berinteraksi dengan ibunya. Bahkan air liur ibunya juga mengenai tubuhnya. “Mungkin, dari sana saya tetular” kata dia. Padahal, ketika merawat ibunya,ER selalu mencuci tangan dan menjaga kebersihan. “Mungkin, saya tidak menyadari menyentuh hidung dan mulut secara tidak sengaja , akhirnya saya pun terpapar,” kata dia.
Setibanya di RSMH, ibunya langsung menjalani tes usap. Hanya hasil tes usap sendiri baru diketahui satu minggu setelah pemeriksaan.
Pernah berinteraksi
Dari uji usap itu, ibunya dinyatakan positif, ujar ER. Alhasil, seluruh keluarga yang tinggal bersama ibunya dan juga orang yang pernah berinteraksi, langsung diperiksa. Namun, selain ER, hasil uji usap anggota keluarga lain, juga belum diketahui sampai sekarang. Hanya saja, lanjut ER, baik tempat tinggal ibunyadan rumah ER, sudah di isolasi.
Saat ini, ER sudah dirawat di Wisma Atlet Jakabaring Palembang. Itu karena dirinya berstatus orang tanpa gejala (OTG). Saya dirawat bersama OTG yang lain, diberi sembilan jenis obat antara lain berupa obat penurun panas, obat antivirus, dan vitamin. “Saya berharap bisa keluar secepat mungkin, agar bisa beraktivitas dan meliput lagi,” kata ER.
ER pun berpesan kepada seluruh wartawan untuk berhati-hati dalam meliput termasuk ketika mencari data di lapangan. "Ikutilah protokol yang ada sehingga teman-teman wartawan tetap sehat," kata ER berpesan.
Kepala Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Sumatera Selatan, Yusri mengatakan, sampai saat ini ada 868 warga di Sumatera Selatan. Dari jumlah tersebut, sekitar 70 persen adalah penularan antara orang terdekat, baik itu, keluarga inti, sahabat, atau rekan kerja.
“Diantara mereka adalah orang tanpa gejala, sehingga tidak diketahui apakah mereka terjangkit atau tidak,” kata dia.
Itulah sebabnya, dari semua orang yang sudah terjangkit, keluarga terdekat adalah salah satu sasaran ketika melakukan pelacakan. “Itulah alasan karena sebagian besar orang yang terjangkit adalah keluarga orang yang positif,” ucapnya.
Dengan kondisi ini, Yusri berharap agar masyarakat menjaga protokol kesehatan secara ketat mulai dengan menggunakan masker atau menjaga kesehatan. "Ikuti protokol yang sudah ditetapkan pemerintah. Ini demi diri anda dan keluarga," ucapnya.
Yusri sendiri mengakui, saat ini tim sangat sulit untuk menentukan keseluruhan orang yang terjangkit. "Saat ini kluster sudah tersebar dan sulit untuk dipetakan lagi. Karena itu, anggap saja semua orang sudah terjangkit, sehingga kita akan lebih waspada," kata dia.
Kapasitas BBLK Ditambah
Terkait lambatnya hasil uji usab bahkan sampai 10 hari, Yusri mengatakan, itu karena kapasitas spesimen yang datang tidak sebanding dengan kapasitas di laboratorium. “Saat ini, kapasitas pemeriksaan spesimen di Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Palembang hanya 400 spesimen per hari, padahal yang masuk bisa mencapai 1.000 spesimen.
“Itu karena BBLK Palembang tidak hanya memeriksa spesimen dari Sumsel tetapi juga dari lima daerah di daerah sumatera bagian selatan,” katanya.
Hanya pertengahan Juni mendatang, ujar Yusri, pihaknya berharap kapasitas penambahan spesimen di Sumsel bisa bertambah. “Saya harap pada pertengahan Juni, kapasitas di BBLK Palembang dapat bertambah menjadi 1.000 orang per hari,” katanya. Belum lagi ada empat rumah sakit yakni RSUP Mohammad Hoesin Palembang, RSUD Siti Fatimah, RS Pusri, dan RSUD Siti Aisyah Kota Lubuklinggau, yang sudah bisa memiliki laboratorium untuk pemeriksaan spesimen.
Gubernur Sumatera Selatan, Herman Deru mengungkapkan, tingginya warga Sumsel yang terkonfirmasi positif Covid-19, tidak lepas dari masifnya pemeriksaan. “Bayangkan dari 11.000 spesimen yang diperiksa di BBLK Palembang, sekitar 8.000 diantaranya berasal dari Sumsel,” kata dia.
Langkah ini cukup baik untuk mengambil keputusan terutama terkait penanganan Covid-19 sehingga penularannya tidak menyebar. “Di samping banyak data yang terajangkit, jumlah orang yang sembuh juga banyak. Hal inilah yang harus terus kita dorong,” kata Herman.