Layanan instalasi gawat darurat di RSUD dr Soemarno Sosroatmodjo di Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, ditutup setelah puluhan tenaga kesehatan menjalani karantina mandiri.
Oleh
Dionisius Reynaldo Triwibowo/KRISTI DWI UTAMI/FRANS PATI HERIN
·3 menit baca
KUALA KAPUAS, KOMPAS —Sebanyak 54 tenaga kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soemarno Sosroatmodjo, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, menjalani karantina mandiri karena memiliki riwayat kontak dengan dua dokter yang positif Covid-19. Layanan di ruang instalasi gawat darurat (IGD) di rumah sakit itu ditutup pada Sabtu (23/5/2020), dan baru dibuka kembali pada Senin (25/5) malam.
”Mereka terpapar dari dua dokter yang positif korona. Semua menjalani karantina mandiri sesuai dengan protokol 14 hari masa inkubasi,” kata Direktur RSUD dr Soemarno Sosroatmodjo, Agus Waluyo, saat dihubungi dari Palangkaraya, Kalteng.
Dua dokter yang terjangkit Covid-19 tersebut diduga tertular dari pasien yang kemungkinan tidak jujur dirinya memiliki riwayat perjalanan dari area zona merah dan memiliki gejala Covid-19. Kedua dokter itu merupakan dokter umum yang tidak bertugas untuk pasien korona.
Mereka terpapar dari dua dokter yang positif korona.
”Kejadian ini tidak hanya merugikan kami petugas kesehatan yang memberikan pelayanan, tetapi juga berdampak luas kepada masyarakat yang memerlukan pelayanan, yang terpaksa tertunda dengan adanya hal semacam ini,” kata Agus.
Kapuas merupakan kabupaten dengan urutan kedua dari 14 kabupaten/kota di Kalteng yang memiliki kasus positif korona terbanyak, yakni 62 kasus. Hingga kini, terdapat 16 orang dalam pengawasan (ODP), 6 pasien dalam perawatan (PDP), 11 orang meninggal, dan 9 pasien sembuh.
Di Kalteng, jumlah kasus positif Covid-19 mencapai 311 kasus. Dari jumlah tersebut, sebanyak 143 pasien dirawat, 151 orang sembuh, dan 17 orang meninggal akibat Covid-19.
Di Ambon, Maluku, lebih dari 20 tenaga kesehatan terjangkit Covid-19. Akibatnya, RSUD dr Haulussy Ambon yang menjadi rujukan Covid-19, hingga kemarin malam, masih ditutup.
Pada saat yang sama, kapasitas tempat tidur sejumlah rumah sakit rujukan di Ambon tidak mampu lagi menampung pasien Covid-19. Sebagian pasien dirawat di dua mes milik pemerintah, yakni Balai Pengembangan Sumber Daya Manusia Maluku (34 orang) serta di Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan Maluku (41 orang).
Pasien mudik ke Brebes
Seorang pasien dalam pengawasan yang sedang menunggu hasil pemeriksaan usap di Jakarta nekat pulang ke rumahnya di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Ia pulang dengan menggunakan jasa perjalanan atau travel. Sehari setelah tiba di Brebes, hasil pemeriksaan usap terhadap pasien S (44) menunjukkan positif Covid-19.
S tiba dari Jakarta pada Jumat (22/5) pukul 07.00. Sesampainya di Brebes, ia beraktivitas seperti biasa dan tidak melaporkan kedatangan ataupun statusnya sebagai pasien dalam pengawasan ke gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 setempat.
Pada Sabtu (23/5), hasil pemeriksaan usap terhadap S keluar. Petugas dari gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 Kecamatan Kemayoran di Jakarta mencari S. Saat dihubungi, S mengatakan bahwa dirinya berada di Brebes.
”Setelah dihubungi gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 Kecamatan Kemayoran, kami langsung melapor kepada gugus tugas Kabupaten Brebes. Sementara itu, S langsung dibawa ke RSUD Brebes untuk diisolasi,” ujar Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kecamatan Tanjung Adhi Supriadi, kemarin.
Sebanyak delapan orang yang terdiri dari kerabat S, pengemudi becak, dan pengemudi ambulans desa, yang kontak langsung dengannya, langsung dites cepat (rapid test). Hasilnya, semua nonreaktif. Mereka tetap diminta melakukan karantina mandiri dan akan kembali dites empat hari mendatang.
Selain itu, empat orang yang berada satu mobil dengan S saat pulang dari Jakarta juga menjalani tes cepat. Hasilnya, sopir dan tiga penumpang, yang merupakan warga Kecamatan Kersana, Brebes, nonreaktif.