Pemprov NTT Targetkan Bulan Juni Aktivitas Masyarakat Kembali Normal
Masyarakat harus terbiasa hidup dengan cara baru untuk mengantisipasi penularan Covid-19.
Oleh
Kornelis Kewa Ama
·3 menit baca
KUPANG, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur menargetkan seluruh aktivitas pembangunan berjalan normal pada Juni 2020. Masyarakat juga harus mulai terbiasa hidup dengan cara baru di tengah ancaman penularan virus SARS-CoV-2, penyebab Covid-19.
Minggu (24/5/2020), hasil pemeriksaan 48 sampel spesimen Covid-19 di Nusa Tenggara Timur negatif. Kasus positif Covid-19 di seluruh NTT sebanyak 82 orang, 7 orang sembuh, 1 meninggal, dan 75 masih dirawat.
Juru Bicara Gugus Tugas Pencegahan Covid-19 Nusa Tenggara Timur (NTT) Marius Ardu Jelamu, di Kupang, Minggu (24/5), mengatakan, perkembangan kasus positif Covid-19 di NTT fluktuatif. Dua kali berturut-turut hasil pemeriksaan sampel spesimen Covid-19 negatif untuk masing-masing pemeriksaan 48 sampel.
Tentu hidup dalam kebiasaan baru ini akan dievaluasi sesuai perkembangan Covid-19 di masyarakat. (Marius Jelamu)
”Ini berita gembira bagi masyarakat NTT. Selain 48 sampel spesimen negatif, juga satu pasien Covid-19 kluster Sukabumi dinyatakan sembuh sehingga jumlah pasien Covid-19 sembuh tujuh orang. Tetapi, kasus ini tidak akan selesai, bakal masih ada. Perkembangan ke depan seperti apa tergantung dari masyarakat Kota Kupang dan NTT pada umumnya,” kata Jelamu.
Melihat perkembangan kasus Covid-19 tersebut, menurut Jelamu, Gubernur Laiskodat menargetkan bulan Juni 2020 seluruh aktivitas pembangunan berjalan seperti biasa. Sesuai prediksi WHO, Covid-19 tidak akan hilang dari dunia, itu berarti Covid-19 tetap ada.
Bulan Juni, semua transportasi laut dan darat di NTT direncanakan mulai beroperasi antarkabupaten dan pulau di NTT. Kerja sama bidang ekonomi dan perdagangan antardaerah di NTT juga akan dibuka kembali. Saat ini, kapal laut, kapal feri, dan pesawat antardaerah di NTT belum beroperasi.
”Tetapi, masyarakat harus membangun pola hidup baru, yakni hidup bersama Covid-19. Karena itu, masyarakat harus mengenakan masker, menjaga jarak fisik, menghindari kerumunan massa, dan selalu mencuci tangan. Tentu hidup dalam kebiasaan baru ini akan dievaluasi sesuai perkembangan Covid-19 di masyarakat,” kata Jelamu.
Peran orangtua, tenaga pendidik, tokoh agama, dan tokoh masyarakat menyosialisasikan budaya baru itu juga sangat penting, terutama para orangtua. Mereka menjadi kunci sangat menentukan dalam mencegah penularan Covid-19. Setiap anak atau anggota keluarga yang keluar dari rumah selalu diingatkan orangtua agar selalu menaati prosedur kesehatan.
Kegiatan belajar mengajar di NTT, Jelamu mengatakan, sedang dikaji oleh tim teknis, terutama dinas pendidikan dan Gugus Tugas Covid-19 NTT. Saat ini, sebagian sekolah sedang menjalankan ujian kenaikan kelas secara daring untuk tingkat SMA atau sederajat.
Ia mengatakan, kegiatan belajar mengajar paling efektif pada Juli. Namun, siswa harus tetap menjaga jarak, menghindari kerumunan, mengenakan masker, dan selalu mencuci tangan di sekolah. ”Memang tidak mudah dilakukan, tetapi tetap dijalankan sambil mengikuti perkembangan Covid-19,” kata Jelamu.
Jika dibandingkan, kasus Covid-19 dengan kasus demam berdarah dengue (DBD) di NTT, kematian akibat DBD periode Desember-April mendekati 50 kasus, sedangkan kematian karena Covid-19 sampai hari ini satu kasus. Namun, tidak berarti Covid-19 disepelekan begitu saja.
Gugus Tugas Pemprov NTT mengapresiasi kinerja tim medis di 11 rumah sakit rujukan Covid-19 di NTT, terutama rumah sakit yang sedang menangani pasien Covid-19. Mereka telah bekerja maksimal sampai berhasil menyembuhkan tujuh pasien Covid-19 dari total 82 pasein. Berbasis kemampuan yang ada, ke depan diharapkan kasus Covid-19 lebih mudah ditangani.
Saat ini, ada 712 orang tanpa gejala (OTG) Covid-19. Mereka juga harus menjalani pemeriksaan sampel Covid-19, yang dilakukan secara bertahap. Saat ini, antre 48 spesimen di Laboratorium Biologi Molekuler RSUD Yohannes Kupang.
Anggota DPRD NTT, Buce Lioe, mengatakan, Covid-19 menghadirkan pola hidup baru sekaligus membebani ekonomi rumah tangga warga. Mengadakan masker dan menyediakan air bersih, dan sabun juga bagian dari pengeluaran warga.
Ia mengingatkan, risiko saat kegiatan belajar mengajar diberlakukan kembali perlu diantisipasi, terutama pada jenjang SD. Mereka ini masih sulit diatur. Untuk itu, setiap orangtua harus berperan mengawasi betul anak-anak selama di lingkungan sekolah.