Wali Kota dan Wakil Wali Kota Malang Tiadakan ”Open House” Lebaran
Wali Kota dan Wakil Wali Kota Malang meniadakan tradisi silaturahmi atau open house di rumah masing-masing seusai shalat Idul Fitri, Minggu (24/5/2020). Pemerintah juga mengimbau semua warga shalat Idul Fitri di rumah.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Wali Kota dan Wakil Wali Kota Malang meniadakan tradisi silaturahmi atau open house di rumah masing-masing seusai shalat Idul Fitri, Minggu (24/5/2020). Pemerintah setempat juga mengimbau semua warga untuk shalat Idul Fitri di rumah saja.
”Idul Fitri tahun ini kami mengimbau masyarakat untuk shalat Idul Fitri di rumah saja. Sebaiknya tidak menggelar shalat Idul Fitri di masjid atau di lapangan serta tidak menggelar takbir keliling di jalanan. Kita harus sama-sama menyadari bahwa pada masa pandemi ini, khususnya pada masa pembatasn sosial berskala besar (PSBB) ini, kita harus berusaha menekan penyebaran Covid-19,” kata Wali Kota Malang Sutiaji, Sabtu (23/5/2020).
Dalam kesempatan itu, Sutiaji mengatakan, ia lebih memilih shalat Idul Fitri di rumah. Bahkan, acara open house atau silaturahmi dengan masyarakat pun ditiadakan. Hal itu juga dilakukan Wakil Wali Kota Malang Sofyan Edi Jarwoko.
”Mohon maaf lahir dan batin untuk semua masyarakat, serta mohon dimaklumi, Idul Fitri tahun ini kami tidak mengadakan open house serta tidak menggelar tradisi silaturahmi halalbihalal,” jelasnya.
Menurut Sutiaji, pihaknya sebenarnya ingin bertemu secara langsung dan saling berjabat tangan. Namun, di masa pandemi Covid-19 serta khususnya bersamaan dengan pelaksanaan PSBB, dia mengajak warga saling bersilaturahmi dan saling mendoakan melalui media komunikasi daring.
Saat ini Kota Malang merupakan salah satu daerah zona merah Covid-19. Jumlah kasus positif di Kota Malang saat ini 35 orang, jumlah orang dalam pemantauan (ODP) 866 orang, dan pasien dalam pengawasan 82 orang.
Adapun jumlah kasus positif sehari sebelumnya adalah 32 orang. Sementara tiga tambahan kasus positif pada Sabtu (23/5/2020) merupakan laki-laki karyawan bank di Kota Batu yang saat ini dirawat di rumah sakit. Dua lainnya adalah laki-laki dan perempuan berusia 36 tahun yang masing-masing melakukan uji swab secara mandiri dan kini melakukan isolasi mandiri di rumah.
Sabtu malam, sejumlah warga di Kabupaten Malang masih menggelar takbir keliling menjelang perayaan Idul Fitri 1441 Hijriah dengan mencoba memperhatikan protokol kesehatan. Aktivitas ini dilakukan demi mengurangi risiko penularan Covid-19 dari takbir keliling yang melibatkan orang banyak.
Hal itu di antaranya tampak di Desa Pandanlandung, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang. Jika biasanya takbir dilakukan oleh remaja masjid dengan berjalan kaki keliling secara berombongan, tahun ini takbir keliling ditiadakan.
Hanya saja, memang ada satu-dua kelompok orang yang melakukan takbir keliling secara terbatas menggunakan perangkat elektronik dengan naik mobil bak terbuka. Mereka menggelar takbir berkeliling kampung menggunakan mobil bak terbuka dan memperdengarkan lantunan takbir dari perangkat komputer dan pengeras suara. Meski masih berkeliling, takbir semacam ini tidak mengundang banyak warga.
”Di Desa Pandanlandung memang ada aturan ketat jika akan melakukan takbir keliling, seperti patuhi protokol kesehatan dengan mengenakan masker, jaga jarak, gunakan hand sanitizer atau cuci tangan. Jika itu tidak bisa dilakukan, sebaiknya takbir keliling tidak dilakukan,” kata Sekretaris Desa Pandanlandung Ahmad Bagus Sadewa.
Selain itu, ada juga anak-anak yang memilih melantunkan takbir sendiri menggunakan miniatur truk yang dilengkapi dengan perangkat suara sound system. Mereka menyiapkan miniatur truk miliknya di depan rumah dan memutar takbir serta lagu-lagu secara elektronik.
”Tidak keliling, di sini saja menggunakan miniatur truk. Lebih seru,” kata Nanda Saputra (9), warga RT 014 Desa Pandanlandung. Keunikan menggabungkan takbir dan hobi mengoleksi miniatur truk pun menarik perhatian warga lain. Mereka akhirnya turut mendengarkan lantunan takbir dan musik dari miniatur truk tersebut.