Kawasan Konservasi Perairan Nusa Penida Jadi Jejaring Hope Spot
Mission Blue mendeklarasikan Kawasan Konservasi Perairan Nusa Penida di Kabupaten Klungkung, Bali, sebagai area ekologis Hope Spot. Pemerintah Kabupaten Klungkung memberi apresiasi positif atas penetapan Hope Spot itu.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·3 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Organisasi konservasi internasional Mission Blue mendeklarasikan Kawasan Konservasi Perairan Nusa Penida di Kabupaten Klungkung, Bali, sebagai area ekologis Hope Spot. Pemerintah Kabupaten Klungkung memberi apresiasi positif atas penetapan Kawasan Konservasi Perairan Nusa Penida sebagai bagian jejaring area ekologis berskala global.
Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta menyatakan, Pemkab Klungkung menyambut baik penetapan KKP Nusa Penida sebagai bagian jejaring Hope Spot global oleh Mission Blue.
”Status ini patut kami syukuri karena kawasan perairan di Klungkung, khususnya Nusa Penida, semakin diakui dunia,” kata Suwirta yang dihubungi Kompas, Sabtu (23/5/2020). ”Kami di Klungkung juga harus menjaga kawasan perairan di Klungkung,” ujar Suwirta.
Kawasan Konservasi Perairan (KKP) Nusa Penida berada di wilayah Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung. Berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 24 Tahun 2014, KKP Nusa Penida memiliki luas kawasan sekitar 20.057 hektar, termasuk zona inti seluas 120 hektar lebih. KKP Nusa Penida mencakup tiga pulau, yakni Nusa Penida, Nusa Ceningan, dan Nusa Lembongan.
Kami di Klungkung juga harus menjaga kawasan perairan di Klungkung.
Kawasan perairan Nusa Penida dikenal memiliki keanekaragaman hayati laut yang tinggi. Data kawasan konservasi dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, yang diakses Sabtu (23/5/2020), menunjukkan, terdapat 567 jenis ikan, 296 jenis karang, dan 13 jenis mangrove serta sekitar 7 jenis tumbuhan asosiasi di kawasan perairan Nusa Penida. Kawasan perairan Nusa Penida juga terkenal akan kehadiran ikan matahari atau mola-mola dan ikan pari manta selain penyu hijau dan penyu sisik.
Dalam seminar dalam jaringan (webinar) yang difasilitasi Coral Triangle Center bersama Mission Blue dan diikuti pihak Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar serta Unit Pengelola Teknis Daerah Kawasan Konservasi Perairan Bali, Jumat (22/5/2020), Direktur Komunikasi Mission Blue Brett Loveman menyebutkan, KKP Nusa Penida menjadi bagian jejaring Hope Spot secara global. Loveman menyatakan, pihaknya berharap pendeklarasian KKP Nusa Penida sebagai Hope Spot akan membantu upaya kampanye konservasi global.
Melestarikan lingkungan
Adapun melalui siaran pers mengenai pendeklarasian KKP Nusa Penida sebagai Hope Spot, pendiri Mission Blue Sylvia Earle menyebutkan salah satu tujuan pendeklarasian itu adalah agar masyarakat pesisir seperti di Nusa Penida dapat terus beraktivitas, tetapi tetap melestarikan lingkungannya secara baik.
Keberadaan KKP Nusa Penida, menurut catatan UPTD Kawasan Konservasi Perairan Bali dan BPSPL Denpasar dalam webinar tersebut, juga menjadi penting bagi masyarakat setempat karena pemanfaatan wilayahnya dapat dikelola secara berkelanjutan. Masyarakat di Nusa Penida memiliki ritual Nyepi Segara, yakni menghentikan aktivitas di laut selama satu hari setiap tahun.
Selain menjadi bentuk penghormatan secara tradisi dan budaya terhadap laut, ritual Nyepi Segara itu juga memberikan kesempatan kepada laut untuk memulihkan sumber alaminya.
Kepala UPTD Kawasan Konservasi Perairan Bali I Nengah Bagus Sugiarta menyebutkan, KKP Nusa Penida menjadi contoh penerapan adat dan ilmu pengetahuan dalam pengelolaan sumber daya laut.
Selain itu, menurut Sugiarta, KKP Nusa Penida memiliki posisi yang unik untuk menginspirasi dan mempengaruhi masyarakat umum untuk peduli terhadap sumber daya laut di Indonesia dan di wilayah Segitiga Terumbu Karang.
Direktur Eksekutif Coral Triangle Center (CTC) Rili Djohani mengatakan, Nusa Penida merupakan kawasan yang strategis, tidak hanya bagi kepentingan pariwisata, tetapi juga dari sisi edukasi konservasi. Rili menyatakan, keterlibatan masyarakat juga penting dalam upaya melindungi kekayaan dan keanekaragaman hayati.
CTC bekerja sama dengan masyarakat, sektor swasta, pemerintah, dan mitra lainnya untuk memperkuat pengelolaan sumber daya kelautan, utamanya di kawasan Segitiga Terumbu Karang, di antaranya melalui pembentukan kawasan konservasi laut (KKL).