Tenaga Kesehatan yang Ditembak di Intan Jaya Dievakuasi, Satu Orang Meninggal
Tim gabungan Polri dan TNI berhasil mengevakuasi dua tenaga kesehatan yang menjadi korban penembakan kelompok kriminal bersenjata di Distrik Wandai, Kabupaten Intan Jaya, Sabtu (23/5/2020) pagi.
Oleh
FABIO COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Tim gabungan TNI dan Polri berhasil mengevakuasi dua tenaga kesehatan korban penembakan kelompok kriminal bersenjata di Distrik Wandai, Kabupaten Intan Jaya, Papua, Sabtu (23/5/2020). Satu tenaga kesehatan ditemukan dalam kondisi meninggal dan satu rekannya luka berat.
Hal ini disampaikan Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Papua Komisaris Besar Ahmad Mustofa Kamal di Jayapura pada Sabtu sore. Ahmad mengatakan, identitas dua tenaga kesehatan yang ditembak kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Wandai adalah Alemanek Bagau dan Henico Somau. Alemanek dalam kondisi kritis, sedangkan Henico meninggal.
Ia mengungkapkan, tim gabungan membawa jenazah Henico ke Sugapa, ibu kota Intan Jaya. Sementara Alemanek dievakuasi dengan pesawat perintis dari Bandara Sugapa ke Nabire sekitar pukul 10.00 WIT.
”Perjalanan dari Sugapa ke lokasi korban selama lima jam. Saat ini, korban luka telah berada di Rumah Sakit Umum Daerah Nabire untuk mendapatkan perawatan medis,” ujar Ahmad.
Ia menuturkan, Polda Papua sangat menyesalkan aksi penyerangan oleh KKB terhadap dua korban yang tergabung dalam Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Intan Jaya. KKB menembak dua tenaga kesehatan tersebut pada saat hendak mengantar obat-obatan untuk menangani penyebaran Covid-19.
KKB menembak keduanya di rumah Alemanek pada Jumat (22/5/2020) sekitar pukul 09.00 WIT. Adapun Henico meninggal akibat luka tembak di kaki kiri dan kanan, sedangkan Alemanek dalam kondisi kritis karena menderita luka tembak di tangan dan kaki.
KKB menembak dua tenaga kesehatan tersebut pada saat hendak mengantar obat-obatan untuk menangani penyebaran Covid-19.
”Kedua tenaga kesehatan tersebut tergabung dalam Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Bidang Kesehatan Kabupaten Intan Jaya. Korban gugur dalam tugas kemanusiaan,” ungkap Ahmad.
Ia menegaskan, tim gabungan Polri dan TNI telah diterjunkan untuk mengejar para pelaku dalam insiden ini. Perbuatan para pelaku dinilai telah menghambat upaya penanganan virus korona baru di Intan Jaya.
Kapolres Intan Jaya AKBP Yuli Karre Pongbala mengatakan, perjalanan ke lokasi kejadian memakan waktu sekitar lima jam karena kondisi medan yang sulit dan jalan belum memadai. Ia pun mengakui, penempatan jumlah anggota polisi belum memadai di seluruh wilayah Intan Jaya. Untuk itu, pihak kepolisian belum bisa memantau seluruh distrik atau kecamatan di Intan Jaya.
Diketahui terdapat sebanyak delapan distrik atau kecamatan di Intan Jaya. Namun, lima distrik belum dijaga pihak kepolisian, yakni Tomasiga, Agisiga, Ugimba, Wandai, dan Iyandoga.
Pastor Yustinus Rahangiar selaku pemimpin perwakilan gereja Katolik di Intan Jaya mengaku kaget dan tak menyangka dengan penembakan dua tenaga kesehatan di Wandai. ”Keduanya adalah warga setempat yang sudah lama mengabdi di Wandai. Berdasarkan laporan warga, mereka diserang sekelompok orang yang menggunakan senjata api,” kata Yustinus.
Wakil Juru Bicara Satuan Tugas Pengendalian, Pencegahan, dan Penanganan Virus Korona Papua Aaron Rumainum mengecam aksi penembakan dua tenaga kesehatan di Wandai. ”Kami mengecam aksi penembakan kedua tenaga kesehatan ini. Sebab, seluruh tenaga kesehatan di Papua tengah berjuang menghadapi pandemi Covid-19,” ujarnya.
Aaron pun menyatakan, Satuan Tugas Pengendalian, Pencegahan, dan Penanganan Virus Korona Papua menyampaikan dukacita yang mendalam bagi keluarga korban tenaga kesehatan yang meninggal dalam tugas.