Transmisi Lokal Covid-19 di Kota Kupang Patut Diwaspadai
Transmisi lokal penyebaran Covid-19 di Kota Kupang terus terjadi. Dari 20 kasus positif di Kota Kupang, 10 kasus merupakan hasil penyebaran transmisi lokal.
Oleh
KORNELIS KEWA AMA
·4 menit baca
KUPANG, KOMPAS — Transmisi lokal penyebaran Covid-19 di Kota Kupang terus terjadi. Dari 20 kasus positif di Kota Kupang, 10 kasus merupakan hasil penyebaran transmisi lokal. Sementara penyebaran Covid-19 di sembilan kabupaten lain setelah para pasien melakukan perjalanan di daerah terpapar Covid-19. Warga harus tetap diingatkan untuk mengikuti protap kesehatan.
Kepala Dinas Kesehatan Nusa Tenggara Timur Dominikus Minggus Mere kepada wartawan di Kupang, Jumat (22/5/2020), mengatakan, dari 48 sampel spesimen yang diperiksa terakhir, tiga spesimen positif. Dari jumlah itu, dua dari Kota Kupang merupakan hasil transmisi lokal dengan pasien positif Covid-19 yang meninggal pada 11 Mei 2020.
Dari tiga kasus baru ini, dua dari Kota Kupang dan satu dari Timor Tengah Selatan. Dua pasien di Kota Kupang memiliki hubungan keluarga atau kedekatan dengan pasien Covid-19 yang meninggal pada 11 Mei lalu.
Dengan tambahan tiga kasus baru, kini menjadi 82 orang. Jumlah ini terdiri dari Sikka 27 kasus, Kota Kupang 20 kasus, Manggarai Barat 14 kasus, Ende 7 kasus, Sumba Timur 6 kasus, Timor Tengah Selatan 3 kasus, Rote Ndao 2 kasus, serta Nagekeo, Manggarai, dan Flores Timur masing-masing 1 kasus.
”Dari tiga kasus baru ini, dua dari Kota Kupang dan satu dari Timor Tengah Selatan. Dua pasien di Kota Kupang memiliki hubungan keluarga atau kedekatan dengan pasien Covid-19 yang meninggal pada 11 Mei lalu. Jumlah orang tanpa gejala, termasuk mereka yang memiliki kontak erat dengan pasien positif yang telah meninggal dan turunannya, sebanyak 712 orang,” tutur Domi Mere.
Pasien positif Covid-19 yang meninggal sebanyak satu orang, sedangkan sembuh enam orang. Pasien dalam pengawasan yang meninggal empat orang dan orang dalam pemantauan meninggal sebanyak delapan orang.
Dari 82 kasus itu, 20 orang adalah anak-anak (0-18 tahun). Sebagian besar merupakan kluster Magetan dan Sekolah Tinggi Theologia Sangkakala Jakarta Barat. Pasien perempuan 30 orang dan laki-laki sebanyak 52 orang.
Ia mengatakan, anak-anak pun rentan terserang Covid-19 karena daya imunitas mereka belum mampu melawan virus. Selain itu, kebanyakan anak remaja mengabaikan protap kesehatan yang ada, karena itu mereka perlu pengawasan atau pendampingan orangtua.
Sampel spesimen Covid-19 yang sedang antre diperiksa sebanyak 100 sampel, sementara masih ratusan sampel akan dikirim dari daerah. Sampel dari daerah kabupaten akan dijemput dengan pesawat atau kapal cepat.
Penyebaran Covid-19 di Kota Kupang patut diwaspadai karena telah terjadi transmisi lokal yang cukup mengkhawatirkan. Setidaknya ada empat kelurahan yang sangat rentan menyebarkan Covid-19, yakni Nunleu, Tuak Daun Merah, Oesapa, dan Kuanino. Di wilayah ini, jumlah orang tanpa gejala mencapai ratusan orang.
Ia mengingatkan warga Kota Kupang agar tetap mengikuti protap pencegahan Covid-19 yang disampaikan pemerintah, yakni menggunakan masker saat bepergian ke luar rumah, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan selalu mencuci tangan. Terhindarnya warga dari Covid-19 ditentukan oleh kedisiplinan diri warga sendiri.
Imbauan, ajakan, dan sosialisasi pemerintah selama tiga bulan terakhir terkait cara mencegah Covid-19 sudah cukup dipahami masyarakat. Sekarang tinggal masyarakat mau mengikuti imbauan itu atau tidak. Sikap anggap remeh, masa bodoh, dan mengabaikan kesehatan diri ini sangat berbahaya bagi masyarakat Kota Kupang.
Berdasarkan pantauan di Kota Kupang, aktivitas masyarakat berlangsung normal. Sebagian besar pusat perbelanjaan dibuka seperti biasa. Warga mengenakan masker, tetapi masih ada warga yang tidak mengenakan masker. Kalaupun warga mengenakan masker, tidak dipakai secara benar dalam mengunjungi pusat perbelanjaan itu.
Warga membeludak di kantor pos untuk mengantre bantuan langsung tunai dari pemerintah. Mereka mengenakan masker, tetapi tidak menjaga jarak karena saling berdesakan untuk mendapatkan nomor undian antrean lebih awal.
Anggota DPRD NTT, Emanuel Kolfidus, mengkhawatirkan kondisi Kota Kupang saat ini. Kantor pemerintah beroperasi seperti biasa meski menggunakan sistem shift, pusat-pusat perbelanjaan dibuka seperti biasa, orang berkerumun bebas di jalan-jalan tanpa tujuan, dan warga tidak menjaga jarak satu sama lain.
”Covid-19 ini bekerja perlahan, ada masa inkubasinya. Protap kesehatan pemerintah menyebutkan 14-28 hari masa inkubasi, tetapi fakta di lapangan lebih dari satu bulan seperti dialami peserta ijtima haji di Gowa, Sulawesi Selatan. Mereka balik ke NTT pada 22-25 Maret, tetapi beberapa di antara mereka baru ketahuan terpapar Covid-19 pertengahan bulan Mei,” tutur Kolfidus.
Ia meminta pemda terus mengingatkan warga agar mengenakan masker, menjaga jarak, dan selalu mencuci tangan. Setiap lampu merah, pusat perbelanjaan, dan pusat keramaian agar dipasangi video, papan reklame, atau suara imbauan untuk mengingatkan masyarakat.
Jika perlu, di tempat-tempat itu dipajang video pasien-pasien Covid-19 yang sedang berjuang dengan maut mempertahankan hidup, termasuk para dokter dan perawat yang berjuang dengan dedikasi tinggi menyelamatkan nyawa pasien. Hal ini mungkin cara efektif untuk terus mengingatkan warga sampai benar-benar mengenakan masker, menjaga jarak, dan kebiasaan mencuci tangan sebagai budaya baru.