Pemkot Batu Pertimbangkan Karantina Lokal Dua Rukun Warga
Pemkot Batu berencana melakukan karantina lokal di dua RW di Desa Giripurno, Kecamatan Batu. Langkah ini dilakukan karena di wilayah itu terdapat tiga kasus positif dan dua warga meninggal.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
BATU, KOMPAS — Pemerintah Kota Batu, Jawa Timur, berencana menerapkan karantina lokal di dua lingkungan rukun warga (RW) di Desa Giripurno, Kecamatan Bumiaji. Karantina lokal ini untuk mengantisipasi laju penularan dan persebaran Covid-19 serta melindungi masyarakat di tempat itu setelah ditemukannya kasus positif.
Juru bicara Satuan Tugas Covid-19 Kota Batu, Muhammad Chori, Jumat (22/5/2020), mengatakan, ada beberapa pertimbangan mengapa dilakukan karantina lokal di tempat itu. Pertama, adanya kasus penambahan pasien terkonfirmasi positif yang cepat, yakni tiga orang, sehingga ada dugaan terjadi transmisi lokal.
Selain itu, dalam waktu 22 hari, terjadi tiga kali double time. Double time digunakan untuk memproyeksi angka kasus positif dan kematian. Berdasarkan peta sebaran Covid-19 Kota Batu, hingga 21 Mei, terdapat dua korban meninggal. ”Pertimbangan lainnya, sudah ada kasus kematian pasien konfirmasi (Covid-19) di Giripurno,” kata Chori.
Hal lain yang menjadi pertimbangan adalah posisi Desa Giripurno yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Karangploso di Kabupaten Malang. Di Kabupaten Malang, perkembangan kasus Covid-19 cukup signifikan. Rencana karantina lokal ini sudah mendapat rekomendasi dari dinas kesehatan setempat.
Chori belum bisa memastikan kapan kebijakan itu dimulai. Saat ini, pihak desa masih rapat terkait masalah tersebut. Kedua RW yang dimaksud adalah RW 003 (meliputi RT 011 sampai RT 013) dan RW 009 (RT 060 dan 061).
Warga Giripurno banyak yang bekerja sebagai petani dan pedagang sayur hingga keluar daerah. Pada Senin (16/5/2020), sekitar 78 petani di lima desa di Batu telah menjalani tes cepat. Dari jumlah itu, sebagian di antaranya berasal dari Giripurno. Desa lainnya adalah Beji, Torongrejo, Tulungrejo, dan Oro-oro Ombo. Hasil tes menunjukkan 72 orang nonreaktif dan 6 reaktif.
Dihubungi secara terpisah, Camat Karangploso Dyah Ekawati N mengatakan, belum ada rencana tes cepat (rapid test) lagi terhadap pedagang di Pasar Karangploso. Pada 9 Mei lalu, sudah dilakukan tes cepat terhadap 100 orang di dua pasar di Karangploso.
”Alhamdulillah hasil tes cepat saat itu nonreaktif semua. Di pasar sayur, sampling 50 orang dan di pasar semimodern ada sampling 50 orang,” ujar Dyah yang juga Ketua Satgas Covid-19 Kecamatan Karangploso, Jumat sore.
Sebelumnya, Dyah mengatakan, menurut rencana, tes cepat kedua digelar dua pekan dari tes pertama. Selain tes, untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19 dilakukan pula inspeksi terhadap pedagang yang tidak mematuhi aturan protokol kesehatan. Begitu pula seusai aktivitas, pasar selalu disemprot disinfektan.
Sementara itu, terkait pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang memasuki hari kelima di Batu, Chori mengatakan, ada beberapa catatan meski berjalan lancar. Beberapa catatan itu, antara lain, masih ada pergerakan orang dari luar ke Batu tanpa tujuan jelas.
Selain itu, masih ada warga yang keluar rumah tanpa mengenakan masker, pelaku usaha yang belum mematuhi atau mengetahui ketentuan, dan kerumunan masyarakat terkait pemenuhan kebutuhan jelang Lebaran. Selain itu, perlu dilakukan tes cepat massal terhadap kelompok masyarakat yang berpotensi tertular Covid-19.
Kasus Covid-19 di Batu sendiri terus bertambah. Hingga 21 Mei, jumlah pasien terkonfirmasi positif sebanyak 10 orang, pasien dalam pengawasan sebanyak 59 orang, dan orang dalam pemantauan sebanyak 227.