Korban dalam Kondisi Kritis, Polisi Buru Penembak Warga di Tembagapura
Kelompok kriminal bersenjata kembali meneror warga di Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua. Satu warga ditembak hingga terluka parah.
Oleh
FABIO COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS - Pihak kepolisian masih mengejar kelompok kriminal bersenjata yang menembak seorang warga di Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua, Kamis (21/5/2020). Warga bernama Sakeus ini tertembak di sejumlah bagian tubuh dan hingga malam ini masih dalam kondisi kritis.
Kepala Bidang Humas Polda Papua, Komisaris Besar Ahmad Mustofa Kamal di Jayapura, Jumat (22/5/2020), menjelaskan, Sakeus bukan pekerja PT Freeport Indonesia di Tembagapura, melainkan seorang warga setempat. Pihak kepolisian menemukan tubuh Sakeus pada Kamis pukul 07.40 WIT. Saat ditemukan, korban dalam kondisi tak sadar. Namun, setelah dibawa ke rumah sakit, masih ada tanda-tanda vital dari organ tubuhnya dan kini masih dalam perawatan intensif.
Sebelumnya, aparat keamanan yang berjaga mendengarkan beberapa bunyi tembakan di areal tambang PT Freeport sekitar pukul 06.00 WIT, tepatnya di Mil 62. "Korban luka berat akibat terkena terkena tembakan di perut dan leher. Saat ini, korban masih dirawat di Rumah Sakit Tembagapura," kata Ahmad.
Dia menuturkan, pihaknya telah melakukan olah tempat kejadian perkara pascainsiden penembakan warga di Tembagapura. "Saat ini, aparat kepolisian yang bertugas di Tembagapura masih mengejar para pelaku. Tujuannya untuk mencegah tak terjadi lagi aksi penyerangan terhadap warga sipil dan aparat keamanan di areal Freeport," tutur Ahmad.
Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka Sebby Sambom ketika dikonfirmasi membenarkan, pihaknya bertanggungjawab atas penembakan Sakeus di Tembagapura. "Kami biasanya menyerang warga setempat karena turut membantu pihak keamanan. Mereka berperan sebagai anggota intel bagi pihak kepolisian," ujarnya.
Sebelumnya, kelompok kriminal bersenjata (KKB) menyerang aparat keamanan yang sedang berpatroli wilayah perkampungan di Distrik Tembagapura dan Markas Polsek Tembagapura sejak akhir Februari lalu. Perbuatan mereka menyebabkan satu anggota Brimob meninggal dunia pada 28 Februari 2020 dan satu anggota lainnya mengalami luka akibat terkena rekoset atau serpihan peluru pada 2 Maret 2020.
Akibatnya, terjadi kontak senjata antara aparat keamanan dan KKB di bawah pimpinan Jony Botak di sekitar perkampungan di Tembagapura. Total sebanyak 1.373 warga yang mengungsi ke Timika akibat gangguan keamanan dari kelompok kriminal bersenjata di sekitar areal tambang PT Freeport Indonesia.