Warga DIY Diminta Laksanakan Shalat Idul Fitri dan Takbiran di Rumah
Warga Daerah Istimewa Yogyakarta diminta melaksanakan Salat Idul Fitri dan takbiran di rumah masing-masing. Langkah itu diharapkan mampu membantu mendorong pencegahan penyebaran Covid-19.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO
Pengguna sepeda memakai masker saat menyusuri Jalan Malioboro, Yogyakarta, Rabu (18/3/2020). Kawasan wisata andalan Yogyakarta itu lebih sepi dibanding hari biasa pascamerebaknya pandemi Covid-19.
YOGYAKARTA, KOMPAS - Warga Daerah Istimewa Yogyakarta diminta melaksanakan Shalat Idul Fitri dan takbiran di rumah masing-masing. Langkah itu diharapkan mampu membantu mendorong pencegahan penyebaran Covid-19 dengan meminimalisasi potensi kerumunan. Keputusan ini diambil demi kepentingan bersama agar tidak terjadi penularan yang lebih luas lagi.
“Lebaran tahun ini kan, berbeda dari tahun sebelumnya. Umat Islam diharapkan bisa ikut berpartisipasi untuk ikut mencegah. Kami berharap seluruh elemen masyarakat yang merayakan Idul Fitri bisa melaksanakan ibadah Salat Idul Fitri di rumah saja,” kata Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Daerah Istimewa Yogyakarta (Kanwil Kemenag DIY), Edhi Gunadi, saat dihubungi, di Yogyakarta, Kamis (21/5/2020).
Lebaran tahun ini kan, berbeda dari tahun sebelumnya. Umat Islam diharapkan bisa ikut berpartisipasi untuk ikut mencegah. Kami berharap seluruh elemen masyarakat yang merayakan Idul Fitri bisa melaksanakan ibadah Salat Idul Fitri di rumah saja (Edhi Gunadi)
Edhi menyampaikan, pihaknya juga sudah menyiapkan buku panduan yang bisa digunakan warga DIY untuk melaksanakan Salat Idul Fitri di rumahnya masing-masing. Buku itu menjadi pedoman bagi masyarakat dalam melaksanakan ibadahnya. Buku itu dapat diunduh di situs resmi Kanwil Kemenag DIY, yakni www.diy.kemenag.go.id.
KOMPAS/NINO CITRA ANUGRAHANTO
Petugas kebersihan dari Pemerintah Kota Yogyakarta menyemprotkan disinfektan di Taman Parkir Senopati, Kota Yogyakarta, Rabu (18/3/2020). Ini menjadi langkah antisipasi penyebaran Covid-19 di Yogyakarta.
Selanjutnya, Edhi menyatakan, hal serupa berlaku pula untuk pelaksanaan takbiran. Apabila biasanya masyarakat menggelar takbiran keliling, kali ini kegiatan tersebut juga diminta agar digelar di rumah masing-masing. Hal itu diputuskan demi mencegah munculnya kerumunan.
“Persoalannya, saat ini, masa-masa pandemi Covid-19. Di mana seluruh elemen masyarakat bisa bersama-sama memutus (rantai penyebaran). Kami harapkan semuanya di rumah terlebih dahulu,” kata Edhi.
Edhi menyampaikan, pelaksanaan ibadah Idul Fitri di rumah masing-masing diharapkan tidak mengurangi esensinya. Menurut dia, ibadah justru bisa lebih khusyuk. Sebab, tidak ada kekhawatiran tertular Covid-19 dengan bergabung dalam kerumunan.
KOMPAS/HARIS FIRDAUS
Sejumlah warga dan wisatawan tampak mengunjungi kawasan wisata Malioboro, Kota Yogyakarta, Minggu (22/3/2020) sore. Meski begitu, jumlah pengunjung di kawasan Malioboro tampak berkurang signifikan dibanding biasanya. Kondisi ini dinilai terjadi karena banyak warga yang menerapkan pembatasan sosial (social distancing) dengan mengurangi aktivitas di luar rumah guna meminimalkan risiko penularan penyakit Covid-19 akibat virus korona jenis baru.
Maklumat bersama
Selain itu, Edhi menegaskan, pihaknya telah membuat maklumat bersama dengan instansi pemerintahan dan organisasi keagamaan masyarakat terkait serangkaian kegiatan perayaan Idul Fitri ini. Masyarakat diharapkan bisa memahami kondisi wabah ini dengan menerapkan ibadah di rumah masing-masing.
Sebelumnya, Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X, menyampaikan, hal serupa. Pihaknya meminta masyarakat melakukan ibadah Shalat Idul Fitri di rumah. Protokol kesehatan guna mencegah penyebaran Covid-19 hendaknya benar-benar ditaati masyarakat. Pencegahan hanya bisa dilakukan secara sinergis dengan kontribusi masyarakat untuk sebisa mungkin menghindari kerumunan.
“Shalat Idul Fitri agar dilakukan di rumah dulu. Tidak perlu di masjid atau di lapangan. Kami akan memberikan pemahaman terkait itu kepada masyarakat perlunya menjaga protokol kesehatan,” kata Sultan.
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO
Pengguna sepeda memakai masker saat menyusuri Jalan Malioboro, Yogyakarta, Rabu (18/3/2020). Kawasan wisata andalan Yogyakarta itu lebih sepi dibanding hari biasa pascamerebaknya pandemi
Secara terpisah, Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi menyampaikan, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Kota Yogyakarta bersama dengan Majelis Ulama Indonesia Kota Yogyakarta, Pengurus Daerah Muhammadiyah Kota Yogyakarta, dan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Kota Yogyakarta, telah membuat maklumat bersama tentang rangkaian perayaan Idul Fitri, di daerah tersebut. Maklumat tersebut menjadi pedoman bagi warga menjalankan ibadahnya dari rumah.
“Sampai hari ini (Kamis sore), tidak ada laporan yang mengatakan akan dilakukan takbiran keliling. Begitu juga Shalat Idul Fitri di lapangan maupun masjid-masjid besar. Kami masih terus melakukan monitoring aktivitas takbiran dan Shalat Idul Fitri,” kata Heroe.