Di Gresik, Jawa Timur, tradisi menghidangkan sanggring atau kolak ayam di Masjid Sunan Dalem, Desa Gumeno, Kecamatan Manyar, hanya untuk warga setempat untuk mengantisipasi penularan Covid-19.
Oleh
AMBROSIUS HARTO
·2 menit baca
SURABAYA, KOMPAS – Wabah penyakit akibat virus korona jenis baru atau Coronavirus disease 2019 (Covid-19) juga mengganggu keberlangsungan tradisi Ramadhan. Di Gresik, Jawa Timur, tradisi menghidangkan sanggring atau kolak ayam di Masjid Sunan Dalem, Desa Gumeno, Kecamatan Manyar, hanya untuk warga setempat untuk mengantisipasi penularan Covid-19.
“Terpaksa tertutup bagi warga luar,” ujar Wakil Bupati Gresik Mohammad Qosim saat dihubungi dari Surabaya, Kamis (21/5/2020). Di sisi lain, Gresik sedang dalam masa pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar atau PSBB bersama Surabaya dan Sidoarjo. PSBB bertujuan meredakan wabah Covid-19 dimana Surabaya Raya merupakan kawasan terparah paparannya.
Terpaksa tertutup bagi warga luar ( Mohammad Qosim)
Qosim mengatakan, tradisi menghidangkan kolak ayam untuk berbuka puasa di Masjid Sunan Dalem di Gumeno sudah berlangsung beratus-ratus tahun. Tradisi ini hanya terjadi satu kali yakni pada malam 23 Ramadhan sesuai dengan permintaan Sunan Dalem yang adalah putera Sunan Giri semasa hidup.
Sebelum wabah menyerang, panitia dari warga Gumeno menyiapkan sanggring hingga beribu-ribu porsi. Sebabnya, hidangan ini diminati bukan hanya oleh penduduk setempat melainkan dari luar Gresik yang datang untuk berziarah. Mereka meyakini khasiat sanggring. Namun, karena ada wabah, hidangan kolak ayam tidak bisa diperuntukkan bagi banyak orang.
Dari sejumlah literatur dan penuturan kalangan tokoh Gresik, sanggring diyakini merupakan gabungan dari kata sang yang berarti raja/pembesar dan gering yang berarti sakit. Sanggring merujuk pada Sunan Dalem yang semasa hidup adalah pemuka Islam terkemuka di pesisir utara Gresik abad ke-16.
Pada bulan puasa 1541, di wilayah yang kini merupakan Desa Gumeno, Sunan Dalem jatuh sakit. Diduga, beberapa warga juga sakit sehingga mungkin bisa dikaitkan dengan wabah. Tradisi lisan menuturkan Sunan Dalem sempat meminta warga untuk mencari obat atau ramuan untuk mengobati sakitnya.
Obat sakit
Namun, tidak ada hasil. Suatu malam, Sunan Dalem mendapat petunjuk Ilahi lewat mimpi untuk membuat suatu masakan sebagai obat sakitnya. Ia kemudian meminta warga mencarikan ayam jago berumur setahun atau jago lancur untuk diolah di masjid dengan santan, jinten, gula kelapa, bawang daun, dan rempah-rempah.
Olahan yang dimasak oleh kalangan lelaki itu disantap dengan ketan dan kelapa parut untuk hidangan berbuka bersama para warga. Sunan Dalem dan warga yang sakit ternyata sembuh setelah memenuhi petunjuk Ilahi tadi. Dari sini tradisi dipertahankan sebagai penghormatan terhadap Sunan Dalem. Sanggring disebut juga kolak ayam karena bumbu olahan masakan tersebut amat mirip dengan kolak yang di Nusantara biasanya untuk hidangan berbuka puasa.