Pedagang Pasar Raya Padang Ikuti Tes ”Swab” Massal
Ratusan pedagang di Pasar Raya Padang, Sumatera Barat, mengikuti tes usap hidung secara massal di kawasan pasar, Kamis (21/5/2020).
Oleh
YOLA SASTRA
·4 menit baca
PADANG, KOMPAS — Ratusan pedagang di Pasar Raya Padang, Padang, Sumatera Barat, mengikuti tes usap atau swab hidung secara massal di kawasan pasar. Tes itu dilakukan untuk menjaring pedagang yang positif Covid-19 sehingga kluster penularan Pasar Raya Padang, kluster terbesar di Sumbar, bisa segera diputus.
Tes swab hidung massal dilakukan di lantai IV Mal Pelayanan Publik Kota Padang, Pasar Raya Padang. Kamis (21/5/2020) pagi, para pedagang secara bertahap berdatangan dan mengikuti pengambilan sampel swab hidung. Pedagang yang sudah diambil sampelnya ditandai dengan tinta biru di jari.
Edwardo (40), peserta tes swab massal, mengatakan mau mengikuti tes swab hidung untuk memastikan dirinya terpapar virus korona atau tidak. Ketika sampel swab hidung diambil petugas, Edwardo mengaku tidak merasa sakit seperti rumor yang beredar, tetapi hanya terasa geli di hidung.
”Saya wajib ikut, mana tahu saya punya virus. Mudah-mudahan tidak. Kalau bisa, semua kawan-kawan pedagang ikutlah tes supaya memutus mata rantai Covid-19 sehingga kita aman berdagang,” kata Edwardo.
Menurut Edwardo, pengambilan sampel swab hidung di Pasar Raya Padang lebih membuat pedagang tenang. Di pasar, pedagang hanya berbaur dengan sesama pedagang dan umumnya sudah saling kenal.
Lokasi pengambilan sampel di pasar juga di ruang terbuka. Lokasinya pun mudah dijangkau pedagang. Sementara itu, di puskesmas atau rumah sakit, selain jauh, pedagang khawatir berbaur dengan orang sakit.
Kalau tiga hari belum tercapai, kami perpanjang hingga Sabtu.
Kepala Dinas Kesehatan Padang Feri Mulyani mengatakan, tes massal di Pasar Raya Padang berlangsung tiga hari sejak Rabu (21/5/2020). Pada hari pertama, ada sekitar 180 pedagang atau sekitar 30 persen dari target harian yang mengikuti tes swab hidung.
”(Tes massal) kami targetkan 1.500-2.000 orang. Hari ini kami menyelesaikan target yang belum datang kemarin ditambah dengan target hari ini. Mudah-mudahan Kamis ini bisa sampai 600 orang. Besok lanjutkan lagi. Kalau tiga hari belum tercapai, kami perpanjang hingga Sabtu,” kata Feri.
Feri melanjutkan, pengambilan sampel swab hidung pedagang dipindahkan ke Pasar Raya Padang agar lebih mudah dijangkau pedagang. Sebelumnya, pengambilan sampel dilakukan di puskesmas dan rumah sakit, tetapi tingkat partisipasinya rendah, yakni sekitar 13 persen dari target harian.
Menurut Feri, tes swab hidung massal bagi pedagang Pasar Raya Padang dilakukan sebagai upaya menjaring pedagang yang positif Covid-19 agar penularan di kluster terbesar di Sumbar ini dapat diputus. Pedagang yang positif segera diisolasi dan kontak eratnya ditelusuri.
Hingga Kamis, jumlah pasien positif Covid-19 di kluster Pasar Raya lebih dari 110 orang dengan tingkatan penularan hingga generasi keempat, termasuk keluarga pedagang di rumah. ”Pasar Raya Padang kluster terbesar dan belum bisa kami putus. Kluster besar lainnya, kluster Pegambiran, sudah bisa kami putus dengan jumlah kasus 20 orang dengan tingkatan hingga generasi ketiga,” ujar Feri.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Padang, pada Kamis, jumlah kasus positif Covid-19 bertambah empat orang menjadi 279 orang. Dari total kasus, 17 orang meninggal, 74 orang sembuh, 101 orang dirawat di rumah sakit, 36 orang isolasi di rumah, dan 51 orang isolasi di tempat karantina pemda.
Kepala Dinas Pasar Kota Padang Andre Algamar mengatakan, tingkat partisipasi pedagang dalam tes swab hidung massal memang belum 100 persen. Namun, jika dibandingkan tes massal di puskesmas dan rumah sakit, tingkat partisipasi pedagang dalam tes di pasar lebih tinggi.
Di puskesmas dan rumah sakit, kata Andre, jumlah pedagang yang ikut hanya 153 orang per minggu. Sementara itu, di Pasar Raya Padang, Rabu kemarin, ada 180 orang yang ikut tes dalam sehari.
Kami sudah turunkan tim untuk mengajak pedagang ikut tes swab.
”Seharusnya memang bisa lebih banyak. Namun, ada rumor di antara pedagang bahwa pengambilan sampel menyakitkan, bisa tertular, dan lain-lain. Kami sudah turunkan tim untuk mengajak pedagang ikut tes swab,” kata Andre.
Menurut Andre, mengikuti tes swab justru akan baik bagi pedagang, keluarga mereka, dan pengunjung pasar. Pedagang yang negatif Covid-19 bisa terus berdagang. Sementara itu, pedagang yang positif bisa segera diisolasi sehingga tidak menularkan virus kepada pedagang lain, keluarganya, dan pengunjung.
Kios pedagang yang positif bisa segera disemprot disinfektan. Titik-titik penularan pun bisa dipetakan. ”Kalau pedagang tidak ikut tes swab (hidung) dan jadi OTG (orang tanpa gejala), dia akan jadi penyebar virus ke pedagang lain dan keluarganya,” ujar Andre.
Andre melanjutkan, menjelang Idul Fitri, aktivitas perdagangan di Pasar Raya Padang mulai ramai. Sebagai antisipasi, Dinas Pasar dan Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Padang memperketat penerapan protokol kesehatan dalam seminggu terakhir.
Petugas menjaga pintu masuk pasar dan memastikan semua pengunjung menggunakan masker. Tempat pencucian tangan juga disediakan di sembilan titik strategis pasar. Petugas dengan pengeras suara setiap 10 menit mengimbau pedagang/pengunjung pasar untuk menerapkan protokol kesehatan. Ada pula tim yang melakukan razia pedagang/pengunjung yang tidak menggunakan masker. Pelanggar akan diberi sanksi sosial, seperti memungut sampah.
”Saya tidak memasukkan opsi penutupan pasar (dalam memutus kluster Pasar Raya Padang) karena dampak ekonominya sangat tinggi. Pasar satelit tidak bisa menampung pengunjung. Kalau Pasar Raya Padang ditutup, pengunjung pasar satelit akan meluber. Pilihannya memang tetap dibuka, tetapi penerapan protokol kesehatan diperketat,” ujar Andre.