Menjelang Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriah, pemudik masih nekat pulang meskipun ada larangan dari pemerintah. Bahkan, arus kendaraan cenderung meningkat ke arah Jawa Tengah. Petugas pun menjatuhkan sanksi tegas.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Menjelang Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriah, pemudik masih nekat pulang meskipun sudah ada larangan dari pemerintah. Bahkan, arus kendaraan di ruas tol ke arah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur cenderung meningkat. Petugas pun menjatuhkan sanksi tegas demi memutus penyebaran Covid-19.
Berdasarkan pantauan Kompas, tiga hari menjelang Lebaran, Kamis (21/5/2020) siang, petugas masih mendapati pemudik di Gerbang Tol (GT) Palimanan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Enam kendaraan diduga kuat menjadi travel gelap, yakni mengangkut penumpang, padahal bukan moda transportasi umum.
Minibus tersebut datang dari Jakarta menuju Jawa Barat. Indikasi kuat bahwa kendaraan itu mengangkut pemudik tampak dari tumpukan dus dan barang bawaan penumpang. Mereka juga mengaku ingin mudik ke Kuningan, Jabar, karena kehilangan pekerjaan di Cikarang.
Mereka tidak diizinkan melintas karena tidak dapat menunjukkan dokumen perjalanan, seperti surat tugas dan surat kesehatan bebas Covid-19, kepada petugas yang berjaga di pos pemeriksaan GT Palimanan. Mereka juga menjalani pengukuran suhu tubuh dan mencuci tangan dengan cairan antiseptik untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Hingga Kamis sore, lebih dari 100 pengendara dan pemudik menjalani pemeriksaan suhu. Hasilnya, suhunya di bawah 38 derajat celsius sehingga tidak dilakukan pemeriksaan lanjutan. Adapun enam travel gelap mendapatkan sanksi tindakan langsung oleh petugas. Kendaraan tersebut untuk sementara disimpan di pos pemeriksaan Ciperna.
”Sudah lebih dari sebulan saya menganggur. Dagangan kopi dan gorengan tidak laku. Mau bayar kontrakan Rp 6 juta per tahun sudah tidak ada uang. Lebih baik kami pulang,” kata Sanadi (42), pemudik dari Cikarang.
Menggunakan mobil, dia mengangkut enam penumpang dengan tarif Rp 250.000-Rp 300.000 per orang dengan tujuan Kuningan. Dia berharap pemerintah memberikan kebijakan bagi pemudik. ”Apalagi, saya enggak dapat bantuan sembako,” ucapnya.
Meskipun arus lalu lintas di GT Palimanan lengang, polisi tetap bersiaga 24 jam untuk memastikan tidak ada pemudik.
Kepala Unit Kecelakaan Lalu Lintas Polres Kota Cirebon Ajun Komisaris Didi Wahyudi mengatakan, selain menilang enam travel gelap, pihaknya juga meminta sebuah mobil untuk putar balik karena terindikasi mudik. Kendaraan itu juga tidak mampu menunjukkan surat tugas dan surat kesehatan bebas Covid-19.
”Memang pemudik dengan travel gelap masih ada. Namun, jumlahnya menurun. Biasanya, kami mendapatkan lebih dari delapan travel gelap per hari,” kata Didi. Meskipun arus lalu lintas di GT Palimanan lengang, pihaknya tetap bersiaga 24 jam untuk memastikan tidak ada pemudik.
Berdasarkan data Satlantas Polresta Cirebon, hampir sebulan ini 73 kendaraan putar balik karena terindikasi mudik di GT Palimanan. Sebanyak 97 kendaraan roda empat dan roda dua juga diminta kembali ke daerah asal karena kedapatan akan mudik di pos pemeriksaan Rawagatel, Susukan.
Sebanyak 99 kendaraan yang berkedok travel gelap juga ditilang polisi. Selain di GT Palimanan dan Rawagatel, pos pemeriksaan juga berada di GT Ciperna dan jalur arteri Weru, Cirebon. Petugas tidak menetapkan waktu khusus pemeriksaan. Namun, biasanya, pengecekan kendaraan dilakukan tiga kali sehari.
Sepanjang Rabu, jumlah kendaraan yang melalui ruas Tol Cipali sekitar 25.000 unit. Jumlah ini meningkat sekitar 3.000 kendaraan dibandingkan dengan sehari sebelumnya, Selasa (19/5/2020).
Di Cipali, berdasarkan data Astra Tol Cipali, pada Kamis pukul 06.00-14.00 tercatat sekitar 5.700 kendaraan melintas. ”Jumlah ini hampir sama dengan periode yang sama kemarin (Rabu). Biasanya, lonjakan terjadi setelah pukul 24.00. Namun, sepertinya belum signifikan peningkatannya karena besok (Jumat) masih waktu kerja,” kata Direktur Operasi Astra Tol Cipali Agung Prasetyo.
Sepanjang Rabu, jumlah kendaraan yang melalui ruas tol sepanjang 116,7 kilometer itu sekitar 25.000 unit. ”Jumlah ini meningkat sekitar 3.000 kendaraan dibandingkan dengan sehari sebelumnya, Selasa (19/5/2020),” lanjutnya.
Jika dibandingkan pekan lalu, arus kendaraan pada Rabu kemarin telah meningkat sekitar 8.000 kendaraan. Namun, jumlah tersebut masih jauh dibandingkan dengan volume kendaraan hari normal, yakni 40.000 kendaraan. Jalanan pun sepi dan lengang, tidak ada kepadatan atau antrean kendaraan menjelang GT Palimanan.
Biasanya, beberapa hari jelang Lebaran, volume kendaraan terus meningkat hingga mencapai sekitar 80.000 kendaraan pada puncak mudik. Namun, akibat pandemi Covid-19, pemerintah melarang mudik demi mencegah penyebaran virus korona jenis baru. Tol Cipali pun belum mengalami lonjakan arus kendaraan.