Pemerintah Daerah Intensif Telusuri Warga Berkontak Fisik dengan Pasien Covid-19
Pemerintah Kabupaten Sikka dan Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, harus lebih intensif melakukan penelusuran terhadap warga yang sudah melakukan kontak fisik dengan pasien Covid-19 di daerah itu.
Oleh
KORNELIS KEWA AMA
·3 menit baca
KUPANG, KOMPAS — Pemerintah Kabupaten Sikka dan Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, harus lebih intensif melakukan penelusuran terhadap warga yang sudah melakukan kontak fisik dengan pasien Covid-19 di daerah itu. Lebih cepat terpantau, lebih mudah memutus rantai penyebaran Covid-19. Sementara Kota Kupang terdapat empat kelurahan sangat rentan penyebaran Covid-19. Saat ini, NTT terdapat 79 kasus Covid-19, tersebar di 10 dari 22 kabupaten/kota.
Kepala Dinas Kesehatan Nusa Tenggara Timur Dominikus Minggus Mere di Kupang, Rabu (20/5/2020), mengatakan, Sikka dengan 27 kasus dan Manggarai Barat 15 kasus, sudah memiliki rantai penyebaran cukup jauh. Masyarakat yang telah melakukan kontak fisik dengan pasien Covid-19 ini cenderung tertutup, diam diri, sembunyi, dan cenderung masa bodoh.
”Dinas Kesehatan setempat harus lebih intensif melakukan penelusuran secara teratur dan akurat. Di sini, peran Ketua RT dan RW sangat menentukan. Mereka harus melakukan berbagai cara dan upaya agar orang-orang yang diduga telah bersentuhan atau berdekatan dengan pasien Covid-19 segera melapor diri,” kata Domi Mere.
Penelusuran atau tracing difokuskan pada kediaman pasien Covid-19, menyebar ke tetangga sekitar, semua RT, pusat-pusat perbelanjaan, dan teman-teman pasien. Informasi beredar, tingkat mobilitas mereka cukup tinggi, sebelum hasil spesimen PCR dinyatakan positif Covid-19.
Dinas Kesehatan setempat harus lebih intensif melakukan penelusuran secara teratur dan akurat. Di sini, peran Ketua RT dan RW sangat menentukan. Mereka harus melakukan berbagai cara dan upaya agar orang-orang yang diduga telah bersentuhan atau berdekatan dengan pasien Covid-19 segera melapor diri (Domi Mere).
Kota Kupang setidaknya ada empat kelurahan sangat rentan terjadi transmisi lokal Covid-19, yakni Tuak Daun Merah, Nunleu, Kuanino, dan Kelurahan Oesapa. Jumlah 18 pasien Covid-19 di Kota Kupang sebagian besar berada di empat kelurahan ini. Pemkot telah melakukan penelusuran dan pelacakan secara ketat dan berhasil menghimpun lebih dari 300 orang untuk menjalani rapid test dan pemeriksaan sampel spesimen.
Menurut Domi Mere, makin cepat orang-orang yang telah berkontak fisik dengan pasien Covid-19 terungkap, makin mudah pula upaya memutus rantai penyebaran Covid-19. Jika orang-orang itu tidak ditelusuri, virus makin luas berpindah dari orang ke orang, makin sulit pula terdeteksi. Jumlah orang tanpa gejala (OTG) bakal terus meningkat.
Tambahan tiga kasus Covid-19 hari ini sehingga total positif Covid-19 di NTT sebanyak 79 kasus, tersebar di 10 dari total 22 kabupaten/kota di NTT. Tiga kasus itu, dua kasus dari Manggarai Barat dari kluster Gowa, dan satu kasus dari Sikka, juga dari kluster Gowa.
Sikka menempati urutan pertama dengan 27 kasus, Kota Kupang 17, Manggarai Barat 15, Ende tujuh kasus, Sumba Timur enam kasus, Timor Tengah Selatan dan Rote Ndao masing-masing dua kasus. Kabupaten Nagekeo, Manggarai, dan Flores Timur masing-masing satu kasus.
Hasil spesimen
Juru Bicara Gugus Tugas Pencegahan Covid-19 NTT Marius Jelamu mengatakan, pasien PDP yang meninggal sebanyak 10 orang, sementara ODP empat orang. Hasil spesimen ODP dan PDP yang meninggal masih dalam proses pemeriksaan. Pasien positif Covid-19 yang meninggal satu orang, dan sembuh enam orang.
Pasien ODP yang masih dipantau sebanyak 232 orang, PDP yang masih dikarantina sebanyak 13 orang.
Anggota DPRD NTT Buce Lioe mengatakan, Covid-19 di NTT bakal meluas di wilayah perkotaan, dan pusat perbelanjaan seperti Kota Kupang dan pusat ibu kota kabupaten. Desa-desa jauh lebih ketat menjaga desa dari kehadiran orang luar, bahkan warga desa sendiri sudah bepergian ke zona merah, dilarang masuk desa.
”Masyarakat desa jauh lebih tertib dibandingkan dengan masyarakat Kota. Mereka benar-benar tidak pergi ke pasar atau pusat perbelanjaan, kecuali ke kebun, atau ladang,” kata Lioe.
Petrus Poli Kayan (27), warga Desa Mewet, Flores Timur, mengatakan, semua tamu dari luar, termasuk para pedagang ikan, pakaian, bakso, roti, dan kue hanya sampai di Posko Gugus Tugas Covid-19 Desa Mewet. Saat pedagang-pedagang itu tiba, petugas Gugus Tugas memberi informasi kepada seluruh masyarakat desa, turun berbelanja di Posko itu.
Mereka tetap menjaga jarak dan mengenakan masker. Jika warga desa datang ke Posko tanpa mengenakan masker, petugas Gugus Tugas Covid-19 desa menyuruh kembali ke rumah mengambil masker. Masker tidak harus mewah,dijahit sendiri, tetapi tetap sesuai dengan standar kesehatan Covid-19.