Satu Lagi Pengunjung Toko Grosir di Sleman Positif Covid-19
Seorang pengunjung dilaporkan menjadi pasien positif Covid-19 dari kluster Toko Grosir, di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa (19/5/2020). Ia menjadi pengunjung kedua yang dilaporkan positif Covid-19.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Seorang pengunjung menjadi pasien positif Covid-19 dari kluster toko grosir, di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa (19/5/2020). Ia menjadi pengunjung kedua dari kluster tersebut yang dilaporkan positif setelah hasil uji usap tenggorok. Tes cepat masih terus dilakukan guna memetakan penularan.
Berty Murtiningsih, juru bicara Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) untuk Penanganan Covid-19, menyampaikan, pengunjung tersebut tercatat sebagai Kasus 207. Pengunjung itu merupakan seorang perempuan, warga Bantul berusia 25 tahun.
Pengunjung yang pertama kali dilaporkan positif Covid-19 merupakan seorang perempuan berusia 56 tahun. Secara administratif, pasien tersebut tercatat sebagai warga Bantul. Dalam data Dinas Kesehatan DIY, ia tercatat sebagai Kasus 167.
”Setelah kami telusuri, ternyata, memang sudah ada dua pasien yang merupakan pengunjung dari kluster toko grosir di Sleman. Pasien mengaku seperti itu (sempat mengunjungi toko grosir di Sleman), saat kami tanyai,” ujar Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Bantul Sri Wahyu Joko Santoso, lewat pesan singkatnya, Selasa petang.
Menurut data yang dihimpun dari Dinas Kesehatan DIY, hingga Selasa sore, pasien positif dari kluster toko grosir di Kabupaten Sleman, jumlahnya mencapai 39 orang. Sebagian besar terdiri dari karyawan toko grosir tersebut. Selanjutnya, ada beberapa pasien di antara jumlah tersebut yang merupakan anggota keluarga dari karyawan toko grosir itu.
Kluster toko grosir bermula dari seorang karyawan toko yang dilaporkan menjadi pasien positif Covid-19, di DIY, pada 24 April 2020. Karyawan itu tercatat sebagai Kasus 79. Dinas Kesehatan Sleman menindaklanjutinya dengan tes cepat terhadap lebih dari 300 karyawan toko grosir tersebut. Dari tes cepat itu, diperoleh 60 karyawan yang menunjukkan hasil reaktif. Sekitar 30 karyawan berujung menjadi kasus positif Covid-19 seusai menjalani uji usap tenggorok.
Dari tes cepat itu, diperoleh 60 karyawan yang menunjukkan hasil reaktif. Sekitar 30 karyawan berujung menjadi kasus positif Covid-19 seusai menjalani uji usap tenggorok.
Dinas Kesehatan Sleman menindaklanjuti kluster toko grosir itu dengan tes cepat massal bagi pengunjung sejak 19 April hingga 4 Mei 2020. Ada 1.422 warga Sleman yang mendaftar tes cepat itu dari kuota tes 1.500 orang.
Secara terpisah, Pemerintah Kota Yogyakarta juga mengadakan tes cepat massal bagi warganya yang pernah berkunjung ke toko grosir tersebut. Dari kuota 700 orang, sekitar 300 orang mendaftar.
Tes cepat massal direncanakan digelar dalam dua gelombang. Gelombang pertama dilaksanakan tiga hari berturut-turut, yakni 12 Mei hingga 14 Mei 2020. Dalam tes cepat gelombang pertama, ada 52 orang menunjukkan hasil reaktif di Kabupaten Sleman.
Tes cepat juga dilakukan kepada aparatur sipil negara Kabupaten Sleman, anggota PMI, dan BPBD, yang pernah berkunjung ke toko grosir itu. Dari tes itu, diperoleh 14 orang menunjukkan hasil reaktif. Sementara dari tes cepat yang dilakukan Pemkot Yogyakarta, terdapat enam orang menunjukkan hasil reaktif.
Kepala Dinas Kesehatan Sleman Joko Hastaryo mengungkapkan, gelombang kedua tes cepat massal itu sudah dimulai, Selasa (19/5/2020). Ada 18 orang yang menunjukkan hasil reaktif.
”Tes cepat gelombang dua ini akan terus berlanjut. Hari kedua tes cepat akan dilaksanakan 20 Mei 2020. Lalu, hari ketiga akan dilaksanakan 27 Mei 2020,” kata Joko.
Joko menjelaskan, pengunjung yang menunjukkan hasil reaktif akan diambil uji usap tenggoroknya di Asrama Haji Yogyakarta. Selama menunggu hasil uji usap, mereka menjalani karantina di tempat tersebut dengan pemantauan langsung dari Dinas Kesehatan Sleman.
Selanjutnya, menurut Joko, apabila uji usap tenggorok menunjukkan hasil positif Covid-19, pasien akan dibawa ke rumah sakit untuk menjalani isolasi dan perawatan lanjutan. Sejauh ini, kapasitas ruang isolasi dinilai masih mencukupi di Kabupaten Sleman.
”Total, kami mempunyai 117 ruang isolasi dari semua rumah sakit di Kabupaten Sleman. Hingga Senin malam, ada 61 orang yang dirawat. Berarti, sedikitnya masih ada 56 ruang isolasi yang bisa digunakan. Jika tidak mencukupi, baru kami akan berkoordinasi dengan RS Pusat Angkatan Udara Harjolukito,” kata Joko.