Desa Berjuang Menyalurkan Bantuan Langsung Tunai Dana Desa Sebelum Lebaran
Kerja sama dan komunikasi baik antara semua pihak dinilai menjadikan kunci bantuan langsung tunai dana desa bisa cepat disalurkan. Sejumlah desa saat ini berjuang menyalurkan BLT-DD sebelum Lebaran.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·4 menit baca
MALANG, KOMPAS — Pemerintah desa saat ini berjuang menyalurkan bantuan langsung tunai dana desa sebelum Lebaran. Sebagian desa sudah berhasil menyalurkan dana lebih cepat karena komunikasi antarlembaga lancar dilakukan.
Hingga Selasa (18/05/2020), bantuan langsung tunai dana desa (BLT-DD) sudah diterima sebagian warga. Di Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, total enam desa dari 14 desa sudah menyalurkan BLT-DD. Jumlah penerima BLT-DD di 14 desa tersebut adalah 2.206 penerima. Pencairan BLT-DD dilakukan nontunai melalui rekening bank.
”Sejak awal kami berusaha menyalurkan BLT-DD sebelum Lebaran. Awalnya memang tampaknya ribet. Namun dijalani saja, dan terbukti bahwa semua bisa selesai tepat waktu. Tidak susah, kerjanya juga normatif saja. Selama berproses dengan baik, ya, tugas-tugas itu akan selesai,” kata Kepala Desa Toyomarto Sumito, Selasa, seusai penyaluran BLT-DD.
Sumito mengatakan, semua pihak di desanya bekerja sama untuk mencairkan BLT-DD. Mereka bekerja mulai dari pendataan, realokasi anggaran, mengurus rekening bank, hingga akhirnya pencairan.
Dana desa yang diterima Desa Toyomarto untuk tahun 2020 sebesar Rp 1,2 triliun. Dari nilai tersebut, sekitar Rp 400 juta yang semula direncanakan untuk membangun gedung kesenian dan membuat mobil siaga akhirnya dialihkan untuk BLT-DD.
”Yang penting semua prosesnya dijalankan dengan baik. Libatkan pendamping. Komunikasi yang baik dengan bank maka semuanya akan selesai. Untungnya, pengalihan anggarannya pun disetujui banyak pihak sebab memang tidak mengganggu kegiatan warga lainnya,” kata Sumito.
Desa Toyomarto pada hari itu mencairkan BLT-DD pada 213 penerima. Rata-rata di antara para penerima adalah mereka yang kehilangan pekerjaan serta yang anggota keluarganya menderita sakit kronis.
Yang penting semua prosesnya dijalankan dengan baik. Libatkan pendamping. Komunikasi yang baik dengan bank maka semuanya akan selesai.
”Dari ratusan penerima itu ada 20 penerima yang NIK-nya tidak bisa terhubung dengan data di dinas kependudukan. Akhirnya untuk 20 penerima BLT-DD yang tidak bisa terhubung ke sistem kependudukan itu, kami bayarkan secara tunai,” kata Sumito.
Kerja sama
Selain kerja keras pemerintah desa, pendamping desa pun berperan dalam menyukseskan pencairan BLT-DD. Komunikasi dan kerja sama yang baik, seperti di Singosari, diakui merupakan kunci suksesnya pencairan dana desa sebelum Lebaran.
Pendamping Desa Pemberdayaan Kecamatan Singosari, Arif Iskandar Fatoni, mengatakan bahwa sisa delapan desa di Kecamatan Singosari akan mencairkan pada Rabu (20/05/2020). ”Sebelum Lebaran pencairan BLT-DD bisa dilakukan. Ini berkat komunikasi dan kerja sama baik semua pihak. Pendamping desa berkomunikasi dengan kecamatan, pendamping lokal desa berkomunikasi dan membantu desa dalam pendataan, pengalihan anggaran, hingga pencairan,” katanya.
Menurut Iskandar, mereka bekerja keras melakukan pendataan sejak tiga minggu lalu, yaitu usai Peraturan Menteri Desa PDTT Nomor 6 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Permendes 11 Tahun 2019 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa turun pada pertengahan April 2020. Pada Permendes Nomor 6/2020 disebut bahwa dana desa bisa digunakan untuk penanggulangan bencana Covid-19.
”Dari sisi pendamping, kami fokus mengerjakan sesuai aturan Kementerian Desa PDTT. Jika kami tidak mampu atau tidak paham, kami minta saran kepada mereka yang paham. Selanjutnya, pendamping turun ke desa membantu pendataan melibatkan kepala dusun, RT dan RW. Data akan dikembalikan ke desa untuk dipilah dan ditetapkan di musdes khusus. Dengan kerja sama semua pihak, akhirnya tugas mencairkan BLT-DD pun sesuai target. Masyarakat yang membutuhkan pun akhirnya bisa merasakan manfaat BLT-DD sesegera mungkin,” kata Iskandar.
Selain Singosari, pada hari itu, pencairan BLT-DD juga dilakukan di Desa Sitirejo, Kecamatan Wagir. Pencairan secara nontunai tersebut juga melibatkan perbankan dalam pembagiannya.
Instruksi
BLT-DD diberikan kepada warga terdampak Covid-19 dengan nilai Rp 600.000 per bulan selama tiga bulan (April-Juni). Oleh karena sejumlah desa pencairannya molor, pencairan BLTD-DD rata-rata baru bisa dilakukan Mei 2020.
Presiden Joko Widodo menilai pencairan BLT-DD tersebut lambat. Data Kementerian Desa PDTT hingga saat ini, dana desa tahap pertama sudah cair ke rekening kas desa sebesar Rp 20,8 triliun di 53.156 desa di Indonesia. Ada 74.000-an desa di seluruh Indonesia.
Dari jumlah tersebut, desa yang sudah menyalurkan BLT-DD hanya 12.829 desa (24 persen). Sisanya adalah desa yang masih dalam tahap melakukan musdes khusus guna menetapkan penerima BLT-DD. Saat ini jumlah desa yang sudah melakukan musdes khusus sebanyak 46.174 desa (87 persen), tetapi sebagian di antaranya belum juga menyalurkan BLT-DD.
Oleh karena lambatnya penyaluran BLT-DD, Menteri Desa PDTT Abdul Halim Iskandar, dalam siaran persnya, Senin (18/05/2020), mengatakan telah mengeluarkan Instruksi Menteri Desa PDTT Nomor 1/2020 tanggal 15 Mei 2020 yang intinya mendorong agar BLT-DD segera disalurkan tanpa menunggu pengesahan dari bupati/wali kota. Instruksi itu diberikan untuk 30.762 desa yang sudah musdes khusus sebelum 9 Mei 2020.
Pada 17 Mei 2020, Menteri Desa PDTT kembali mengeluarkan Instruksi Menteri Nomor 20/2020 bagi desa yang mengesahkan penerima BLT-DD setelah tanggal 9 Mei 2020. Bagi desa dengan kategori ini, Menteri Desa mengatakan, desa bisa langsung menyalurkan BLT-DD sambil mengajukan pengesahan bupati/wali kota. Ada 2583 desa yang menjadi sasaran Instruksi Mendes PDTT Nomor 2/2020 tersebut. Semua instruksi itu diberikan karena Menteri menargetkan desa bisa menyalurkan BLT-DD sebelum Lebaran. Lebaran diperkirakan jatuh pada 24 Mei 2020.