Lindungi Tenaga Kesehatan, Puskesmas Madurejo Kalteng Ditutup Sementara
Puskesmas Madurejo di Kabupaten Kotawaringin Barat ditutup sementara karena salah satu keluarga karyawan mereka terjangkit virus korona. Puskesmas itu baru akan membuka pelayanan seminggu lagi.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Puskesmas Madurejo di Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, ditutup sementara karena salah satu keluarga karyawan mereka terjangkit Covid-19. Pelayanan puskesmas akan dibuka seminggu lagi.
Kepala Puskesmas Madurejo FX Mahadi mengungkapkan, penutupan dilakukan untuk mengarantina semua karyawan dan tenaga kesehatan di puskesmas tersebut. Hal itu dilakukan setelah salah satu anak karyawan positif terinfeksi virus korona baru.
”Yang positif anak dari staf kami, bukan tenaga kesehatan. Tetapi kami lakukan rapid test untuk semua,” kata Mahadi saat dihubungi dari Palangkaraya, Senin (18/5/2020).
Mahadi menjelaskan, setelah semua tenaga kesehatan dan karyawan mengikuti tes cepat (rapid test), beberapa menunjukkan hasil reaktif. Kemudian, lanjutnya, pihaknya mengambil spesimen usap tenggorokan dan mengujinya. Hasilnya negatif.
Rencana awal, puskesmas itu ditutup sejak Senin (11/5/2020) hingga Sabtu (23/5/2020), tetapi karena mendekati Lebaran, pembukaan puskesmas akhirnya ditunda hingga Selasa (26/5/2020). Puskesmas pernah akan dibuka lebih awal pada pekan ini, tetapi dibatalkan karena hasil tes cepat saat itu menunjukkan hasil reaktif.
Yang positif anak dari staf kami, bukan tenaga kesehatan. Tetapi kami lakukan rapid test untuk semua.
Mahadi menduga, selain karena kasus positif dari salah satu anak karyawan mereka, penutupan itu juga bermula dari kedatangan seorang pasien positif Covid-19 yang berobat ke puskesmas itu. Pasien itu awalnya tak mengaku jika sudah terjangkit virus mematikan tersebut.
Hingga kini, dari data Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 di Kalimantan Tengah, kasus positif di Kabupaten Kotawaringin Barat mencapai 33 orang dengan kasus sembuh mencapai sembilan orang, orang dalam pantauan (ODP) mencapai 13 orang, pasien dalam pengawasan (PDP) empat orang, dan belum ada kasus kematian karena wabah mematikan itu di wilayah ini.
Bupati Kotawaringin Barat Nurhidayah sebelumnya mengungkapkan, penutupan puskesmas tersebut sudah tepat. Mereka juga akan memastikan perlindungan bagi tenaga kesehatan sebagai garda terdepan penanganan wabah mematikan tersebut. ”Puskesmas itu harus steril dulu, dipastikan lagi dengan uji swab,” ujarnya.
Perlindungan
Puskesmas sebagai pintu pertama fasilitas kesehatan memang harus dilindungi. Namun, di Kalteng puskesmas di zona merah masih kekurangan alat pelindung diri.
Di Puskesmas Laung Tuhup, Kabupaten Murung Raya, perawat maupun bidan belum menggunakan alat pelindung diri yang sesuai standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Mereka hanya dibekali sarung tangan dan masker tanpa pakaian medis, pelindung wajah, apalagi sepatu khusus. Bahkan beberapa kali mereka menangani pasien dengan seragam pegawai negeri.
Mariaty Maruwei, bidan di puskesmas tersebut, mengatakan, belum ada peralatan APD untuk menangani kasus Covid-19. Padahal, setidaknya ada dua desa yang beberapa warganya terkonfirmasi positif korona yang dirujuk ke rumah sakit terdekat.
Dari data Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Kalteng, di Kabupaten Murung Raya sudah terdapat 38 orang yang positif terinfeksi korona. Jumlah itu terus meningkat dalam kurun waktu sebulan belakangan.
”Pasien dengan keluhan penyakit apa pun seharusnya dilayani dengan standar APD yang sesuai dengan WHO. Musuh ini, kan, tak terlihat dan belum ada obatnya. Jika terinfeksi pun, belum tentu kami bisa deteksi karena ada yang tanpa gejala,” kata Mariaty.
Mariaty berharap, perlindungan terhadap tenaga kesehatan bisa lebih diperhatikan. Tidak hanya berdasar pada lokasi zona merah, tetapi lebih kepada kebutuhan dan ketersediaan.