Kalsel Perbanyak Tes Cepat, Kasus Diprediksi Melonjak pada Akhir Mei
Kasus Covid-19 di Kalimantan Selatan diprediksi melonjak pada akhir Mei seiring gencarnya pelacakan kasus, dan tes cepat massal. Temuan kasus positif juga berpotensi meningkat karena sebagian warga belum mematuhi PSBB.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·3 menit baca
BANJARMASIN, KOMPAS — Kasus Covid-19 di Kalimantan Selatan diprediksi bakal melonjak pada akhir Mei ini seiring dengan gencarnya upaya pelacakan kasus dan tes cepat secara massal. Temuan kasus positif juga berpotensi meningkat karena sebagian warga belum disiplin mematuhi pembatasan sosial berskala besar.
Saat ini empat kabupaten/kota di Kalimantan Selatan telah melaksanakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), yaitu Kota Banjarmasin, Kota Banjarbaru, Kabupaten Banjar, dan Kabupaten Barito Kuala. Namun, pelaksanaan PSBB di Kota Banjarmasin khususnya, yang telah memasuki tahap kedua, tak begitu dipatuhi. Kerumunan warga di pasar dan pusat perbelanjaan tetap terjadi.
Di tengah ketidakdisiplinan masyarakat itu, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Kalsel mencoba memasifkan pelacakan kasus dengan tes cepat secara massal. Sebanyak 70.000 alat tes diagnostik cepat atau rapid diagnostic test (RDT) telah dipesan untuk mendeteksi orang-orang yang kemungkinan terinfeksi virus SARS-CoV-2 atau korona baru.
”Kalau rapid test bisa digenjot, lonjakan kasus juga akan besar. Lonjakan kasus di Kalsel diprediksi akan terjadi saat mendekati atau setelah Hari Raya Idul Fitri. Sebab, ada eskalasi pertemuan warga yang intens,” kata Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalsel Hanif Faisol Nurofiq di Banjarmasin, Senin (18/5/2020).
Menurut Hanif, yang juga Wakil Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Kalsel, upaya pelacakan kasus dan tes cepat secara massal harus dilakukan dengan serius dan lebih masif. Semakin cepat orang tanpa gejala atau OTG ditemukan, semakin cepat pula penanganan dan pemutusan rantai penularannya.
”Penyakit Covid-19 ini harus sangat diwaspadai karena hampir setiap hari ada yang meninggal. Sampai sekarang, kita belum tahu kapan puncaknya. Untuk itu, masyarakat perlu terus diedukasi,” katanya.
Lonjakan kasus di Kalsel diprediksi akan terjadi saat mendekati atau setelah Hari Raya Idul Fitri. Sebab, ada eskalasi pertemuan warga yang intens.
Berdasarkan rekapitulasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Kalsel hingga Senin (18/5) sore, di Kalsel ada 977 orang dalam pemantauan (ODP), 84 pasien dalam pengawasan (PDP), dan 438 kasus terkonfirmasi positif Covid-19. Dari 438 kasus positif itu, sebanyak 320 orang dalam perawatan dan karantina khusus, 73 sembuh, dan 45 meninggal.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel Muhammad Muslim, yang juga juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kalsel, mengatakan, ada penambahan 34 kasus terkonfirmasi positif dari hari sebelumnya. Penambahan itu dari 6 PDP di rumah sakit, 3 PDP meninggal, serta 25 hasil pelacakan dan tes cepat.
Pada Senin ini, tes cepat secara massal dilakukan di tiga lokasi di Kabupaten Barito Kuala. Sebanyak 371 orang diperiksa dengan hasil reaktif sebanyak 20 orang. Hasil reaktif tersebut akan dilanjutkan dengan pemeriksaan spesimen atau pemeriksaan PCR (polymerase chain reaction). ”Upaya testing ini akan terus dilakukan,” ujarnya.
Sejak 4 April lalu, menurut Muslim, sebanyak 2.674 spesimen usap telah diperiksa di Laboratorium Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP), Banjarbaru. ”Saat ini masih ada 810 spesimen dalam proses pemeriksaan,” katanya.