Seorang dokter spesialis saraf di Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara meninggal setelah dinyatakan positif Covid-19. Riwayat kontak dokter yang juga dosen USU itu masih terus ditelusuri.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Seorang dokter spesialis saraf di Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara atau USU meninggal setelah dinyatakan positif Covid-19. Rumah sakit tersebut selama ini melaksanakan pemeriksaan laboratorium metode reaksi berantai polimerase atau PCR Covid-19. Riwayat kontak dokter yang juga dosen USU itu masih terus ditelusuri.
”Kami sangat berduka atas meninggalnya seorang dokter di rumah sakit kami karena Covid-19,” kata Direktur Bidang Pelayanan Medis dan Keperawatan RS USU Ryad Ikhsan, dalam keterangan pers yang disampaikan Manajer Humas USU, Senin (18/5/2020).
Ryad mengatakan, penyelidikan epidemiologi terhadap dokter berumur 56 tahun berinisial IL itu masih terus dilakukan untuk menelusuri kontaknya. Istri dokter tersebut juga diketahui positif Covid-19.
Menurut Ryad, IL tidak hanya bertugas di RS USU, tetapi juga melayani beberapa rumah sakit lain di Medan. Saat menderita Covid-19, ia dirawat di RS Columbia Asia, Medan.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumut Mayor (Kes) dr Whiko Irwan mengatakan, korban meninggal akibat positif Covid-19 masih terus bertambah di Sumut dan kini sudah mencapai 27 orang. Pasien meninggal yang dimakamkan dengan protokol Covid-19 pun sudah lebih dari 90 orang.
Dalam sehari terakhir, kasus positif di Sumut pun bertambah tujuh orang menjadi 225 kasus. Sementara pasien dalam pengawasan (PDP) yang dirawat di rumah sakit sebanyak 202 orang.
”Penambahan kasus ini menunjukkan penularan Covid-19 masih terus terjadi di Sumut. Kami meminta masyarakat semakin disiplin melaksanakan semua protokol kesehatan Covid-19,” kata Whiko.
Di Sumut, daerah baru yang terjangkit Covid-19 masih terus bertambah. Sudah 17 dari 33 kabupaten/kota yang tercatat memiliki kasus positif Covid-19.
Whiko pun meminta agar masyarakat mematuhi larangan mudik khususnya dari dan menuju zona merah. Di Sumut, daerah baru yang terjangkit Covid-19 masih terus bertambah. Sudah 17 dari 33 kabupaten/kota yang tercatat memiliki kasus positif Covid-19. Kepulauan Nias yang sebelumnya tidak ada kasus kini ada dua PDP yang dirawat di rumah sakit dan masih menunggu hasil uji PCR terhadap sampel swab yang sedang berada di laboratorium di Medan.
Kepala Kepolisian Daerah Sumut Inspektur Jenderal Martuani Sormin mengatakan, mereka memeriksa pintu masuk dan keluar Sumut di 25 tempat. Pengawasan terutama dilakukan di empat pintu Sumut di jalur darat, yakni di Langkat dan Pakpak Bharat yang berbatasan dengan Aceh, di Labuhanbatu Selatan yang berbatasan dengan Riau, dan Mandailing Natal yang berbatasan dengan Sumatera Barat.
”Selama melakukan pengawasan, sudah lebih dari 700 kendaraan kami minta kembali ke daerah asal. Sebagian besar adalah mobil pribadi,” kata Martuani.
Menurut Martuani, potensi penularan lain di Sumut adalah masuknya pekerja migran Indonesia (PMI) dari jalur tidak resmi. Sudah beberapa kapal yang ditangkap karena membawa pekerja migran pulang dari Malaysia secara ilegal dengan kapal kayu nelayan melalui Selat Malaka.
Sudah lebih dari 600 pekerja migran diketahui masuk secara ilegal. Petugas pun langsung menerapkan protokol Covid-19 terhadap mereka termasuk karantina. Beberapa yang mengalami gejala demam diperiksa dengan alat tes cepat.