Pasien Positif Bertambah 116 Persen dalam Lima Hari, Kota Ambon Ajukan PSBB
Dalam lima hari terakhir terhitung hingga Jumat (15/5/2020), jumlah kasus positif Covid-19 di Kota Ambon, Maluku, naik 116 persen dari 25 orang menjadi 54 orang. Pemkot Ambon siap ajukan PSBB.
Oleh
FRANS PATI HERIN
·3 menit baca
AMBON, KOMPAS — Dalam lima hari terakhir, terhitung hingga Jumat (15/5/2020), jumlah kasus positif Covid-19 di Kota Ambon, Maluku, naik 116 persen dari 25 orang menjadi 54 orang. Jumlah yang meninggal pun naik 100 persen dari 2 orang menjadi 4 orang. Sementara, di sisi lain, masih banyak warga yang tidak peduli dengan protokol kesehatan. Pemerintah Kota Ambon tengah melengkapi proposal untuk mengajukan pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar atau PSBB.
Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy, di Ambon, Jumat, mengatakan, kenaikan secara signifikan itu menunjukkan telah terjadi transmisi lokal yang masif. Pembawa virus korona baru yang sebelumnya dari pelaku perjalanan kini sudah menyebar ke mana-mana. ”Salah satu kepala dinas saya juga terinfeksi,” ujarnya. Kepala dinas dimaksud adalah Kepala Dinas Sosial Kota Ambon Nurhayati Jasin.
Ironisnya, di tengah kasus yang meningkat itu, masih banyak warga yang tidak patuh pada protokol kesehatan. Pantauan Kompas, banyak sopir angkutan berikut penumpang tidak mengenakan masker dan tidak menjaga jarak. Padahal, di sejumlah pos, terdapat petugas yang merazia penggunaan masker. Saat melewati pos, mereka mengenakan masker, tetapi kemudian dicopot kembali setelah lepas dari pengawasan.
Di salah satu pusat perbelanjaan, ada seorang ibu membawa anak berusia kurang dari lima tahun. Ibu itu mengenakan masker, sementara anaknya tidak. Saat ditegur pengunjung yang merasa prihatin dengan keselamatan anak itu, ibunya malah balik beradu argumentasi. ”Anak saya tidak mau pakai (masker) dan saya tidak bisa paksa dia. Ini anak saya, kalian jangan repot,” ujar ibu yang diperkirakan berumur sekitar 20 tahun itu.
Kondisi memprihatinkan lainnya juga ditemui di Pasar Mardika, salah satu pasar tradisional terbesar di Ambon. Masih banyak pedagang yang tidak mengenakan masker. Ada yang sekadar memasang masker, tetapi tidak menutup mulut dan hidung. Masker malah dipakai menutupi dagu. Padahal, telah terjadi transmisi di pasar itu setelah seorang pedagang terinfeksi. Pedagang tersebut pun meninggal. Lebih kurang 500 orang sudah mengikuti tes cepat di pasar itu.
Richard mengatakan, kondisi ini bisa diatasi dengan pembatasan sosial dan diikuti dengan penegakan aturan serta sanksi. Proposal PSBB itu telah disampaikan ke Pemprov Maluku untuk selanjutnya disempurnakan. Pemprov Maluku kemudian akan mengajukan ke pemerintah pusat untuk disetujui. ”Ambon sudah siap untuk melaksanakan PSBB,” ujar Richard. Belum ada kepastian waktu pengajuan usulan PSBB itu ke tingkat pusat.
Anggota Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Maluku Melky Lohi mengatakan, jumlah kasus positif Covid-19 di Maluku mencapai 72 dengan jumlah kematian 5. Sebanyak 17 orang dinyatakan sembuh. Kota Ambon menjadi titik penyebaran tertinggi. Sekitar 75 persen kasus positif ditemukan di Ambon. ”Sekarang ini tim tracking semakin sulit menelusuri. Virus sudah menyebar ke mana-mana,” ujarnya.
Jika PSBB dapat diterapkan di Ambon, hal itu diharapkan dapat menekan jumlah kasus karena ruang gerak warga mulai dibatasi. Selama ini, imbauan untuk menjalankan protokol kesehatan tidak cukup membuat warga patuh. Banyak yang masih melanggar. ”Terkadang, perlu ketegasan. Sebab, kalau menunggu tumbuhnya kesadaran dalam diri, tidak semua orang dapat melakukan itu,” ujarnya.
Terlebih lagi, penyebaran virus itu kini melumpuhkan Rumah Sakit Umum Daerah dr Haulussy Ambon. Sejumlah petugas kesehatan terinfeksi sehingga operasional rumah sakit dengan fasilitas terlengkap di Maluku itu akhirnya ditutup selama 14 hari terhitung mulai Selasa 12 Mei.
Pasien yang dirawat tetap bertahan di dalam RS. Menurut rencana, pasien dari rumah sakit itu akan dipindahkan ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr J Leimena, rumah sakit yang kini sedang dikebut penyelesaian pembangunannya.
Sekretaris Daerah Maluku Kasrul Selang mengatakan, jika terjadi lonjakan pasien Covid-19, perawatan dipusatkan di RSUP dr Leimena. Di rumah sakit itu terdapat lebih kurang 250 tempat tidur.
Hingga Jumat malam, persiapan di rumah sakit yang mulai dibangun pada Juli 2018 dan belum diresmikan penggunaannya itu sedang dirampungkan. Belum ada kepastian waktu pemindahan pasien. ”Akan diusahakan secepatnya,” kata Kasrul.