Tambahan Kasus Harian di Sumbar Capai Angka Tertinggi
Tambahan kasus positif Covid-19 harian di Sumatera Barat mencapai angka tertinggi pada Kamis (14/5/2020).

Petugas Pemadam Kebakaran Kota Padang, Sumatera Barat, menyemprotkan disinfektan ke lorong dan kios-kios Pasar Raya Padang, Senin (20/4/2020).
PADANG, KOMPAS — Tambahan kasus positif Covid-19 harian di Sumatera Barat mencapai angka tertinggi pada Kamis (14/5/2020). Sebagian besar tambahan kasus itu bersumber dari kluster Pasar Raya Padang, kluster terbesar penularan Covid-19 di Sumbar.
Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumbar, Kamis, ada 32 orang tambahan kasus positif Covid-19 di Sumbar. Sebanyak 27 orang berasal dari Padang, dua orang di Limapuluh Kota, serta masing-masing satu orang di Payakumbuh, Kepulauan Mentawai, dan Padang Pariaman. Total kasus positif Covid-19 sejak 26 Maret 2020 di Sumbar mencapai 371 orang.
”Dari 32 orang tambahan kasus positif Covid-19 itu, dari kluster Pasar Raya Padang paling banyak, sekitar 20 orang,” kata Gubernur Sumbar Irwan Prayitno seusai rapat koordinasi dengan kepala dinas kesehatan se-Sumbar di Padang.
Tambahan 32 orang positif Covid-19 itu merupakan yang tertinggi dalam penambahan kasus harian di Sumbar. Sebelumnya, tambahan kasus terbanyak dalam sehari tercatat pada 1 Mei 2020 dengan jumlah 24 orang. Pada Selasa-Rabu (12-13/5), tambahan kasus di Sumbar masing-masing 20 kasus per hari.

Menurut Irwan, tingginya tambahan angka kasus positif Covid-19 itu bukti bahwa proses pelacakan kasus berjalan dengan baik. Petugas bisa menelusuri kontak erat pasien positif dan mengambil sampel usap (swab) hidung dan tenggorokan mereka.
Selain itu, kata Irwan, dari total 32 kasus tambahan itu, hanya satu pasien dalam pengawasan (PDP). Adapun sisanya merupakan orang dalam pengawasan (ODP) dan orang tanpa gejala (OTG). Dari total 371 orang positif Covid-19 di Sumbar, sebanyak 206 kasus OTG, 93 kasus ODP, dan 72 kasus PDP. ODP dan OTG tersebut bisa segera diisolasi sehingga potensi penularannya cepat dihentikan.
Dengan tracking maksimal dan masif, kita bisa kendalikan penularan Covid-19.
”Petugas di lapangan bisa men-tracking dengan baik. Jadi, banyaknya jumlah positif jangan dipandang negatif. Kluster-kluster besar jumlah kasusnya terus menurun, seperti kluster Puskesmas Tarusan, Pesisir Selatan,” kata Irwan.
Dia melanjutkan, di Pasaman Barat dan Pariaman tidak ada lagi kasus positif. Di Padang, setengah klusternya sudah terputus (8 dari 16 kluster). ”Dengan tracking maksimal dan masif, kita bisa kendalikan penularan Covid-19,” ujar Irwan.

Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno ketika ditemui di Padang, Sumbar, Kamis (14/5/2020).
Meskipun demikian, kata Irwan, proses pelacakan kasus positif Covid-19 memang belum berjalan sempurna atau 100 persen. Ini terlihat dari masih adanya tambahan kasus dari kluster lama. Kemampuan pelacakan kasus di lapangan harus ditingkatkan.
Irwan menjelaskan, secara umum ada tiga level pelacakan kasus Covid-19. Kemampuan petugas di lapangan baru pada level pertama, yaitu melacak kontak erat pasien positif Covid-19 dan melakukan uji swab. Petugas diharapkan bisa melangkah ke level kedua dan ketiga.
Baca juga: Keterlambatan Hasil Tes Rentan Memperluas Penyebaran Covid-19
Pada level kedua, petugas semestinya bisa melacak dan mengambil sampel uji swab orang-orang yang berkontak dengan kasus kontak erat kasus positif. Pada level ketiga, petugas bisa melacak dan melakukan uji swab terhadap orang yang berkontak dengan kasus kontak erat pasien positif meskipun kontak erat itu negatif Covid-19.
”Kalau itu dilakukan, penularan Covid-19 di Sumbar bisa terkendali. Itu yang harus dilakukan dinas kesehatan kabupaten/kota. Dalam rapat tadi, saya meminta kepada kepala dinas kesehatan agar melakukan pemeriksaan cepat, pelacakan masif, isolasi pasien positif dengan baik, dan merawat pasien positif secara baik,” ujar Irwan.

Penjual menawarkan masker kain kepada pengendara yang tidak menggunakan masker ketika melintas di posko pemeriksaan dan pengawasan PSBB di Jalan Prof Dr Hamka, Padang, Sumatera Barat, Senin (27/4/2020) sore.
Irwan menambahkan, kemampuan laboratorium pengujian sampel usap hidung dan tenggorokan pasien memadai untuk memeriksa banyak sampel. Per Kamis ini, dua laboratorium di Sumbar bisa memeriksa sekitar 800 sampel per hari, yaitu 700 sampel oleh laboratorium Fakultas Kedokteran Unand dan 100 sampel oleh laboratorium Balai Veteriner Bukittinggi.
Pasar Raya
Terkait Pasar Raya Padang, Irwan mengakui, kluster ini paling besar dan memang sulit dikendalikan. Aktivitas di pasar sangat ramai dan sulit ditelusuri. ”Pemkot Padang masih berjuang untuk memutus kluster Pasar Raya Padang,” kata Irwan.
Kepala Dinas Kesehatan Sumbar Merry Yuliesday mengatakan, ada beberapa kluster besar Covid-19 di Sumbar, antara lain Pasar Raya Padang, Pegambiran, Puskesmas Tarusan, Pasar Payakumbuh, dan kluster Gowa di Dharmasraya. Di antara kluster tersebut ada yang kasusnya sudah landai, seperti kluster Puskesmas Tarusan.
Menurut Merry, kluster Pasar Raya Padang merupakan yang terbesar dan sulit dikendalikan. Hingga Kamis sudah ada 76 orang positif Covid-19 dari kluster tersebut, dan tingkatan penularan sudah mencapai enam generasi. Pasien kluster itu tidak hanya para pedagang dan pembeli, tetapi sudah menular kepada anggota keluarga mereka.

Suasana di lorong pertokoan Fase 3 Pasar Raya Padang, Padang, Sumatera Barat, Rabu (29/4/2020) siang.
”Yang kami khawatirkan, tiap generasi sudah banyak kakinya (cabangnya). Sudah ada temuan kasus (positif Covid-19) di tempat lain (di kawasan pasar), seperti di kopas (koperasi pasar), banyak temuan kasus di sana. Dinkes Padang sedang melacaknya. Jadi, di Pasar Raya, bukan sekelompok saja. Takutnya sudah pindah arah (memunculkan kelompok baru),” kata Merry.
Merry menambahkan, Dinkes Padang sedang mengupayakan mengambil sampel swab 1.000 pedagang di Pasar Raya Padang dalam tiga hari ke depan. Pemeriksaan secara massal diharapkan dapat memutus rantai penularan di kluster Pasar Raya Padang.
Kendalanya, masih ada kekhawatiran pedagang bahwa pengambilan sampel swab menyakitkan atau khawatir tertular Covid-19 di tempat pengambilan sampel.
Kepala Dinas Pasar Kota Padang Andre Algamar mengatakan, hingga Kamis sudah ada 121 pedagang yang diambil sampel swab-nya. Pada Jumat (15/5) akan ada sekitar 100 pedagang lagi yang diambil sampelnya. Pengambilan sampel dilakukan bertahap hingga mencapai 1.000, terutama para pedagang di kawasan yang sudah ditemukan kasus positif Covid-19.
”Kami sudah sosialisasikan ke pedagang terkait pengambilan sampel. Kendalanya, masih ada kekhawatiran pedagang bahwa pengambilan sampel swab menyakitkan atau khawatir tertular Covid-19 di tempat pengambilan sampel. Padahal, pengambilan sampel dilakukan di tempat steril di puskesmas,” kata Andre.

Menurut Andre, pemeriksaan massal penting dilakukan terhadap para pedagang yang berisiko tinggi. Pemeriksaan ini untuk memutus rantai penularan dan memastikan kawasan Pasar Raya Padang steril dari kasus Covid-19. Dengan demikian, masyarakat tidak cemas ketika berbelanja ke pasar.
Andre melanjutkan, pedagang yang positif Covid-19 bisa segera diisolasi dan tidak menularkannya kepada orang lain. Sementara itu, pedagang yang negatif Covid-19 bisa kembali berdagang. ”Intinya, kami ingin Pasar Raya Padang cepat pulih. Ini untuk kepentingan semua. Hal itu yang ingin kami sampaikan ke pedagang. Saat ini, orang takut ke pasar sehingga ekonomi tidak bergerak,” ujarnya.
Baca juga: Pemulihan Ekonomi Nasional Butuh Dana Rp 318,09 Triliun
Sembari menunggu proses pemeriksaan, kata Andre, setiap hari petugas pemadam kebakaran dan PMI menyemprotkan disinfektan ke lorong-lorong dan sekitar kios di Pasar Raya Padang. Pedagang juga diimbau menyemprot kiosnya secara mandiri, menggunakan masker, dan menjaga jarak. Pemkot Padang juga menyediakan fasilitas cuci tangan di sejumlah titik di pasar.
Terkait opsi penutupan total sementara Pasar Raya Padang, Andre mengatakan, itu merupakan pilihan terakhir. Untuk kondisi saat ini, apalagi menjelang Lebaran, penutupan pasar sulit dilakukan karena Pasar Raya Padang adalah salah satu pusat perekonomian di Kota Padang.