Ratusan Pedagang di Pasar Tradisional Surabaya Jalani Tes Cepat Covid-19
Ratusan pedagang di sejumlah pasar tradisional di Surabaya, Jawa Timur, mengikuti tes cepat Covid-19. Dari 150 sampel yang diperiksa, 55 sampel dinyatakan reaktif.
Oleh
IQBAL BASYARI
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Ratusan pedagang di sejumlah pasar tradisional di Surabaya, Jawa Timur, mengikuti tes cepat atau rapid test Covid-19. Tes cepat kepada pedagang dilakukan sebagai bagian dari penelusuran kontak para pembeli di pasar tradisional yang telah dinyatakan positif.
Kepala Bagian Administrasi Perekonomian dan Usaha Daerah Kota Surabaya Agus Hebi Djuniantoro mengatakan, pihaknya terus melakukan penelusuran kontak pasien-pasien positif. Dari beberapa pasien positif, diketahui mereka tinggal di dekat pasar dan sering beraktivitas di pasar-pasar tersebut.
”Penelusuran kontak dari sejumlah pasien positif menunjukkan mereka sering beraktivitas di pasar sehingga kami perlu memastikan kemungkinan adanya pedagang yang tertular,” katanya di Surabaya, Kamis (14/5/2020).
Selama dua hari terakhir, Rabu-Kamis, 13-14 Mei, ada 150 pedagang di tiga pasar yang mengikuti tes cepat. Pasar yang menjadi sasaran adalah Pasar Kembang, Pasar Keputran, dan Pasar Genteng Baru yang masing-masing diikuti 50 pedagang dan buruh yang bekerja di pasar tersebut.
Di Pasar Genteng Baru, ada 25 orang dengan hasil tes reaktif, Pasar Keputran sebanyak 15 orang reaktif, dan Pasar Kembang 15 reaktif. Pedagang yang hasil tes cepat menunjukkan reaktif akan mengikuti tes usap tenggorokan. ”Langkah selanjutnya di ketiga pasar itu masih kami koordinasikan, apakah ditutup atau karantina sebagian,” ucap Hebi.
Seminggu sebelumnya, Kamis, 7 Mei, sebanyak 30 pedagang di Pasar Simo dan Pasar Simo Gunung juga menjalani tes cepat. Tes cepat dilakukan setelah dua pedagang meninggal akibat Covid-19. Hasilnya, ada lima pedagang dengan hasil tes menunjukkan reaktif positif. Kedua pasar tersebut kemudian ditutup sementara selama dua minggu.
Di Pasar Genteng Baru, ada 25 orang dengan hasil tes reaktif, Pasar Keputran sebanyak 15 orang reaktif, dan Pasar Kembang 15 reaktif. Pedagang yang hasil tes cepat menunjukkan reaktif akan mengikuti tes usap tenggorokan.
Selain Pasar Simo dan Simo Gunung, pasar tradisional lain yang sudah ditutup adalah Pasar PPI di Jalan Gresik (26 kasus positif) pada 15 April 2020, Pasar Kupang Gunung (2 kasus positif) ditutup 3 Mei 2020, dan Pasar Jojoran (1 kasus positif) ditutup 5 Mei 2020. Sementara dua pusat grosir pakaian yang ditutup adalah Pasar Kapasan (1 kasus positif) pada 4 April 2020 dan pusat grosir Surabaya (4 kasus positif) pada 5 April 2020.
Untuk mengurangi risiko penularan Covid-19 di pasar tradisional, Pemerintah Kota Surabaya memperketat pengawasan protokol kesehatan. Setiap pedagang dan pembeli di pasar wajib menggunakan masker dan mencuci tangan. Jarak antarpedagang di kios pun minimal 1 meter dan harus menjaga jarak saat melayani pembeli. Setiap pedagang juga wajib menggunakan sarung tangan.
”Kami terus mengingatkan agar uang yang digunakan untuk bertransaksi selalu dibersihkan dengan cairan disinfektan karena berpotensi menjadi media pembawa virus,” ucap Hebi.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmanita mengatakan, penelusuran kontak pasien positif dilakukan dari lingkup keluarga, tetangga, hingga aktivitasnya sehari-hari. Penelusuran kontak itu diiringi dengan tes cepat untuk memastikan penularan kepada orang lain. ”Sudah lebih dari 9.000 orang mengikuti tes cepat sehingga kasus positif yang ditemukan juga banyak,” ujarnya.