PSBB Belum Efektif, Kasus di Kalteng Cenderung Naik
Dalam seminggu belakangan, kasus positif korona di Kalimantan Tengah cenderung meningkat. Pembatasan sosial berskala besar belum efektif memutus mata rantai penyebaran virus.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·4 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Kasus positif Covid-19 di Kalimantan Tengah cenderung meningkat. Pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar atau PSBB dinilai belum efektif memutus mata rantai peyebaran virus korona baru. Pemerintah daerah akan mengevaluasi pelaksanaan PSBB.
Hal itu terungkap dalam diskusi yang diselenggarakan oleh Borneo Institute (BIT) bertema ”Suara Masyarakat Palangkaraya tentang Covid-19”, di Palangkaraya, Kamis (14/5/2020). Diskusi dihadiri Ketua Komite I DPD Agustin Teras Narang, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalteng Suyuti Syamsul, Ketua DPRD Kota Palangkaraya Sigit K Yunianto, Kepala Dinas Kesehatan Kota Palangkaraya Andjar Purnomo, dan Ketua PWI Kalteng Haris Sadikin.
Direktur BIT Yanedi Jagau menjelaskan, peningkatan kasus positif di Kalimantan Tengah dipicu oleh beberapa faktor, antara lain minimnya sosialisasi terkait korona dan aktivitas masyarakat di luar rumah masih tinggi. Hasil riset BIT menunjukkan, 60,7 persen RT dan RW tidak berperan aktif dalam melakukan sosialisasi serta upaya pencegahan penyebaran virus. Selain itu, masih ada 22,3 persen warga yang tidak mengikuti protokol kesehatan atau hanya mengikuti sebagian.
”Ini perlu ada masukan dan perhatian dari pemerintah sehingga pembatasan sosial yang sampai saat ini masih menjadi solusi untuk pemutusan penyebaran kasus itu bisa maksimal,” kata Yanedi.
Data Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Kalteng menunjukkan, belum pernah terjadi penurunan kasus positif di Kalteng. Lonjakan terjadi beberapa kali, salah satunya pada Senin (11/5/2020), dari 206 kasus menjadi 223 kasus pada hari Selasa.
Wakil Ketua Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Kalteng Suyuti Syamsul menjelaskan, tren memang naik, tetapi kasus pasien sembuh juga meningkat. Bahkan, dalam 24 jam sejak Rabu (13/5/2020) sampai Kamis (14/5/2020) tidak ada penambahan kasus positif.
”Kabar gembiranya kasus positif tidak bertambah, tetapi yang sembuh bertambah. Semoga ini bisa dipertahankan,” kata Suyuti yang juga kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalteng.
Kabar gembiranya kasus positif tidak bertambah, tetapi yang sembuh bertambah. Semoga ini bisa dipertahankan.
Suyuti menjelaskan, saat ini pihaknya memiliki tiga alat pemeriksaan swab. Satu alat dibeli langsung, sedangkan dua alat lainnya merupakan bantuan dari beberapa lembaga, termasuk pemerintah pusat. Dengan ketiga alat itu, pihaknya mampu memeriksa 150-200 sampel dalam sehari.
”Jadi, kami bisa memeriksa lebih banyak dan lebih cepat daripada sebelumnya saat kami kirim ke luar daerah,” kata Suyuti.
Tempat karantina
Kepala Dinas Kota Palangkaraya Andjar Hari Purnomo menjelaskan, pihaknya juga menyiapkan asrama haji untuk mengarantina orang tanpa gejala (OTG). OTG merupakan jaringan kontak positif yang juga pasien positif, tetapi tanpa gejala.
”Kami berupaya maksimal untuk menangani pasien, juga memantau dan mengawasi jaringan kontaknya, tetapi kesadaran masyarakat untuk tetap berada di rumah itulah yang penting,” kata Andjar.
Sigit K Yunianto, yang merupakan anggota Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 di Palangkaraya, menjelaskan, PSBB di setiap daerah tidak bisa disamakan. Di Palangkaraya, PSBB sedari awal dilaksanakan dengan pelonggaran khusus, seperti tetap membolehkan pelaku usaha untuk tetap beraktivitas di luar rumah.
”Ini PSBB yang humanis, ini bukan lockdown, jadi tidak bisa disamakan. Memang pasti tidak sempurna, tetapi kami terus berupaya maksimal menjalankannya,” kata Sigit.
Ini PSBB yang humanis, ini bukan lockdown, jadi tidak bisa disamakan. Memang pasti tidak sempurna, tetapi kami terus berupaya maksimal menjalankannya.
Sigit menambahkan, salah satu lokasi yang paling sulit diatur adalah pasar. Jarak yang sudah ditentukan oleh pemerintah belum sepenuhnya dijalankan antara pembeli dan pedagang atau antarpedagang. Menurut rencana, beberapa pasar yang masih ramai akan direlokasi atau lokasinya dibagi ke beberapa lokasi.
”Kami pasti akan lakukan evaluasi berkala dalam konteks pembatasan sosial ini. Hasil evaluasi itu akan menjadi keputusan pimpinan daerah untuk memperpanjang (PSBB) atau tidak,” ujarnya.
Agustin Teras Narang menambahkan, saat ini bukan saat yang tepat untuk saling menyalahkan. Ia meminta semua pihak untuk berkomitmen membantu masyarakat yang betul-betul terdampak dan melindungi tenaga kesehatan yang menangani langsung pasien.
”Jadi, harus berjalan seimbang antara penanganan pasien dan upaya pencegahan, anggaran yang disediakan banyak dan ada banyak program mulai dari pusat hingga ke daerah untuk menjawab persoalan-persoalan itu,” kata mantan Gubernur Kalteng dua periode tersebut.
Teras Narang meminta pemerintah harus hadir di tiap-tiap desa, bahkan RT dan RW. Ia kembali mengingatkan pemerintah daerah soal bantuan sosial yang harus diterima masyarakat secepatnya dan tepat sasaran. ”Bansos harus tepat sasaran dan harus bermanfaat di tengah bencana non-alam ini,” katanya.