Patroli Kepatuhan Protokol Kesehatan di Kota Semarang Ditingkatkan
Ada tren positif terkait jumlah pasien Covid-19 yang sembuh di Kota Semarang. Kendati demikian, patroli terhadap kepatuhan dalam protokol kesehatan terus dilakukan. Pembatasan kegiatan masyarakat dapat diperpanjang.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·2 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Pemerintah Kota Semarang, Jawa Tengah, bersama instansi terkait meningkatkan patroli terkait protokol kesehatan demi memutus jalur penularan Covid-19. Pembatasan kegiatan masyarakat berpeluang diperpanjang.
Berdasarkan pantauan pada Kamis (14/5/2020) siang hingga sore, kendaraan masih memadati sejumlah ruas di Kota Semarang. Namun, sebagian besar warga telah mengenakan masker. Pos pantau terdapat di sejumlah titik perbatasan kota.
Adapun Pemerintah Kota Semarang memberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PKM) selama 28 hari sejak 27 April 2020. Dalam pemberlakuan PKM, masyarakat masih bisa berkegiatan, tetapi dengan kontrol yang ketat. Prinsip jaga jarak pun diperhatikan.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengatakan, ada perkembangan bagus terkait Covid-19, yakni angka kesembuhan meningkat dari 70 orang sebelum pemberlakuan PKM hingga kini lebih dari 200 orang. Pasien Covid-19 yang dirawat kini sejumlah 55 orang.
Kendati demikian, ia meminta masyarakat tak lengah. ”Kami terus meningkatkan patroli bersama dengan rekan-rekan di satuan wilayah. Termasuk juga pemantauan kendaraan yang datang dari luar yang hendak masuk ke Kota Semarang,” kata Hendrar.
Ia menuturkan, upaya lebih keras diperlukan seiring diperbolehkannya orang dengan pengecualian untuk melakukan perjalanan, sesuai ketentuan pemerintah pusat. Namun, Hendrar memastikan, pengecekan terhadap pendatang akan dilakukan sesuai prosedur.
Ia pun akan terus mengevaluasi menjelang pemberlakuan PKM yang berakhir akhir Mei. ”Kami akan lihat. Kalau belum sempurna, bukan hanya perpanjangan PKM, mungkin PSBB (pembatasan sosial berskala besar) bisa dilakukan. Saat ini, yang utama agar masyarakat mengikuti SOP (prosedur standar operasi),” tuturnya.
Menurut data Pemkot Semarang, Kamis (14/5/2020), terdapat 298 kasus positif Covid-19 kumulatif dengan rincian 55 dirawat, 213 sembuh, dan 30 meninggal. Selain itu, ada 846 pasien dalam pengawasan (PDP) kumulatif dan 3.375 orang dalam pemantauan (ODP) kumulatif.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menuturkan, efektivitas pengendalian penyebaran Covid-19 ditempuh dengan upaya preventif (pencegahan) dan promotif (peningkatan kesehatan). Hal itu antara lain dengan program Jogo Tonggo dari Pemprov Jateng, yang melibatkan masyarakat.
”Satu contoh, saat ini orang mudik lebih terdata dengan baik atau rinci di desa-desa. Dengan demikian, ini relatif menjadi sistem kontrol, baik dari terkait kesehatan, keamanan, ekonomi, sosial, dan psikologis masyarakat,” ucapnya.
Menurut Ganjar, PKM, seperti yang diterapkan Kota Semarang dan Kabupaten Brebes, bukan sesuatu yang berjalan sendiri-sendiri dengan Jogo Tonggo. Namun, Jogo Tonggo atau saling menjaga sesama tetangga hanya komponen agar menguatkan pembatasan sosial dan penerapan protokol kesehatan.