Volume Lalu Lintas Mudik dan Balik Diprediksi Turun Signifikan Tahun Ini
Jasa Marga memperkirakan volume lalu lintas kendaraan turun 62,5 persen pada arus mudik dan turun 58,7 persen pada arus balik Lebaran tahun 2020. Penghitungan itu berdasarkan pada larangan mudik oleh pemerintah.
Oleh
C Anto Saptowalyono
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — PT Jasa Marga (Persero) Tbk memperkirakan volume lalu lintas arus mudik tahun 2020 akan turun 62,5 persen dan arus balik turun 58,7 persen terhadap volume lalu lintas saat pandemi Covid-19. Penurunan volume lalu lintas tersebut dihitung dengan asumsi tidak ada yang mudik atau balik seiring larangan mudik oleh pemerintah.
”Sehingga yang akan lewat adalah kendaraan logistik, kendaraan dinas, atau kendaraan-kendaraan yang diperbolehkan melintas,” kata Operations and Maintenance Manajemen Group Head PT Jasa Marga Fitri Wiyanti, pada konferensi pers virtual Jasa Marga Siaga Lebaran Tahun 2020 di Jakarta, Selasa (12/5/2020).
Fitri menuturkan, puncak arus mudik diperkirakan terjadi pada 21 Mei 2020, sedangkan puncak arus balik terjadi pada 25 Mei 2020. Distribusi lalu lintas dari Jabodetabek ke arah barat diperkirakan sebesar 22 persen, ke arah selatan 18 persen, dan ke arah timur 60 persen. ”Sebanyak 57 persen dari yang ke arah timur itu ke Trans-Jawa dan 43 persen akan ke Jalur Selatan,” ujar Fitri.
Sebagai gambaran, Jasa Marga mendata rata-rata lalu lintas yang keluar ke arah timur dari Gerbang Tol Cikatama 1 dan Kalitama 1 pada masa Covid-19 (periode pendataan 16 Maret-9 Mei 2020) adalah 24.302 unit atau turun 43,06 persen dibandingkan dengan kondisi normal (periode 2-29 Februari 2020).
”Lalu lintas yang mengarah ke barat, kami mencatatnya di Gerbang Tol Cikupa, turun 34,64 persen dari kondisi normal. Kemudian di Ciawi atau arah selatan kondisinya 44,19 persen dari rata-rata kondisi normal lalu lintas pada Februari 2020,” kata Fitri.
Pada 16 Maret-9 Mei 2020 tersebut rata-rata volume lalu lintas yang keluar dari Jakarta di Gerbang Tol Cikupa tercatat 14.853 unit dan di Gerbang Tol Ciawi 1 sebanyak 13.638 unit. ”Kendaraan yang masuk Jakarta dari arah timur rata-rata lalu lintasnya 23.790 atau turun 42,70 persen dibandingkan dengan kondisi lalu lintas normal,” ujar Fitri.
Kendaraan yang masuk dari arah barat atau Cikupa pada 16 Maret-9 Mei 2020 mencapai 13.815 unit atau turun 33,21 persen dibandingkan dengan kondisi normal lalu lintas Februari 2020. Sementara itu, kendaraan dari arah selatan yang akan masuk ke Jabodetabek di Gerbang Tol Ciawi 2 mencapai 10.588 unit atau turun 41,4 persen dari kondisi normal Februari 2020.
”Terkait kesiapan layanan operasional Idul Fitri 1441 H, kami sudah melakukan beberapa kegiatan, kebijakan, atau strategi untuk tetap melakukan protokol kesehatan, baik di tempat istirahat, gerbang tol, maupun tempat-tempat layanan jalan tol yang langsung berhubungan langsung dengan pengguna jalan,” ujar Fitri.
Direktur Pengelolaan Gedung dan Fasilitas PT Jasamarga Related Business, Tita Paulina mengatakan pihaknya mengelola sekitar 25 tempat istirahat (rest area) dari 50 tempat istirahat lebih yang saat ini ada di ruas jalan tol milik Jasa Marga Group.
”Kami memastikan rest area di ruas Jasa Marga Group tetap beroperasi normal 24 jam, baik untuk toilet, SPBU, maupun masjid. Pujasera ada yang tetap beroperasi 24 jam, tetapi ada juga yang hanya beroperasi dari pukul 07.00 sampai 20.00, tergantung aturan di setiap daerah saat PSBB,” kata Tita.
Tita menuturkan, tempat istirahat adalah tempat berkumpulnya orang. Penularan dapat terjadi di tempat-tempat umum seperti itu. ”Jadi, kami sangat menekankan prosedur atau protokol pencegahan Covid-19 di kawasan tempat istirahat,” katanya.
Sementara itu, akademisi Program Studi Teknik Sipil Unika Soegijapranata dan Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia Pusat Djoko Setijowarno menuturkan hakikat atau esensi pembatasan atau pengendalian transportasi adalah mencegah penularan virus korona jenis baru.
Terkait hal tersebut, menurut Djoko, penting untuk memastikan seseorang yang mendapatkan pengecualian menggunakan transportasi umum benar-benar negatif Covid-19.