Satu pasien Covid-19 hasil transmisi lokal meninggal di RSUD Prof WZ Yohannes, Kupang, NTT. Ini merupakan kasus kematian perdana di provinsi tersebut sehingga perlu lebih waspada terhadap penyebaran virus korona.
Oleh
KORNELIS KEWA AMA
·3 menit baca
KUPANG, KOMPAS — Satu pasien Covid-19 yang dinyatakan sebagai hasil transmisi lokal dari pasien Covid-19 sebelumnya, meninggal dunia di RSUD Prof WZ Yohannes Kupang. Ini merupakan kasus kematian perdana di provinsi tersebut sehingga warga perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran virus korona.
Sampai Selasa (12/5/2020), 17 pasien Covid-19 dirawat di sejumlah rumah sakit di NTT. Ratusan spesimen dari 22 kabupaten/kota sedang antre untuk menjalani pemeriksaan PCR di Kupang. Sementara 16 eks penumpang KM Lambelu di Larantuka mengungkapkan aksi keprihatinan kepada pemerintah kabupaten setempat.
Makin cepat diketahui hasil makin cepat ditangani. Tim medis akan melakukan pelacakan sehingga mereka yang diduga telah berinteraksi dengan pasien-pasien yang dinyatakan positif segera ditangani. (Martinus Jelamu)
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Nusa Tenggara Timur (NTT) Marius Jelamu, di Kupang, Selasa malam, mengatakan, semua tim medis yang menangani pasien Covid-19 di RSUD Yohannes Kupang telah bekerja maksimal.
”Sekitar pukul 20.00 Wita kami mendapat telepon dari ruang isolasi perawatan pasien Covid-19 bahwa pasien Covid-19 yang sedang dirawat meninggal. Ini kematian perdana pasien Covid-19 di NTT. Pasien ini merupakan hasil transmisi lokal dari pasien Covid-19 sebelumnya, yang saat ini sudah dinyatakan sembuh,” kata Marius.
Pasien tersebut malam ini juga dimakamkan sesuai protokol tetap penguburan pasien Covid-19, dijalankan petugas medis dan tim Gugus Tugas Covid-19 lain. Pihak keluarga tidak diperkenankan hadir atau mendekat dalam prosesi pemakaman ini.
Sebelumnya, dua pasien Covid-19 dinyatakan sembuh, yakni masing-masing pasien yang dirawat di RSUD Yohannes Kupang dan di RS Bhayangkara Titus Uly. Kini, tersisa 15 pasien Covid-19. Sembilan orang dirawat di RS Bhayangkara Titus Uly, 1 pasien di RSUD Hendrik Fernandes Larantuka, 2 orang di RSUD Ba’a Rote, 1 orang di RSUD Soe, 1 orang di RSUD Aeramo Nagekeo, dan 2 pasien di RSUD Komodo Labuan Bajo.
Saat ini lebih dari 100 sampel spesimen dari 22 kabupaten/kota telah tiba di Laboratorium Biologi Molekuler RSUD Yohannes Kupang. Sampel spesimen ini diangkut dengan pesawat carter, ”Dimonim”, untuk dibawa ke lima titik di provinsi itu.
Menurut Jelamu, sistem kerja PCR Kupang semakin optimal sehingga dalam satu hari 48 sampel spessmen bisa diperiksa. Sampel yang telah tiba di Kupang bisa diperiksa dalam dua hari.
Sampel spesimen Covid-19 akan terus dikirim dari kabupaten/kota karena hasil tes cepat ada ratusan orang reaktif. Kebanyakan mereka masuk dalam kluster Gowa, Magetan, Sukabumi, dan KM Lambelu.
”Makin cepat diketahui hasil makin cepat ditangani. Tim medis akan melakukan pelacakan sehingga mereka yang diduga telah berinteraksi dengan pasien-pasien yang dinyatakan positif segera ditangani,” kata Jelamu.
Aksi keprihatinan
Sementara itu, 16 eks penumpang KM Lambelu yang dikarantina di Larantuka melakukan aksi keprihatinan terhadap Pemkab Flores Timur (Flotim). Selama di tempat karantina mereka tinggal berdampingan dalam satu ruangan, tanpa sekat. Alat-alat makan pun dicampur.
Arnold Ola (48), salah satu eks penumpang Lambelu, mengatakan, saat pemeriksaan tes cepat, beberapa pasien sudah dinyatakan reaktif, tetapi Pemkab Flotim tidak memisahkan pasien reaktif dengan mereka yang masih dinyatakan negatif. Pemkab tetap membiarkan mereka tinggal dalam satu barak sambil mengirim spesimen ke Kupang.
”Padahal, satu orang yang dinyatakan positif itu selama ini dia ada bersama kami. Dia memasak, menyediakan kopi, dan teh untuk kami semua di dalam barak dan tinggal bersama suaminya di dalam barak yang sama,” ujar Ola.
Ia mengusulkan agar proses karantina Covid-19 harus dilakukan secara tepat. Setiap orang berada di dalam ruangan sendiri, tidak boleh digabung. Dapur umum dibuat di luar ruangan karantina oleh orang lain, kemudian dibagikan kepada setiap pasien karantina, bukan dimasak oleh orang-orang yang dikarantina kemudian dibagikan kepada anggota karantina lain.