Penelusuran Kontak dan ”Swab” Masif Selama PSBB Jadi Andalan di Jabar
Penelusuran kontak dan pemeriksaan swab masif diharapkan mampu mempercepat pemetaan dan pencegahan penyebaran Covid-19 di Jawa Barat. Pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar diharapkan bisa membantu dua langkah itu.
Oleh
machradin wahyudi ritonga/cornelius helmy
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Penelusuran kontak pasien positif dan pemeriksaan swab masif diharapkan mampu mempercepat pemetaan dan pencegahan penyebaran Covid-19 di Jawa Barat. Pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar diharapkan bisa membantu dua langkah itu dilakukan maksimal.
Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat Berli Hamdani di Bandung, Senin (11/5/2020), mengatakan, penelusuran kontak terus dilakukan, khususnya terhadap orang-orang yang ada di lima kluster penularan. Kluster itu adalah seminar ekonomi syariah di Kabupaten Bogor, dua seminar keagamaan di Kota Bogor dan Kabupaten Bandung Barat, Musyawarah Daerah Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Jabar di Kabupaten Karawang, dan Setukpa Polri Kota Sukabumi.
Hasilnya, Berli mengklaim belum ditemukan lagi kasus penularan impor dari luar Jabar. Kasus penularan saat ini lebih dipicu transmisi lokal. ”Pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar ikut memengaruhi hal ini. Pergerakan orang bisa diminimalkan dan pemeriksaan swab semakin terus dilakukan,” katanya.
Sejauh ini, menurut Berli, sebanyak 15.500 swabkit sudah diberikan ke 10 daerah di Bogor-Depok-Bekasi dan Bandung Raya. Adapun total untuk semua daerah di Jabar sudah dibagikan 55.000 swab kit.
”Kami juga sudah melakukan 105.000 tes cepat. Hasilnya, 288 orang di antaranya dinyatakan reaktif dan akan segera dilakukan swab. Pelaksanaan protokol kesehatan lalu lintas transportasi di Jabar juga dilakukan,” katanya.
Berdasarkan pengamatan di salah satu loket pembelian travel Bandung-Jakarta di Jalan Dipatiukur, Kota Bandung, Senin (11/5) siang, hanya ada 3-5 penumpang yang tengah menunggu keberangkatan travel. Sebelum memesan tiket perjalanan, petugas terlebih dahulu meminta surat tugas dan kartu identitas karyawan dari calon pembeli tiket. Hal tersebut dilakukan untuk memastikan calon pembeli tidak mudik dan melakukan perjalanan bisnis sesuai pengecualian yang telah ditetapkan pemerintah.
Berdasarkan Surat Edaran dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 yang ditetapkan 6 Mei lalu, terdapat beberapa pengecualian perjalanan untuk beberapa kepentingan di tengah PSBB. Beberapa alasan yang diterima antara lain perjalanan pasien, pelayanan kesehatan, pelayanan kebutuhan dasar, serta fungsi ekonomi penting.
Meskipun diizinkan, pengelola moda transportasi tetap melaksanakan protokol kesehatan dengan menerapkan pembatasan fisik. Jadi, setiap kendaraan hanya bisa diisi maksimal 50 persen dari kapasitas total. Bahkan, beberapa perjalanan travel hanya menyediakan armada separuh dari biasanya. Hal ini terlihat dari jadwal keberangkatan yang berubah, dari jarak antar keberangkatan selama 1 jam menjadi 2 jam bahkan lebih.
Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Bandung Rosye Arosdiani Apip mengatakan, swab dilakukan kepada mereka yang terindikasi Covid-19 hasil dari tes cepat. Saat ini sudah dilakukan swab pada 300 orang di Kota Bandung. Berdasarkan data Pusat Informasi Covid-19 Kota Bandung, sebanyak 193 orang masih dirawat, sebanyak 35 orang meninggal, dan 45 orang lainnya sembuh.
”Pelaksanaan swab sudah lima kali di Kota Bandung. Seluruh hasil penelusuran kasus di puskesmas akan dilakukan swab. Saat hasil tes cepatnya positif, kita lakukan swab,” kata Rosye. Dinkes Kota Bandung melibatkan 80 puskesmas dalam menggelar tes cepat.