Jelang pelaksanaan PSBB di Malang Raya, bersamaan dengan Idul Fitri, stok pangan, utamanya beras, di wilayah tersebut masih aman. Selain stok di Bulog, pasokan beras juga dari panen raya yang masih berlangsung.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Jelang pembatasan sosial berskala besar dan Idul Fitri 1441 H yang kurang dari dua pekan, stok pangan, khususnya beras, di Malang Raya, Jawa Timur, masih mencukupi. Selain stok di gudang-gudang Bulog, pasokan juga disuplai produksi dari hasil panen raya.
Saat ini masih ada persediaan 27.000 ton beras medium di empat gudang Badan Urusan Logistik (Bulog) Subdivisi Regional Malang. Adapun panen raya di Malang masih akan berlangsung hingga Juni. Bahkan, setelah itu, diperkirakan masih akan ada panen secara sporadis karena waktu tanam di Malang tidak seragam.
Kepala Bulog Subdivre Malang Anita Andreani, Senin (11/5/2020), mengatakan, tidak ada kendala dalam hal distribusi pangan. Selama pembatasan sosial berskala besar (PSBB) berlangsung, distribusi pangan tetap diperbolehkan.
”Kalau dari sisi Bulog, stok tetap aman karena dengan 27.000 ton, saya pikir mencukupi, baik selama PSBB maupun kebutuhan hingga beberapa bulan,” katanya.
Selama pandemi Covid-19, menurut Anita, pihaknya memang kerap mendapatkan pesanan beras untuk kebutuhan bantuan sosial masyarakat. Pesanan paket datang dari badan usaha milik negara, swasta, dan politisi.
Jumlah pesanan bervariasi, berkisar 500-12.500 paket dengan nilai nominal Rp 95.000-Rp 100.000 per paket. ”Begitu pula untuk keperluan keagamaan, seperti zakat fitrah. Kami juga menyediakan kemasan 3 kilogram bagi yang membutuhkan,” ucapnya.
Dihubungi secara terpisah, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Malang Nasri Abdul Wahid mengatakan, persediaan pangan di wilayahnya mencukupi karena sampai Mei ini terdapat surplus hingga 23.980 ton beras. Adapun kebutuhan beras di Kabupaten Malang untuk satu bulan rata-rata 18.750 ton.
Produksi padi selama 2020 aman meski sempat ada gangguan berupa hama tikus.
”Jadi, masih ada sisa. Hasil panen Juni, Juli, dan Agustus akan menambah cadangan pangan,” kata Nasri.
Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (DTPHP) Kabupaten Malang Budiar Anwar juga memperkirakan, produksi padi selama 2020 aman meski sempat ada gangguan berupa hama tikus.
Pada musim tanam pertama tahun ini, ada sekitar 170 hektar tanaman padi di Kabupaten Malang yang rusak ringan hingga berat akibat serangan tikus. Serangan hama hampir merata di semua kecamatan dengan luas lahan terancam mencapai 2.500 hektar yang puncak serangannya terjadi Maret-April.
DTPHP Kabupaten Malang juga baru saja menyerahkan bantuan 124 kompor tikus teknologi terbaru dari elpiji kepada tiga kelompok tani yang mewakili 31 kelompok tani di Kabupaten Malang. Peralatan ini diberikan untuk membantu petani dalam menangani hama tikus.
Dari catatan Kompas, dengan produktivitas rata-rata 7,9 ton per hektar, produksi padi di Kabupaten Malang hingga akhir Maret 2020 baru mencapai 88.803 ton gabah kering giling (GKG). Angka ini sedikit di bawah periode yang sama tahun 2019 sebanyak 134.884 ton GKG.
Disparitas produksi terjadi akibat mundurnya awal musim tanam karena pengaruh musim hujan yang mundur satu bulan.
Disparitas ini terjadi akibat mundurnya awal musim tanam karena pengaruh musim hujan yang mundur satu bulan. Dengan begitu, puncak musim panen bergeser dari biasanya Maret-Mei menjadi April-Juni.
Pada 2019, Kabupaten Malang diketahui surplus beras 85.864 ton. Angka ini naik 7,78 persen dari tahun 2018 yang hanya surplus 79.669 ton. Sepanjang 2019, panen padi di Kabupaten Malang mencapai 510.091 ton GKG dari total luas sawah 45.888 hektar.