Jadi Alternatif Relokasi Pabrik Farmasi AS, Brebes Tunggu Rencana Induk
Pemerintah Kabupaten Brebes, Jateng, masih menunggu rencana induk dan penentuan lokasi Kawasan Industri Brebes (KIB). KIB direncanakan menjadi salah satu tempat relokasi pabrik farmasi Amerika Serikat dari China.
Oleh
KRISTI UTAMI
·3 menit baca
BREBES, KOMPAS — Pemerintah Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, menyambut baik rencana pemerintah pusat mengusulkan Kawasan Industri Brebes sebagai salah satu tempat relokasi pabrik farmasi dan obat-obatan milik Amerika Serikat dari China. Saat ini, pemerintah setempat masih menunggu penyusunan rencana induk dan penetapan lokasi kawasan industri.
Dalam bincang santai dengan Stasiun Radio Republik Indonesia, beberapa waktu lalu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menyebutkan, Presiden Joko Widodo sudah berkoordinasi dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump terkait rencana AS merelokasi pabrik farmasi dan obat-obatan mereka dari China ke Indonesia.
Saat ini, pemerintah menyiapkan lahan yang bisa dijadikan tempat relokasi pabrik farmasi dan obat-obatan milik Amerika Serikat dari China. Lahan yang disiapkan seluas 4.000 hektar dan berada di Jateng. Salah satu yang dicalonkan berada di Kawasan Industri Brebes (KIB). Daerah lain yang dicalonkan yakni Jepara, Semarang, dan Kendal.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Brebes mengaku sudah mendengar kabar tersebut melalui pemberitaan. Namun, belum ada pemberitahuan resmi dari Pemerintah Provinsi Jateng kepada Pemkab Brebes terkait hal tersebut.
”Kami mempunyai lahan seluas 3.975 hektar di KIB. Kalau memang diminta, mungkin bisa masuk ke situ,” kata Kepala Badan Perencanaan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah Kabupaten Brebes Edy Kusmartono, Senin (11/5/2020).
Menurut Edy, saat ini pihaknya masih menunggu penyelesaian penyusunan rencana induk KIB dari PT Kawasan Industri Wijayakusuma yang ditunjuk pemerintah sebagai pengembang KIB. Selain itu, pemkab juga menunggu penetapan lokasi dari Gubernur Jateng Ganjar Pranowo yang sedianya dilakukan bulan ini.
Rencana induk KIB tersebut memuat rencana kerja, zonasi kawasan, skema bisnis, pembebasan lahan, dan penetapan konsorsium. Setelah rencana induk dan penentuan lokasi, pembangunan fisik baru bisa dimulai.
Pembebasan lahan selesai dilakukan pada 2020 dan pembangunan fisik sudah bisa dimulai pada 2021.
Edy mengatakan, dalam alur kerja percepatan pembangunan kawasan industri Brebes-Kota Tegal-Kabupaten Tegal-Kabupaten Pemalang (Bregasmalang) ditargetkan, pembebasan lahan selesai dilakukan 2020 dan pembangunan fisik sudah bisa dimulai pada 2021. Pada 2022 diharapkan sudah ada yang beroperasi, termasuk fasilitas penunjang KIB.
Fasilitas penunjang kawasan industri meliputi prasarana konservasi sumber daya air Sungai Pemali, sarana pengendalian banjir dan rob, jalan lingkar industri Brebes-Tegal, pelintasan tidak sebidang kereta api ruas Pejagan-Ketanggungan, Jalan Tol Pejagan-Cilacap, tempat pengolahan akhir sampah di Ketanggungan, serta pipa gas transmisi Cirebon-Semarang.
Sembari menunggu pembangunan fisik KIB, Pemkab Brebes juga akan menyiapkan sumber daya manusia terampil. Para calon pekerja dari Kabupaten Brebes akan dibekali keterampilan sesuai dengan kebutuhan KIB. Dengan demikian, tenaga kerja dari daerah itu bisa terserap di KIB.
”Pemkab Brebes sedang menyiapkan pembangunan politeknik industri dan balai latihan kerja yang ditujukan untuk meningkatkan keterampilan tenaga kerja Brebes. Hingga saat ini, ada sekitar 20.000 tenaga kerja Brebes yang siap untuk diserap di KIB,” ujar Edy.
Rencana relokasi pabrik farmasi dan obat-obatan milik AS ke KIB dinilai sebagai peluang oleh Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Brebes. Relokasi pabrik berpotensi menyerap tenaga kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Brebes.
Ketua Apindo Brebes Edi Suryono mengatakan, pihaknya ikut membantu menyiapkan tenaga kerja terampil yang sesuai dengan kebutuhan industri. Hal itu dilakukan dengan cara melatih tenaga kerja di lembaga pelatihan kerja (LPK) milik Apindo.
Relokasi pabrik berpotensi menyerap tenaga kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Brebes.
”Selama ini kami punya 35 LPK, salah satunya bergerak di bidang farmasi dan kesehatan. Setiap enam bulan sekali, kami bisa meluluskan sekitar 100 tenaga terampil di bidang tersebut,” kata Edi.
Menurut Edi, selama ini Apindo menyalurkan tenaga terampil dalam bidang farmasi dan kesehatan ke luar daerah atau ke luar negeri. Jika rencana relokasi pabrik farmasi dan obat-obatan Amerika Serikat terealisasi, Apindo akan menyalurkan tenaga kerja lulusan dari LPK mereka ke pabrik tersebut.