Sebanyak 15.500 Alat Tes Usap Disebar di Zona Merah Jabar
Sebanyak 15.500 alat tes disediakan untuk pemeriksaan metode polymerase chain reaction (PCR). Pergerakan warga yang terbatas akibat PSBB menjadi momentum untuk memetakan persebaran Covid-19.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·2 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Sebanyak 15.500 alat tes untuk pemeriksaan metode polymerase chain reaction (PCR) mulai disebar di 10 kabupaten dan kota di Jawa Barat. Pergerakan warga yang terbatas akibat pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar menjadi momentum memetakan persebaran Covid-19.
Daerah tersebut terdiri dari 10 kabupaten dan kota yang tersebar di kawasan Bogor-Depok-Bekasi (Bodebek) dan Bandung Raya. Daerah Bodebek meliputi Kota Bogor, Kota Bekasi, Kota Depok, Kabupaten Bogor, dan Kabupaten Bekasi. Sementara Bandug Raya terdiri dari Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Sumedang.
Menurut Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar Daud Achmad di Bandung, Minggu (10/5/2020), 10 daerah itu merupakan zona merah yang perlu diutamakan. Distribusi alat tes diharapkan bisa memetakan persebaran warga yang terpapar virus korona jenis baru ini.
Daud menuturkan, akurasi dari persebaran Covid-19 menjadi salah satu cara mengurangi laju persebaran Covid-19. ”Pelaksanaan PSBB tingkat provinsi akan lebih efektif bila disertai tes masif karena pergerakan masyarakat mulai menurun. Hal ini menyebabkan potensi penularan Covid-19 menjadi lebih rendah,” paparnya.
Menurut Daud, tes swab secara masif dilakukan untuk mendapatkan persebaran Covid-19 dengan komprehensif. Data tersebut berguna untuk memprediksi puncak kasus Covid-19 dan cara mengantisipasinya.
”Dari tes ini, kami mendapatkan gambaran jelas terkait angka positif di Jabar. Lalu, nanti tergambar kapan puncak kasusnya,” kata Daud.
Kota Bandung sebagai salah satu zona merah mendapatkan 1.400alat tes usap. Jumlah tersebut harus dihabiskan tepat sasaran. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Bandung Rosye Arosdiani Apip mengatakan, tes usap diutamakan untuk warga terindikasi Covid-19 dari hasil tes cepat.
Selain itu, warga berpotensi terpapar seperti orang dalam pemantauan (ODP), pasien dalam pengawasan (PDP), dan tokoh yang kerap berinteraksi dengan massa seperti pemuka agama juga mendapatkan atensi. Rosye berujar, data tersebut dihimpun petugas yang tersebar di 80 puskesmas. Fasilitas kesehatan ini juga membantu dalam pengambilan sampel, baik tes cepat maupun PCR.
”Tes usap ini sudah lima kali dilaksanakan. Setiap minggu di akhir pekan, seluruh hasil tracing (penelusuran) teman-teman akan melalui tes usap. Kami hubungi orangnya, kalau tidak mau, bisa kami tarik untuk ikut tes,” ujarnya.
Dinkes Kota Bandung, kata Rosye, sudah melakukan tes usap kepada 300 orang. Dengan tes usap yang masih dilakukan, dia berharap persebaran Covid-19 di Kota Bandung semakin jelas sehingga pihaknya bisa melakukan tindakan khusus memutus mata rantai penyebaran virus.