Ratusan Pasien di Surabaya Menunggu Hasil Tes ”Swab”
Pasien positif Covid-19 di Surabaya diperkirakan bertambah karena ada 805 orang yang telah melakukan tes usap tenggorokan masih menunggu hasil. Rumah sakit meningkatkan kapasitas untuk mengantisipasi penambahan pasien
Oleh
IQBAL BASYARI
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Jumlah pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Surabaya, Jawa Timur, diperkirakan masih terus bertambah dalam beberapa hari mendatang karena masih ada ratusan pasien yang menunggu hasil tes usap tenggorokan atau swab.
Wakil Koordinator Hubungan Masyarakat Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya Muhammad Fikser, di Surabaya, Sabtu (9/5/2020), mengatakan, Pemerintah Kota Surabaya memanfaatkan momentum pembatasan sosial berskala besar (PSBB) untuk melakukan tes massal Covid-19. Pengetesan massal dilakukan untuk memutus rantai penularan karena sebagian besar masyarakat melakukan aktivitas di rumah sehingga interaksi antarwarga berkurang.
Dia menuturkan, jumlah pasien yang melakukan tes usap tenggorokan selama PSBB meningkat dibandingkan dua bulan sebelumnya. Pada Maret hingga April, ada 230 orang yang melakukan tes dengan hasil 61 orang di antaranya terkonfirmasi positif.
Kemudian pada 1-8 Mei 2020, pengetesan meningkat menjadi 853 orang dengan hasil yang keluar sebanyak 48 orang positif. Sisanya ada 805 orang lainnya masih menunggu hasil. ”Dalam beberapa hari mendatang, kemungkinan jumlahnya akan terus bertambah karena pengetesan kita lebih masif,” ujar Fikser.
Pengetesan massal ini bisa dilakukan salah satunya karena dukungan dari berbagai instansi yang membantu penyediaan alat tes. Kementerian Kesehatan, misalnya, memberikan 4.000 reagen kit Covid-19 untuk tes usap tenggorokan warga Surabaya. Kemudian ada sekitar 4.250 alat tes cepat Covid-19 dari berbagai instansi dan swasta yang disumbangkan untuk menyukseskan pengetesan massal.
Protokol kesehatan harus terus dilaksanakan untuk memutus penularan.
Untuk mengantisipasi penambahan pasien tersebut, Pemkot Surabaya bekerja sama dengan sejumlah rumah sakit rujukan untuk meningkatkan kapasitas tempat tidur. Ada lebih dari 200 tempat tidur yang dipinjamkan ke tiga rumah sakit yang akan membangun ruang darurat. ”Proses perizinan kami pastikan mudah dan cepat,” kata Fikser.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmanita mengatakan, salah satu penyumbang penambahan pasien positif berasal dari kluster pabrik rokok dan kluster pasar tradisional. Jika ada warga terkonfirmasi positif, pihaknya melakukan penelusuran kontak dan melakukan tes cepat agar memutus rantai penularan.
Warga yang hasil tes cepat menunjukkan negatif diminta melakukan karantina mandiri selama 14 hari, sedangkan yang hasil tes reaktif harus mengikuti tes usap tenggorokan. ”Protokol kesehatan harus terus dilaksanakan untuk memutus penularan,” katanya.
Meskipun telah melakukan PSBB, pasien terkonfirmasi positif masih terus bertambah. Data sehari sebelum PSBB atau Senin (27/4/2020), di Surabaya tercatat 372 warga positif Covid-19 yang 51 jiwa di antaranya meninggal dan 73 orang dinyatakan sembuh.
Situasi pada Sabtu (9/5/2020) siang atau hari ke-12 PSBB, di Surabaya tercatat 592 warga positif yang 78 orang di antaranya meninggal dan 91 orang dinyatakan sembuh. Dengan kata lain, dalam 12 hari ada peningkatan 220 kasus atau rerata harian 18 kasus baru.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan, pelaksanaan PSBB di Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik yang akan berakhir pada 11 Mei akan diperpanjang selama dua minggu. PSBB tahap kedua yang berlangsung pada 12-25 Mei akan diperketat agar mampu memutus rantai penularan.
”Setelah telaah bagaimana infeksi ini bergerak, maka 70 persen infeksi bisa tetap bergerak di atas 14 hari. Oleh karena itu, 14 hari masa PSBB tidak cukup untuk bisa menjamin berhentinya penyebaran Covid-19,” ujarnya.