Kejujuran pasien Covid-19 dibutuhkan untuk menekan penyebaran. Di Banyumas, seorang pasien dari Jakarta tidak jujur atas riwayat penyakitnya dan mengancam keselamatan banyak orang.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·2 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — Bupati Banyumas Achmad Husein meminta warga Kabupaten Banyumas, terutama pendatang, untuk jujur atas riwayat penyakitnya. Seorang pasien positif Covid-19, perempuan berinisial S (40) dari Jakarta, tidak jujur kepada petugas di Banyumas sehingga mengancam keselamatan banyak orang.
”Ada tambahan pasien kabur dari Jakarta. Ini jadi masalah. Kabur dan sudah diterima di Desa Panembangan, Cilongok, tiga hari lalu. Sudah dikarantina bersama-sama di satu gedung dengan orang lain dan ada kontak dekat di desa,” tutur Husein melalui video yang diunggah di media sosialnya, Sabtu (9/5/2020) malam.
Ia mengatakan, pemerintah daerah baru saja mendapatkan informasi dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah dan Dinas Kesehatan DKI Jakarta bahwa pasien tersebut positif Covid-19. ”Pasien tersebut dalam pengawasan dan terkonfirmasi positif. Ini adalah pelajaran untuk kita. Tolong harusnya jujur supaya kita dapat menyelamatkan orang banyak karena ketidakjujuran inilah kami harus melacak begitu banyak orang yang sudah kontak dengan orang yang bersangkutan,” paparnya.
Husein menyampaikan, pasien tersebut datang ke Panembangan, Cilongok, pada 6 Mei 2020 menggunakan travel. Oleh petugas setempat, pasien langsung diisolasi di GOR Panembangan, Cilongok, Banyumas. ”Saat dilakukan screening, yang bersangkutan tidak jujur. Pasien kini sudah dievakuasi ke RSUD Ajibarang,” ujarnya.
Ada tambahan pasien kabur dari Jakarta. Ini jadi masalah. Kabur dan sudah diterima di Desa Panembangan, Cilongok, tiga hari lalu. Sudah dikarantina bersama-sama di satu gedung dengan orang lain dan ada kontak dekat di desa.
Kepala Dinas Kesehatan Banyumas Sadiyanto menambahkan, pasien perempuan tersebut dievakuasi ke RSUD Ajibarang, Banyumas, pada Sabtu pukul 10.00. Akibat ketidakjujuran pasien ini, setidaknya ada 10 orang yang telah kontak dengan pasien akan dilakukan tes cepat Covid-19. ”Di GOR Panembangan, ada 10 orang yang kontak erat dengan dia, termasuk petugas yang ada di situ. Dia belum kontak dengan keluarganya. Besok akan di-rapid test,” ucap Sadiyanto.
Menurut Sadiyanto, pemerintah daerah senantiasa mencurigai setiap pendatang yang berasal dari wilayah yang menerapkan pembatasan sosial berskala besar, apalagi dengan pasien yang positif Covid-19.
”Dari Jakarta saja yang belum positif sudah dicurigai karena ini PSBB, tapi ini sudah positif,” katanya. Sadiyanto belum mendapatkan informasi detail bagaimana dan seperti apa pasien ini bisa kabur dari Jakarta.
Hingga saat ini di Banyumas terdapat 48 orang yang positif Covid-19. Dari jumlah itu, sebanyak 3 orang meninggal, 12 orang sembuh, dan lainnya masih dirawat. Jumlah 48 orang itu bertambah 3 orang dari jumlah pasien positif pada 4 Mei 2020.
Jumlah itu bertambah antara lain hasil penelusuran dari tes cepat dan dilakukan tes usap (swab) terhadap orang-orang yang sudah kontak dengan salah satu pasien positif Covid-19 di Gandatapa, Kecamatan Sumbang, Banyumas.