Apresiasi terhadap Kesadaran Ratusan Warga Ambon Ikut Tes Cepat
Sebanyak 240 warga Kota Ambon, Maluku, mengikuti tes cepat Covid-19 pada Sabtu (9/5/2020). Tes massal itu dilakukan menyusul seorang pedagang di Pasar Mardika dinyatakan meninggal akibat terinfeksi virus korona.
Oleh
FRANS PATI HERIN
·4 menit baca
AMBON, KOMPAS — Sebanyak 240 warga Kota Ambon, Maluku, mengikuti tes cepat Covid-19 pada Sabtu (9/5/2020). Tes massal itu dilakukan menyusul seorang pedagang di Pasar Mardika, yakni LS (40), dinyatakan meninggal akibat terinfeksi virus korona baru. Kesadaran mengikuti tes dengan tujuan memutus rantai penularan Covid-19 itu diapresiasi pemerintah.
Menurut pantauan Kompas, banyak pedagang dengan kesadaran sendiri mulai mendatangi tempat pemeriksaan sejak Sabtu pagi. Mereka mengantre mendaftarkan diri kepada petugas, lalu diarahkan masuk ke bilik pemeriksaan. Pemeriksaan berlangsung hingga sore. Tempat pemeriksaan itu didirikan secara darurat di dalam Terminal Mardika yang berada satu kompleks dengan Pasar Mardika.
”Kami bersyukur bisa mengikuti tes ini gratis. Kami penasaran ingin tahu, jangan-jangan dalam tubuh kami sudah ada virus korona. Kalau sudah ada, kan, bisa langsung dirawat. Kami tidak mau bawa virus pulang ke rumah,” tutur seorang pedagang yang enggan menyebutkan namanya seusai menjalani tes cepat. Ia mengatakan, hasil tesnya tidak reaktif.
Pemeriksaan itu dilakukan menyusul kematian LS, penjual topi yang menyewa lapak di dalam Terminal Mardika. LS yang meninggal di Rumah Sakit Umum Daerah dr Haulussy Ambon pada Rabu, 6 Mei, dinyatakan positif terinfeksi virus korona. Ia dirawat di rumah sakit sejak Minggu, 3 Mei, lantaran mengalami gejala sesak napas dan batuk. Tes swab atau usap menunjukkan hasil positif.
Apabila ditemukan reaktif, akan dilakukan isolasi terpusat dalam pengawasan Dinas Kesehatan Kota Ambon dan selanjutnya dilakukan swab test terhadap orang tersebut secara tertutup.
Pedagang yang mengikuti tes dimaksud mengatakan menjual minuman di Terminal Mardika. Ia kerap melewati lapak milik korban LS, tetapi tidak pernah bersentuhan fisik dengan LS. Kendati demikian, ia khawatir, jangan sampai telah terjadi transmisi lokal dari korban LS ke orang lain hingga merambat ke dirinya. Selain berjualan di lapak, LS juga kerap menawarkan topi kepada penumpang di dalam angkutan kota.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Ambon Joy Adriaansz, sebagaimana siaran pers yang diterima Kompas, mengatakan, total warga yang mengikuti tes cepat itu 240 orang, sebagian besar adalah pedagang di pasar. Secara rinci, 151 orang di Terminal Mardika yang merupakan pedagang, sementara 89 orang lainnya dilakukan di Puskesmas Rijali, kompleks tempat tinggal LS. Joy mengapresiasi kesadaran warga untuk memeriksakan diri itu.
Terkait hasil tes cepat, pihak gugus tugas memutuskan untuk tidak mengumumkan. Belakangan, pengumuman hasil tes cepat menimbulkan polemik di masyarakat. ”Apabila ditemukan reaktif, akan dilakukan isolasi terpusat dalam pengawasan Dinas Kesehatan Kota Ambon dan selanjutnya dilakukan swab test terhadap orang tersebut secara tertutup,” kata Joy.
Ia mengimbau kepada masyarakat yang menerima pesan dalam bentuk apa pun terkait data orang yang mengikuti tes cepat agar tidak meneruskan pesan tersebut kepada yang lain.
”Kami berharap masyarakat dapat lebih bijak dalam menyikapi informasi yang berkembang saat ini. Kami sangat menghormati dan ingin menjaga perasaan dari saudara-saudara kami yang dengan keikhlasan mau mengikuti rapid test,” lanjut Joy.
Belum sadar
Menurut pantauan Kompas di pasar, jumlah pengunjung mulai berkurang. Beberapa lapak ditutup. Berkurangnya jumlah pengunjung ini mulai terjadi sejak awal merebaknya pandemi korona di Indonesia, kemudian terus berkurang setelah ada warga Kota Ambon yang dinyatakan positif Covid-19. Jumlah pengunjung semakin anjlok setelah LS dinyatakan meninggal akibat terinfeksi virus korona.
Kendati rentan penyebaran virus, masih banyak pedagang dan pengunjung yang tidak mengenakan masker. Ada pedagang yang memiliki masker, tetapi tidak dikenakan secara sempurna. Sebagian dari mereka sekadar menggantungkan tali masker di telinga. Ada juga yang memakai masker, tetapi hanya menutupi dagu, bukan mulut dan hidung sebagaimana mestinya. ”Kalau pakai masker terus, bisa sesak napas,” ujar La Alwi (45), pedagang sayur.
Banyak pengunjung pasar merasa terganggu dengan ketidakdisiplinan mereka yang tidak mengenakan masker itu. Andre Lopies (30), pengunjung, meminta pemerintah agar memberikan hukuman bagi pedagang yang tidak menerapkan protokol kesehatan. ”Tutup sementara tempat jualan mereka biar aman. Ketidakpatuhan mereka bisa merugikan banyak orang,” ujar Andrea.
Saat ini, transmisi lokal virus korona sudah terjadi di Ambon. Hingga Sabtu malam, jumlah pasien positif Covid-19 di Maluku sebanyak 32 orang. Dari jumlah itu, sebanyak 12 orang dinyatakan sembuh dan 2 orang meninggal. Pasien positif terbanyak di Kota Ambon, yakni 14 orang. Dua korban meninggal itu semuanya di Ambon. Adapun jumlah pasien dalam pengawasan sebanyak 30 orang dan orang dalam pemantauan sebanyak 54 orang.