Warga Masih Tak Patuhi PSBB, Tes Massal Disiapkan di Makassar
Penerapan PSBB di Makassar diperpanjang. Namun, kepatuhan warga masih rendah.
Oleh
Reny Sri Ayu
·3 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Seiring perpanjangan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Makassar, Sulawesi Selatan, Tim Gugus Tugas Covid-19 akan menggelar tes cepat massal bagi warga yang berisiko terpapar dan menularkan virus tersebut. Saat ini, penyebaran Covid-19 di Sulsel tak jelas lagi klusternya karena sudah merupakan transmisi lokal.
Perpanjangan pemberlakuan PSBB Makassar dimulai Jumat (8/5/2029) hingga 22 Mei. Perpanjangan ini berdasarkan Keputusan Wali Kota Makassar Nomor 1153/360/Tahun 2020. Makassar saat ini merupakan episentrum Covid-19 di Sulsel dan kawasan timur Indonesia.
Pantauan di Makassar sepanjang Jumat menunjukkan suasana kota yang kian ramai. Beragam toko mulai buka dan banyak pengunjung, sebagian tak ketat menerapkan protokol kesehatan, seperti jaga jarak dan mengenakan masker.
Toko-toko atau tempat usaha yang buka itu bukan lagi yang masuk kategori diizinkan beroperasi dalam aturan PSBB, melainkan toko pakaian, mainan, dan peralatan rumah tangga. Warga juga kian ramai memenuhi jalan-jalan di dalam kota.
Terkait perpanjangan PSBB, Ismail H Ali, Juru Bicara Tim Gugus Tugas Covid-19 Kota Makassar, mengatakan, aturan dalam perpanjangan PSBB tetap mengacu pada aturan sebelumnya, yakni Peraturan Wali Kota Nomor 22/2020 saat pelaksanaan PSBB pertama kali pada 24 Maret lalu.
”Kalau hari ini (toko) banyak yang buka, itu sepertinya memanfaatkan transisi perpanjangan. Tapi, kami akan menegakkan aturan secara tegas dan terukur. Seperti pada pelaksanaan PSBB yang pertama kali, sejumlah toko kami tutup, bahkan cabut izinnya,” kata Ismail.
Ismail menambahkan, pihak Pemkot Makassar sudah mengundang sejumlah pemilik usaha, terutama yang memiliki jumlah karyawan besar, untuk diberi pemahaman dan sosialisasi. Misalnya, aturan soal usaha yang tetap bisa jalan dan waktu operasional selama PSBB.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Sulsel dr Ichsan Mustari mengatakan, untuk memaksimalkan perpanjangan PSBB dan memutus mata rantai penyebaran Covid-19, tes cepat (rapid test) secara massal akan dilakukan. ”Tes massal akan dilakukan mulai Selasa (12/5/2020),” katanya.
Menurut Ichsan, tes menyasar orang-orang yang berisiko terpapar dan juga menjangkiti orang lain. Mereka di antaranya pedagang pasar, tukang parkir, dan pengemudi ojek daring. ”Kami sedang menyiapkan peralatan, semoga semua bisa terlaksana,” katanya.
Ichsan menambahkan, terkait evaluasi pelaksanaan PSBB Kota Makassar, ada kecenderungan berkurangnya penambahan kasus positif. Sejak awal Mei, penambahan kasus positif baru di ibu kota Sulsel itu bisa mencapai 24 kasus per hari. ”Namun, saat ini, paling tinggi 11 kasus, dan itu penambahan pada Jumat (8/5/2020),” ujarnya.
Menurut dia, ini adalah tren yang menggembirakan dan diharapkan terus turun. Ini juga salah satu dampak isolasi terhadap orang dalam pemantauan (ODP) dan orang tanpa gejala (OTG). Saat ini, ada lebih dari 300 orang yang diisolasi di beberapa hotel di Makassar.
”Nantinya, seusai tes massal, kami juga akan mengisolasi orang-orang yang hasil tesnya reaktif sembari menyiapkan pemeriksaan swab (usap tenggorok),” kata Ichsan.
Ia mengingatkan, isolasi menjadi sangat penting karena tren penyebaran virus korona di Makassar tak lagi mengenal kluster. Hal itu disebabkan penyakit ini sudah menyebar melalui transmisi lokal.
Sementara itu, terkait pemeriksaan laboratorium PCR, Ichsan mengatakan, empat laboratorium tambahan akan beroperasi pekan depan. Kapasitas pemeriksaan keempat laboratorium itu adalah 509-600 spesimen per hari.
Penambahan laboratorium ini diharapkan membuat tes PCR bisa lebih cepat dan lebih banyak dilakukan. Saat ini, Sulsel memiliki tiga laboratorium PCR. Selain untuk wilayah Sulsel, laboratorium tersebut juga memeriksa spesimen dari sejumlah provinsi lain di kawasan timur Indonesia.