Pemkab Sleman akan melakukan tes cepat kepada pengunjung sebuah toko grosir di Kecamatan Mlati. Ini bagian penelusuran kontak dari seorang pasien positif.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
SLEMAN, KOMPAS — Pemerintah Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, akan melakukan tes cepat kepada pengunjung sebuah toko grosir di Kecamatan Mlati. Hal itu menjadi bagian penelusuran kontak seorang pasien positif Covid-19 yang sempat bekerja di toko tersebut. Penjaringan pengunjung toko itu pun dilakukan lewat aplikasi daring.
Bupati Sleman Sri Purnomo, Jumat (8/5/2020), menyampaikan, tes cepat (rapid test) tersebut akan digelar tiga hari berturut-turut mulai Selasa (12/5/2020) hingga Kamis (14/5/2020). Adapun lokasi di Gedung Olahraga Pangukan, Kabupaten Sleman. ”Kami upayakan dalam satu hari ada 500 orang yang dites. Jadi, kami menyediakan kuota untuk 1.500 orang,” kata Sri.
Sri menjelaskan, pendaftaran tes cepat itu dilakukan secara daring melalui aplikasi yang sedang disusun Dinas Komunikasi dan Informatika Sleman. Menurut rencana, pendaftaran dimulai pada Minggu (10/5/2020) pagi.
Orang yang bisa mendaftarkan diri untuk mengikuti tes cepat itu adalah mereka yang berkunjung ke toko grosir itu dalam periode 19 April 2020 hingga 4 Mei 2020.
Kepala Dinas Kesehatan Sleman Joko Hastaryo mengungkapkan, 1.500 alat tes yang tersedia diprioritaskan bagi pengunjung yang warga Sleman. Pihaknya akan menghubungi dinas kabupaten/kota lainnya apabila ada penduduk dari luar Sleman yang ternyata juga berkunjung ke toko grosir tersebut agar bisa dilakukan tes cepat bagi mereka.
Secara teknis, Joko menyatakan, dalam satu hari, tes cepat akan berlangsung selama tiga jam. Sebanyak 10 tim diterjunkan untuk melakukan tes cepat kepada 500 orang per harinya.
Peserta tes cepat bakal dihubungi melalui nomor telepon yang didaftarkan sebelum menjalani tes cepat. Dengan kondisi itu, diharapkan pembatasan fisik dapat diterapkan.
Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan, pihaknya juga menyiapkan tes cepat bagi warga Kota Yogyakarta yang pernah berkunjung ke toko grosir tersebut. Penjaringan peserta tes cepat juga dilakukan secara daring melalui situs resmi Pemerintah Kota Yogyakarta, yaitu corona.jogjakota.go.id. Warga yang sudah mendaftar akan mendapat panggilan dari puskesmas terdekat sebelum pelaksanaan tes cepat.
”Kami akan melakukan rapid test kepada 700 warga. Harapannya, kami bisa menelusuri persebarannya terkait toko grosir tersebut. Ini juga akan ditindaklanjuti dengan tracing (penelusuran) terhadap titik-titik pertemuan yang punya potensi sebagai titik sebaran,” kata Heroe.
Riris Andono Ahmad, anggota Gugus Tugas Penanganan dan Pencegahan Covid-19 DIY, melaporkan, terdapat kluster penularan besar baru yang terbentuk, yakni kluster Indogrosir. Kluster itu merupakan hasil penelusuran Dinas Kesehatan Sleman dengan adanya temuan seorang pasien positif pada 24 April yang ternyata sempat bekerja di toko grosir tersebut.
Menurut hasil investigasi, ada 10 kontak erat pertama pasien tersebut. Seusai tes cepat, terdapat lima orang yang menunjukkan hasil reaktif. Kemudian, tiga orang di antaranya dilaporkan sebagai kasus positif, Jumat ini. Mereka tercatat sebagai Kasus 141 (laki-laki, 25 tahun), Kasus 142 (laki-laki, 43 tahun), dan Kasus 143 (laki-laki, 49 tahun). Ketiganya merupakan warga Bantul.
Dinas Kesehatan Sleman telah melakukan tes cepat kepada 344 orang hingga Jumat ini. Jumlah itu terdiri dari pegawai hingga petugas promosi produk (sales promotion). Sebanyak 60 orang menunjukkan hasil reaktif tes cepat. Jumlah tersebut termasuk dari lima hasil reaktif pada kontak erat pertama yang disebutkan sebelumnya.
”Salah satu konsekuensinya, kita melihat kluster Indogrosir ada perluasan penularan komunitas yang berskala luas. Di Indogrosir, karyawannya tidak hanya dari Sleman, tetapi juga dari wilayah lain. Begitu juga pengunjungnya. Maka, harus dilakukan screening massal,” kata Riris, yang juga ahli epidemiologi Universitas Gadjah Mada.
Selain itu, Riris menyampaikan, pelaku bisnis ritel dan layanan jasa yang menimbulkan kerumunan perlu lebih membuka mata. Terbentuknya kluster Indogrosir membuat mereka harus menjamin diberlakukannya protokol pencegahan Covid-19. Tanpa itu, penularan dalam skala yang luas masih berpotensi terjadi lagi.